Bab 16. Mimpi yang aneh

Ketiga pria ini tak menyangka jika mereka semalaman akan tidur di bawah pohon yang berada di tepi sungai dan terdapat makam tua. Teriakan mereka yang kencang membuat beberapa warga kampung langsung menatap mereka dengan heran. "Kalian pasti melakukan hal yang tak benar hingga Nyai memindah tubuh kalian," gumam salah satu warga dan melanjutkan pekerjaannya dan tak menghiraukan mereka.

Sementara itu, di tempat lain di mana Mayra berada, saat ini ia merasa lega saat melihat antek-antek serta Ayahnya sudah meninggalkan tempat ini secara tiba-tiba.

Memilih duduk dengan tenang di bawah pohon besar dengan senyum puas. "Apa yang membuatmu tersenyum," sapa gadis kecil yang duduk di sampingnya.

"Tak ada," jawab Mayra asal.

Mendengar jawaban Mayra gadis kecil ini melotot tak percaya. "Ash, kamu mulai sekarang kita bersahabat," ujar gadis ini sembari mengulurkan tangannya.

Mayra merasa heran saat mendengar ucapan gadis kecil yang ada di depannya, tetapi tak urung tangannya meraih juga tangan gadis kecil ini dan menjabatnya erat. "Senang berkenalan dengan kamu dan mulai sekarang kita berteman," jawab Mayra mengulang perkenalan mereka.

"Panggil aku Kakak Mayra," jelas Mayra akhirnya.

"Kakak? Aku tak akan pernah mau memanggil kamu Kakak!" seru gadis ini tak suka.

"Lantas?" tanya Mayra heran.

"Panggil aku, Kakcil," jawabnya senang.

"Kakcil? Aneh!" tegas Mayra heran.

"Kenapa aku harus memanggilmu Kakcil dan siapa nama kamu?" tanya Mayra penasaran.

Gadis kecil ini kemudian terlihat muram dan menunduk untuk sesaat, jelas terlihat ada kesedihan yang terpancar dari sorot matanya.

"Sudah aku bilang aku lupa namaku dan alu tak mengingatnya," jawab gadis kecil ini sendu.

Perlahan gadis ini berdiri dan menatap ke arah Mayra. "Pulanglah," titah gadis ini pelan dan pergi begitu saja dengan kesedihan yang jelas terlihat di wajahnya yang putih.

"Hei, tunggu!" teriak Mayra saat gadis kecil ini tiba-tiba pergi.

Mayra masih menatap dengan bingung dan netranya seakan tak percaya saat melihat gadis kecil ini tiba-tiba menghilang begitu saja dari hadapannya. Mayra berusaha untuk meyakinkan apa yang di lihatnya berulangkali Mayra mengusap netranya agar kabut yang turun tak menghalangi pandangannya.

"Aneh," gumamnya sembari berdiri.

"Hai, Kakcil!" teriak Mayra ulang.

"Kakcil!" teriak Mayra makin kencang.

Tak ada jawaban hanya kabut yang turun semakin tebal, memilih menunggu beberapa saat tetapi Mayra tak menemukan satu jawaban dari semua teriakan yang ia lontarkan.

Mayra berjalan dengan gontai, saat ini dirinya benar-benar merasa sendiri memilih untuk pulang menuju rumah. Langkahnya terhenti saat melewati halaman rumah, Mayra masih bisa mencium sisa aroma dupa yang di bawa sang Ayah dan dia juga masih bisa melihat penangkal yang di buat oleh laki-laki tinggi besar yang sempat di lihatnya.

"Kenapa tiba-tiba tubuhku menghangat dan seakan langkahku menjadi berat?" tanya Mayra pada dirinya sendiri.

"Lalu apa fungsi dari penangkal ini?"

Namun, semua pertanyaan Mayra seakan menembus ruang kosong yang tak bertuan. "Argh ... Ayah masih saja percaya akan semua ini," tukas Mayra dan memilih tak menghiraukan apa yang sedang ia rasakan.

Memasuki rumah Mayra langsung menuju kamar, merebahkan tubuhnya begitu saja hingga dirinya terlelap dalam kelelahan.

Mayra saat ini tengah berada di atas sadar dan tidak, sukmanya seakan berada pada dua tempat yang aneh. Saat dirinya menatap ke depan dirinya bisa melihat keadaan yang terang benderang tetapi, jika dia menatap ke arah belakang ada kegelapan yang Mayra rasakan.

Namun, dari semua yang dirinya lihat sukma Mayra memilih menuju ke arah belakang seakan sukmanya di tarik oleh kekuatan yang aneh, kekuatan yang memaksanya untuk memasuki gerbang yang gelap.

"Apakah aku masih hidup?" pertanyaan pertama yang ia lontarkan pada dirinya sendiri.

Lagi-lagi Mayra tak mendapat jawab dari semua tanyanya. Mayra terus melangkah dalam gelap hingga dirinya tiba di tempat yang aneh, tempat yang tak pernah dia kunjungi dan tempat tersuram yang pernah ia lihat. Tempat yang hanya memiliki satu sinar redup dan itu juga begitu jauh dari tempatnya berdiri. "Tidak, ini tidak mungkin. Apa ini dan .... "Ucapan Mayra terputus begitu saja saat tangannya ada yang menarik.

"Si-siapa?" tanya Mayra takut dalam tempat yang suram ini dan hampir mendekati gelap.

Hanya tawa mengerikan yang Mayra dengar hingga membuat tubuhnya meremang. "Siapa? Jangan membuatku takut!" teriak Mayra tak suka.

"Hihihihi ... takut? Ini rumahku dan ini tempatku, aku berada dalam kegelapan," jawabnya dengan suara bergetar.

"Bawa aku ke luar dari tempat ini aku tak suka," pinta Mayra saat merasakan tangan dingin yang makin mengenggamnya erat.

"Lepaskan! Dingin!" serunya pelan.

Hawa dingin tiba-tiba Mayra rasakan perlahan merambat di sekujur tubuhnya. "Huuuff ... apa memang rasa dingin ini berasal dari tempat ini atau karena tanganmu dan ... a-apa yang terjadi?" tanya Mayra terkejut.

Mayra masih dengan bingungnya, dirinya tak bisa melihat siapa yang tengah memegang tangannya dalam keadaan gelap. "Inilah rumahku dan inilah yang aku rasakan dan aku akan terus merasakan ini berulang-ulang," ucap suara yang semakin pelan dan yang terdengar hanya suara seorang tengah menggigil menahan dingin dan tak lama genggamannya terlepas begitu saja.

"Siapapun tolong ... ka-kamu siapa dan katakan kamu ada di mana!" teriak Mayra keras.

Hingga membuat Mayra terkejut dan dirinya tersadar dari mimpinya. Mayra segera bangkit dari tidurnya dan memilih untuk duduk mengusap keringatnya. "Ada apa?Apa ada sesuatu di rumah ini dan apa yang Ayah sembunyikan dari rumah ini?" tanya Mayra sendiri.

Perlahan Mayra beringsut turun dari ranjang dan melangkah ke luar dari kamar. Namun belum juga langkahnya menuju ruang tamu.

"Ampun Bapak, Ibu ... tolong jangan hukum saya. Saya janji tak akan mengulanginya," suara mengiba yang tiba-tiba Mayra dengar tetapi dirinya tak kunjung bisa melihat siapa yang tengah merengek menangis ketakutan.

Mayra masih berdiri dengan diamnya dan menajamkan pendengarannya. Perlahan dia berusaha mengikuti suara yang di dengarnya.

Saat ini yang terdengar hanya suara tangisan dan rintihan merengek meminta maaf dan tak akan mengulangi kesalahan yang di buatnya.

"Siapa?" tanya Mayra memberanikan diri.

"Siapa itu. Ada yang bisa saya bantu. Tolong katakan di mana kamu?" tanya Mayra ulang.

Suara yang Mayra dengar tiba-tiba lenyap begitu saja, berganti angin malam yang dingin hingga membuat tubuh Mayra meremang hebat. "Dingin," gumamnya tanpa sadar.

"Lantas siapa yang menangis tadi?"

Episodes
1 Bab 1. Kesal
2 Bab 2. Perjodohan
3 Bab 3. Pelarian
4 Bab 4. Ibu yang aneh
5 Bab 5. Bertemu dengan gadis kecil
6 Bab 6. Gadis kecil
7 Bab 7. Rumah yang aneh
8 Bab 8. Mencari tahu
9 Bab 9. Ada yang aneh dengan gadis ini
10 Bab 10. Dik, jangan menggoda
11 Bab 11. Di balik pohon
12 Bab 12. Penangkal untuk Mayra
13 Bab 13. Penampakan yang seperti ini
14 Bab 14. Hm ... rupanya kalian sudah bertemu dengannya.
15 Bab 15. Wanita itu Danyang kampung
16 Bab 16. Mimpi yang aneh
17 Bab 17. Tingkah aneh gadis kecil
18 Bab 18. Pesan wanita tua
19 Bab 19. Tempat apa ini
20 Bab 20. Mayra pulanglah Nak
21 Bab 21. Panggilan untuk Mayra
22 Bab 22. Panggilan yang gagal
23 Bab 23. Mak, tolong
24 Bab 24. Ketakutan Rusli
25 Bab 25. Kampung ini
26 Bab 26. Aneh
27 Bab 27. Wajah itu
28 Bab 28. Mayra kita pulang Nak
29 Bab 29. Pertanyaan Mayra
30 Bab 30. Mayra berubah aneh
31 Bab 31. Rusli takut
32 Bab 32. Siapa Laras
33 Bab 33. Rusli flashback
34 Bab 34. Mayra kerasukan
35 Bab 35. Semakin hari semakin aneh
36 Bab 36. Benar itu kamu Mayra
37 Bab 37. Penyesalan yang terlambat
38 Bab 38. Suara yang aneh
39 Bab 39. Kerasukan
40 Bab 40.
41 Bab 41
42 Bab 42. Aku inginkan Mayra
43 Bab 43. Kesadaran Mayra
44 Bab 44. Kedatangan Mak Tum
45 BAB 45. Menyelamatkan Mayra.
46 Bab 46. Tentang Bi Nah
47 Bab 47. Masih Bi Nah
48 Bab 48. Sudah waktunya
49 Bab 49. Maaf Laras
50 Bab 50. Hanya siasat Bi Nah
51 Bab 51. Aku lah pemenangnya Tum
52 Bab 52. Ternyata firasatku benar adanya
53 Bab 53. Apa ada yang salah
54 Bab 54. Percakapan Panca dan Laras
55 Bab 55. Pergilah dengan baik
56 Bab 56. Pergi dengan senyum
57 Bab 57. Semua sudah berlalu
58 Bab 58. Kenyataan yang harus Mayra terima
59 Bab 59. Terima aku, agar aku bisa mengawal Nona.
60 Bab 60. Nama kamu Aisah
61 Bab 61. Tantangan pertama Mayra
62 Bab 62. Biarkan saya mengabdi pada Nona
63 Bab 63. Lihat kenyataannya
64 Bab 64. Aku tidak gila
65 Bab 65. Nona harus bersiap
66 Bab 66. Bertemu kembali
67 Bab 67. Menagih janji
68 Bab 68. Siapa Syahri
69 Bab 69. Aku lah sosok yang tepat untukmu
70 Bab 70. Energi kita sudah selaras.
71 Bab 71. Belajarlah untuk tenang
72 Bab 72. Tiba-tiba Sakti
73 Bab 73. Kejujuran Gendis
74 Bab 74. Gendis kerasukan
75 Bab 75. Serangan masa lalu
76 Bab 76. Duel
77 Bab 77. Maaf, Mayra
78 Bab 78. Tuan Anda
79 Bab 79. Cerita Panca
80 Bab 80. Dua tahun kemudian
81 Bab 81. Kenyataan yang lama tersimpan
82 Bab 82. Cerita Pak Satpam
83 Bab 83. Ada apa dengan rumah Mak Tum
84 Bab 84. Kedai yang aneh
85 Bab 85. Hutan ini
86 Bab 86. Ada-ada saja Mak Tum
87 Bab 87. Panca tiba-tiba aneh
88 Bab 88. Memori Mak Tum
89 Bab 89. Ini duniaku
90 Bab 90. Semua seperti mimpi
91 Bab 91. Taktik Mayra
92 Bab 92. Akhir dari Syahri
93 Bab 93.Perubahan sikap Mayra
94 Bab 94. Pulang ke rumah
95 Bab 95. Mayra beradu
96 Bab 96. Akhir Syahri
97 Bab 97. Tempat terakhir
98 Bab 98. Hari yang baru
99 Bab 99. Ada apa ini
100 Bab 100. Bangkit
101 Bab 101. Kedatangan Gendis
102 Bab 102. Cerita Gendis
103 Bab 103. Cupu kuningan
104 Bab 104. Berangkat Bis terakhir
105 Bab 105. Bis hantu
106 Bab 106. Suara itu memanggil
107 Bab 107. Saya anaknya Rusli
108 Bab 108. Cerita Kakek
109 Bab 109. Pulang dengan kecewa
110 Bab 110.
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Kesal
2
Bab 2. Perjodohan
3
Bab 3. Pelarian
4
Bab 4. Ibu yang aneh
5
Bab 5. Bertemu dengan gadis kecil
6
Bab 6. Gadis kecil
7
Bab 7. Rumah yang aneh
8
Bab 8. Mencari tahu
9
Bab 9. Ada yang aneh dengan gadis ini
10
Bab 10. Dik, jangan menggoda
11
Bab 11. Di balik pohon
12
Bab 12. Penangkal untuk Mayra
13
Bab 13. Penampakan yang seperti ini
14
Bab 14. Hm ... rupanya kalian sudah bertemu dengannya.
15
Bab 15. Wanita itu Danyang kampung
16
Bab 16. Mimpi yang aneh
17
Bab 17. Tingkah aneh gadis kecil
18
Bab 18. Pesan wanita tua
19
Bab 19. Tempat apa ini
20
Bab 20. Mayra pulanglah Nak
21
Bab 21. Panggilan untuk Mayra
22
Bab 22. Panggilan yang gagal
23
Bab 23. Mak, tolong
24
Bab 24. Ketakutan Rusli
25
Bab 25. Kampung ini
26
Bab 26. Aneh
27
Bab 27. Wajah itu
28
Bab 28. Mayra kita pulang Nak
29
Bab 29. Pertanyaan Mayra
30
Bab 30. Mayra berubah aneh
31
Bab 31. Rusli takut
32
Bab 32. Siapa Laras
33
Bab 33. Rusli flashback
34
Bab 34. Mayra kerasukan
35
Bab 35. Semakin hari semakin aneh
36
Bab 36. Benar itu kamu Mayra
37
Bab 37. Penyesalan yang terlambat
38
Bab 38. Suara yang aneh
39
Bab 39. Kerasukan
40
Bab 40.
41
Bab 41
42
Bab 42. Aku inginkan Mayra
43
Bab 43. Kesadaran Mayra
44
Bab 44. Kedatangan Mak Tum
45
BAB 45. Menyelamatkan Mayra.
46
Bab 46. Tentang Bi Nah
47
Bab 47. Masih Bi Nah
48
Bab 48. Sudah waktunya
49
Bab 49. Maaf Laras
50
Bab 50. Hanya siasat Bi Nah
51
Bab 51. Aku lah pemenangnya Tum
52
Bab 52. Ternyata firasatku benar adanya
53
Bab 53. Apa ada yang salah
54
Bab 54. Percakapan Panca dan Laras
55
Bab 55. Pergilah dengan baik
56
Bab 56. Pergi dengan senyum
57
Bab 57. Semua sudah berlalu
58
Bab 58. Kenyataan yang harus Mayra terima
59
Bab 59. Terima aku, agar aku bisa mengawal Nona.
60
Bab 60. Nama kamu Aisah
61
Bab 61. Tantangan pertama Mayra
62
Bab 62. Biarkan saya mengabdi pada Nona
63
Bab 63. Lihat kenyataannya
64
Bab 64. Aku tidak gila
65
Bab 65. Nona harus bersiap
66
Bab 66. Bertemu kembali
67
Bab 67. Menagih janji
68
Bab 68. Siapa Syahri
69
Bab 69. Aku lah sosok yang tepat untukmu
70
Bab 70. Energi kita sudah selaras.
71
Bab 71. Belajarlah untuk tenang
72
Bab 72. Tiba-tiba Sakti
73
Bab 73. Kejujuran Gendis
74
Bab 74. Gendis kerasukan
75
Bab 75. Serangan masa lalu
76
Bab 76. Duel
77
Bab 77. Maaf, Mayra
78
Bab 78. Tuan Anda
79
Bab 79. Cerita Panca
80
Bab 80. Dua tahun kemudian
81
Bab 81. Kenyataan yang lama tersimpan
82
Bab 82. Cerita Pak Satpam
83
Bab 83. Ada apa dengan rumah Mak Tum
84
Bab 84. Kedai yang aneh
85
Bab 85. Hutan ini
86
Bab 86. Ada-ada saja Mak Tum
87
Bab 87. Panca tiba-tiba aneh
88
Bab 88. Memori Mak Tum
89
Bab 89. Ini duniaku
90
Bab 90. Semua seperti mimpi
91
Bab 91. Taktik Mayra
92
Bab 92. Akhir dari Syahri
93
Bab 93.Perubahan sikap Mayra
94
Bab 94. Pulang ke rumah
95
Bab 95. Mayra beradu
96
Bab 96. Akhir Syahri
97
Bab 97. Tempat terakhir
98
Bab 98. Hari yang baru
99
Bab 99. Ada apa ini
100
Bab 100. Bangkit
101
Bab 101. Kedatangan Gendis
102
Bab 102. Cerita Gendis
103
Bab 103. Cupu kuningan
104
Bab 104. Berangkat Bis terakhir
105
Bab 105. Bis hantu
106
Bab 106. Suara itu memanggil
107
Bab 107. Saya anaknya Rusli
108
Bab 108. Cerita Kakek
109
Bab 109. Pulang dengan kecewa
110
Bab 110.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!