SEVENTEEN

SEVENTEEN

Joshua - 1

"Hai Josh,"

Lisa berlari kecil, senyuman cerah terukir di wajahnya yang bulat, tembam dan lucu. Binar mata Joshua yang terang menyoroti Lisa. Senyuman manisnya tersungging seiring Lisa yang mendekat padanya.

"Ngapain lari-lari?" Joshua segera mengusap lembut dahi Lisa yang berkeringat.

"Pengen bareng,"

Joshua hanya tersenyum. Tangannya terulur mengisyaratkan Lisa agar bergandengan dengannya. Lisa sumringah. Dengan cekatan ia menggenggam erat seolah tak ingin berpisah selamanya. Joshua hanya tertawa saja melihat tinggkah Lisa.

"Udah ngerjain PR matematika?"

Lisa mengangguk semangat. Joshua ikut mengangguk gemas. Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Sesekali tawa terlepas dari kedua pasangan manis ini. Setiap mata yang melihat mereka, hanya akan menimbulkan rasa iri di hati. Mereka bagai pasangan sempurna yang tercipta untuk satu sama lain.

...***...

Lisa dan Joshua sudah berteman sejak balita. Orang tua keduanya saling bersahabat, itu kenapa mereka juga menjadi dekat. Meski rumah mereka terbilang cukup jauh, namun mereka selalu saling mengunjungi satu sama lain. Setiap weekend, mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Jadi, apakah Lisa dan Joshua pacaran? Jawabannya tentu saja tidak. Apakah mereka punya kisah romantis? Itu sih tergantung sudut pandang ya. Hubungan mereka memang sangat manis. Namun, apakah itu juga termasuk romantis? Aku tidak bisa menjawab itu.

Pagi ini sedang mendung. Lisa masih malas-malasan di rumahnya. Dalam hati ia berharap hujan deras segera turun, maka ia akan memiliki alasan untuk tidak sekolah. Meskipun sebenarnya saat ini ia sudah berseragam lengkap, hanya sedang sarapan dengan mode lambat saja.

"Pagi, Mama.."

"Josh... Pagi nak," Joshua mencium tangan Mama Lisa.

"Udah sarapan?" Joshua menggeleng.

"Sana sekalian bareng sama Lisa," Joshua tersenyum dan segera menghampiri Lisa dj ruang makan.

"Bunda ga masak emang?" Lisa yang melihat Joshua mengambil piring bertanya heran.

"Kamu lupa ya? Bunda kan lagi di LA nengokin nenek," Lisa mengangguk saja. Ia memang suka lupaan anaknya.

Joshua memang keturunan Indonesia asli, namun seluruh keluarganya sudah menjadi warga negara Amerika bahkan sejak sebelum ia lahir. Namun, karena pekerjaan, membuat mereka kembali ke Indonesia.

Sedangkan Lisa sendiri keturunan campuran Indonesia dan Swiss. Gak heran, Lisa memiliki fitur wajah yang indah. Meski bule, Lisa justru berkewarganegaraan Indonesia. Hal ini menjadi bahan ledekan antara Lisa dan Joshua ketika mereka sedang bersama.

"Kamu ke sini mau jemput aku apa mau minta sarapan sih?" Lisa heran, Joshua ngambil makanan banyak banget. Roti panggang iya, sosis sama telur iya, sup kepiting iya, masih ditambah susu satu gelas penuh. Lisa geleng-geleng.

"Aku kalau ga jemput kamu, kamu pasti udah niatan bolos ini," Joshua menjawab seolah bisa membaca pikiran Lisa. Lisa yang ketahuan langsung mencibir tak suka.

"Aku sengaja bawa mobil loh demi kamu," Joshua melanjutkan sambil ngunyah.

"Telen dulu, Shua.."

"Hm..." Mereka lanjut makan dengan tenang.

...***...

Kelas XII IPA 1 lagi jam kosong. Beberapa badut kelas udah bikin kehebohan. Sementara Lisa masih sibuk dengan novel barunya. Joshua sendiri lagi seru main Genshin Impact. Tempat duduk mereka sebenarnya pisah, tapi sudah jadi kebiasaan kalau jam kosong mereka pasti duduk bareng.

"Tumben Sa, asik sendiri?" Rose, temen sebangku Lisa yang baru selesai konser di depan kelas duduk di hadapan Lisa.

"Maksudnya?" tanya Lisa tak paham.

Rose hanya menunjuk Joshua dengan dagunya. Lisa yang paham maksud Rose hanya menunjukkan novelnya. Padahal novel itu sendiri adalah rekomendasi dari Rose. Rose tahu seberapa seru ceritanya, harusnya sih dari sini Rose udah paham.

"Mau gue kasih spoiler ga?" iseng Rose.

"Kasih aja, tapi siap siap buku paket biologi melayang," Rose bergidik mengingat betapa tebalnya buku paketnya itu. Melihat ekspresi Rose membuat Lisa menjulurkan lidahnya, mengejek Rose.

Rose bosen. Semua teman kelasnya lagi asik sendiri. Mau main Hp, tapi batrenya tinggal sedikit. Rose ini memang tim belum ngecas kalo belum 0% sih. Makanya, kalo batre Hp Rose nyampai angka 50% itu udah hebat.

"Lisa, lo sama Joshua pacaran ya?" Lisa emang harus dipancing sama pertanyaan ekstrem biar mau jawab.

"Rose, kalo bosen, nih mainin Hp gue aja," Lisa yang udah paham watak sahabatnya menjawab jengah.

"Wahh, lo cenayang ya?" mata Rose membelalak, sementara tangannya udah nerima Hp dari Lisa.

"Ishh," cibir Lisa.

Joshua mendengar pertengkaran kecil dua sahabat itu. Ia tersenyum manis sekali. Ia menutup aplikasi gamenya.

"Shua kalo bosen juga mending gabung deh tuh sama Bambam konser di depan kelas," kayaknya Lisa emang punya bakat cenayang.

"Ih ga seru," Joshua yang berniat menjahili Lisa jadi terpaksa mundur. Rose yang mendengar itu semua membelalakan mata.

"Beneran cenayang ni anak," Rose memandang Lisa takjub.

Lisa yang terganggu pun menatap tajam kedua sahabatnya itu. Sedangkan dua orang yang ditatap malah nyengir sambil mengisyaratkan tanda 'peace' dengan kedua tangan mereka.

Kini Lisa sudah kembali berkutat dengan novelnya. Sedangkan Rose lagi asik membuka pinterest di hp Lisa. Joshua? Ia sedang asik mengepang rambut Lisa yang terurai panjang. Joshua mengepang dengan telaten dan hati-hati. Bagi anak-anak kelas, itu pemandangan yang sudah sering terjadi. Jadi udah ga ada yang heran.

...***...

Berbeda dengan cuaca pagi yang cenderung mendung, siang ini matahari justru bersinar cukup terik. Joshua sedang menunggu Lisa membereskan peralatan tulisnya. Tangannya dengan jahil memindah-mindahkan pulpen dan pensil ke berbagai tempat. Pantas aja Lisa ga selesai-selesai.

"Joshuaaa," Lisa berteriak geram. Yang diteriakin cuma tersenyum dengan wajah tanpa dosa. Lisa mendengus, meniup poninya ke atas. Joshua gemas dan menepuk-nepuk kepala Lisa

"Jajan yuk," ajak Joshua.

"Jajan apa?" Lisa langsung antusias.

"Strawberry shortcake?" Lisa mengangguk semangat. Muka betenya hilang seketika. Joshua kembali tersenyum. Duh Shua, tau ga sih senyum dia itu maut banget padahal.

Seperti biasa, kedua insan itu berjalan beriringan menuju tempat parkir. Jemari mereka saling bertaut. Joshua dengan sabar mendengarkan setiap celoteh Lisa. Sesekali Joshua menoleh ke arah Lisa dengan tatapan yang lembut. Jika Lisa sedang terbahak, maka, tangannya yang bebas akan memukul pundak Joshua dengan antusias.

Joshua membuka pintu mobil untuk Lisa. Saat Lisa akan masuk, telapak tangan Joshua akan menutupi bagian atas pintu untuk melindungi kepala Lisa. Seringnya Lisa tak sadar dengan sikap gentle Joshua karena sudah terbiasa. Joshua sendiri juga sering tidak sadar dengan sikapnya yang berbeda bila berhadapan dengan Lisa dibanding dengan perempuan lainnya.

"Strawberry shortcake..!! Aku datang...!!" Joshua menggeleng saja mendapati semangat Lisa.

Mobil itu keluar pagar sekolah. Membelah jalanan ibu kota yang cukup ramai. Bersyukur mereka di dalam mobil, karena di luar sedang panas-panasnya. Seperti kata Lisa, Joshua juga membisikkan kalimat 'strawberry shortcake, kami datang,'

...****************...

Terpopuler

Comments

akun ini vakum

akun ini vakum

pukul2 manja 🌝

2023-05-13

0

akun ini vakum

akun ini vakum

di indonesia jarang pakai istilah cenayang. seringnya dukun 🗿 ahek 🤘

2023-05-13

0

akun ini vakum

akun ini vakum

bisa2nya 🌝🤌

2023-05-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!