Suara musik dari band terkenal saat ini mengalun, menemani pengunjung kafe yang sekedar nongkrong atau bahkan ada yang sedang kerja kelompok di sana. Sebuah meja yang terletak di sudut paling aesthetic, sudah ada sepasang insan yang sedang bersenda gurau. Sudut yang menampakkan taman tengah kafe yang dipenuhi bunga berwarna-warni. Seorang perempuan sibuk berpose, dan satu lainnya memotretnya dengan senyuman mengembang.
"Shuaa-yaaa, kenapa ga bilang poniku ga rapi gini siih?" Lisa protes hasil photo Joshua yang tidak sesuai keinginannya. Padahal bagi Joshua, semuanya nampak cantik.
"Yaudah sini diphotoin lagi ya.." Joshua sabar sekali.
Menit demi menit berlalu, kegiatan mereka terpaksa berhenti saat hp Lisa berdering.
"Halo , Ma.."
...
"Iya Mama, abis ini.. Hm.." Lisa mematikan sambungan telepon.
"Mama nyuruh pulang?" Joshua penasaran.
"Iya.. Oh ya, kamu sekalian makan malam di rumah aja ya," pinta Lisa. Joshua mengangguk sambil tersenyum simpul.
"Yuk pulang," tangan Joshua mengulur dan disambut oleh Lisa dengan suka cita.
...***...
"Josh, soal yang ini susah deh," Lisa dan Joshua sekalian ngerjain PR buat besok.
"Mana?" dengan telaten Joshua menjelaskan pada Lisa.
Sesekali tangan Lisa nyomot kue yang udah disiapin oleh mamanya. Namun, matanya masih terus merhatiin penjelasan Joshua. Tangannya juga sesekali nyuapin Joshua kuenya. Jadinya Joshua beberapa kali susah ngomong karena sambil ngunyah.
"Nah udah ngerti kan? Sekarang coba kamu pecahin contoh soal nomor tiga yang mirip kayak yang tadi. Coba sambil kamu jelasin ke aku langkah-langkahnya," Joshua menggeser buku paketnya ke arah Lisa.
"Kok pake ngejelasin segala sih?" Lisa malas harus ngerjain soal sambil ngomong.
"Ya biar aku tau, kalo kamu bener-bener udah paham," Joshua menggeser piring kue agar lebih dekat ke dia.
Saat Lisa memulai penjelasannya, Joshua membalas suapan-suapan Lisa sebelumnya. Anehnya, Lisa juga terima-terima aja. Padahal dia udah abis makan banyak kue tadi. Joshua yang ngeliat Mama mulai berjalan ke arah mereka, sengaja memberi suapan kue yang cukup besar pada Lisa.
"Lisaaa, Kalo lagi ngomong jangan sambil makan dong. Ga sopan nak," Mama menepuk pelan tangan anaknya.
Joshua udah cekikikan di samping Lisa. Sementara Lisa udah ngelirik dengan tatapan siap membunuh. Menyadari dirinya dalam bahaya, Joshua segera berlindung di balik punggung Mama Lisa.
"Hei Joshua..! Tadi ulah kamu kan..!" Lisa udah berdiri sambil menggulung buku latihan soalnya.
"Eh.. eh.. ini apa kok malah jadi kejar-kejaran? Kalian ini, kayak anak kecil aja," Mama Lisa yang sedang menjadi tameng dibuat pusing oleh dua pasang muda-mudi ini.
"Lisa tuh Ma, KDRT.." adu Joshua.
"Heh mulutnya.." Lisa tak terima.
Mama Lisa pun beranjak menuju kamarnya. Dua anak ini ga akan berhenti sampai tiga puluh menit ke depan. Jadi lebih baik ia kembali ke kamar. Pusing.
"Seru banget sih mainnya," seorang wanita paruh baya, namun tetap terlihat sangat cantik itu sudah berdiri di depan pintu.
"Bundaaaa," tanpa menunggu lama, Lisa melesat memeluk Bunda Joshua. Mereka pun berpelukan lama, saling menghapus rindu.
"Lama banget ke Amerikanya?" Joshua menghampiri bundanya yang sudah bersiap untuk pelukan lainnya. Seperti teletubbies, mereka berpelukan bertiga.
"Mama mana?" Tanya Bunda Joshua pada Lisa.
"Bentar, Lisa panggilin," Lisa segera menuju kamar sang Mama.
"Gimana Josh? Kangen Bunda?" Bunda memeluk anak semata wayangnya erat.
"Kok Bunda tau aku di rumah Lisa?" tanya Joshua.
"Memangnya kamu mau kemana lagi kalo ga di sini?" ejek Bunda.
"Eiihh Bunda," Joshua berdecak sebal. "Ayah mana?" tanya Joshua lagi.
"Ayah masih tinggal di sana. Nenek kamu masih harus ada yang ngawasin," Joshua mengangguk mengerti.
Di ruang keluarga yang hangat, kedua keluarga sedang melepas rindu. Obrolan demi obrolan berlalu, tanpa terasa waktu hampir tengah malam. Lisa sudah ngantuk sejak satu jam yang lalu.
"Lisa, masuk kamar gih," Joshua berbisik pada Lisa. Ia tidak ingin mengganggu obrolan bundanya dengan papa dan mama Lisa.
"Masih kangen Bunda, Shuaa," Lisa mencebik sedih.
"Besok nginep di rumah, oke?" Joshua dengan sabar membujuk Lisa.
Lisa mengangguk semangat. Lalu ia pamit untuk pergi tidur duluan. Secara tidak langsung itu menjadi alarm bagi para tetua untuk mengakhiri obrolan. Mereka saling berjanji untuk bertemu kembali di keesokan hari.
"Aku pulang ya. Kamu tidur," Joshua menepuk kepala Lisa lembut. Lisa hanya mengangguk dan tersenyum.
...***...
Jadwal pelajaran hari ini cukup ekstrem bagi Lisa. Berawal dengan Kimia, lalu lanjut Matematika, dan ditambah ada kuis dadakan. Lisa mau nangis rasanya. Ia menoleh pada Joshua. Joshua yang merasa dilihatin pun menoleh. Ia tertawa melihat wajah melas Lisa.
"Kepala gue mendidih," Lisa terkulai di atas mejanya.
"Ini bukan senin tapi kenapa gini amat sih," Rose pun tak kalah mengenaskan.
Lisa dan Rose menghela nafas. Mereka perlu memejamkan mata sebentar. Belum lama mata Lisa terpejam, sebuah botol super dingin menempel pada pipinya.
"Shuaaa..." Lisa kaget. Joshua malah cekikikan, merasa tak berdosa.
"Diminum, biar ga mendidih lagi," masih dengan senyum manisnya, Joshua membuka botol fruitea dingin itu dan memberikannya pada Lisa.
"Gue pengen punya pacar," Rose merana melihat pemandangan di hadapannya ini.
"Lah bukannya lo sama Jimin?" tanya Joshua.
Rose semakin mencebik kesal. Ia pun pergi sambil ngomel. Rose hanya perlu menjauh dari segala bentuk ke-uwuan Joshua dan Lisa. Begitu kok masih berani bilang bukan pacaran. Idih. Rose masih jengkel.
"Udah putus dia," Lisa yang bantu menjelaskan. Joshua hanya mengangguk.
"Mau makan ga?" Joshua mengalihkan pembicaraan. Lisa menggeleng. Makan mah nanti aja istirahat kedua. Sekarang belum terlalu laper. Begitulah pikir Lisa.
"Pas aku di kantin, aku denger gosip," Joshua tumben ngegosip. Lisa pun merasa aneh. Joshua sih cuek aja.
"Katanya bakal ada anak baru di kelas kita," lanjut Joshua.
"Lah aneh, kenapa pindah pas kelas tiga ya?" Lisa heran.
"Apa dia anak-anak bermasalah gitu kah?" Lisa mulai ngegosip.
"Mulutnya ih," Joshua mengusap wajah Lisa dari dahi sampai dagu. Lisa pun mencak-mencak gak terima.
"Joshuaaa.. Ihh..!" Lisa memukul lengan Joshua cukup keras.
"Awww,"
"Eh maafff, sakit? Mana sini?" Lisa panik dan merasa bersalah.
"Candaaa.." Joshua segera kabur, atau dia akan menjadi korban KDRT saat itu juga. Itu sangat tidak keren. Lisa sendiri langsung bangkit dan mengejar Joshua.
Lisa terlalu fokus pengen ngejar Joshua, tanpa ia sadari ada seseorang yang baru saja masuk ke kelas dan tabrakan pun terjadi.
"Eh lo anak TK ya?!! Ngapain lari-larian di dalam kelas sih?" ketus sekali anak ini. Hal ini sukses membuat Lisa kaget. Joshua pun segera menghampiri Lisa. Ia tak ingin Lisanya sampai kenapa-kenapa kan.
"Siapa sih dia?" bisik Lisa pada Joshua, yang dijawab dengan kedikan bahu saja.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
sudah biasa 😌
2023-05-14
0
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
gak fisika sekalian hei? biar kelar2 lgsg botak
2023-05-14
0
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
pusing kepala mama ngeliatin anaknya petakilan 🥲
2023-05-14
0