Gwen dan Theo membicarakan banyak hal sebelum Gwen memutuskan untuk pergi. Bagi Gwen, Theo adalah satu-satunya orang yang paling berharga di dunia ini.
Gwen telah kehilangan ibunya beberapa tahun lalu. Dan kini, hanya Theo satu-satunya keluarga yang ia miliki.
"Pa, maaf jika selama ini aku bukan anak yang baik. Mungkin Carla benar, aku tidak begitu perhatian pada Papa jadi aku kurang tahu apa saja yang Papa alami selama aku tidak di sini," ujar Gwen.
"Tidak, Sayang. Tidak begitu. Kau adalah anak Papa. Kau yang terbaik."
"Terima kasih, Pa." Gwen memeluk Theo dengan erat.
"Sebelum pergi, kau harus berpamitan pada Mama dan Carla. Berusahalah akur," pinta Theo.
Gwen menarik napas dalam-dalam. Ia merasa enggan, namun tidak ingin lagi-lagi menolak keinginan Theo.
"Baiklah." Gwen mengangguk.
Sebelum keluar dari rumah, Gwen mendatangi Hanna dan Carla. Rupanya, dua orang itu sedang berada di kamar Carla. Mereka nampaknya sedang membicarakan Gwen, karena keduanya terkejut saat Gwen berdiri di ambang pintu.
"Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" tegur Carla.
"Tidak bisakah kau menutup pintumu dengan rapat saat membicarakan ku? Sayangnya, aku bisa mendengarnya," jawab Gwen.
Carla menghentakkan kakinya dan menatap Gwen dengan kesal.
"Ada apa kau kemari?" tanya Hanna. Ia berjalan mendekati Gwen.
"Papa menyuruhku berpamitan. Sejujurnya, aku tidak mau, tapi ini demi Papa. Jadi, aku kemari," jelas Gwen.
"Silahkan pergi, silahkan nikmati hari liburmu. Semoga kau tidak akan pernah kembali," ujar Hanna dengan senyum merekah.
"Benar, berharap lah agar aku tidak kembali. Karena jika aku kembali, tamatlah riwayat kalian!" seru Gwen mengancam.
"Dasar!" Carla berjalan cepat dan hendak menarik kemeja yang Gwen pakai. Namun dengan cepat Hanna menangkap tangan anaknya.
"Jaga sikapmu, Sayang," ucap Hanna pelan. "Tidak perlu membuang-buang tenaga untuk merusak moodmu."
"Awas kau!" ancam Carla.
"Bye ... Bye!" Gwen tersenyum sambil berjalan melambaikan tangan. Ia meninggalkan dua orang yang sedang menatapnya dengan kesal.
Hanna menyeret sang anak untuk berjalan mengikuti Gwen, mereka berdua harus mengantar kepergian Gwen agar terlihat menyayanginya.
Saat tiba di pintu utama, Gwen sudah melihat Theo dan Pedro sedang mengobrol.
"Aku siap berangkat," ucap Gwen. Theo tersenyum dan memeluknya.
"Hati-hati di jalan. Kau akan bertemu dengan seseorang yang tidak asing di sana. Kau akan tinggal dengan keluarganya selama berlibur. Jaga sikap dan jadilah anak baik," ujar Theo memberi nasehat.
"Bukankah aku akan menginap di villa?" tanya Gwen. Theo tidak pernah membahas tempat tinggalnya sebelumnya.
"Kau akan bertemu seseorang di sana. Kalian saling kenal," jawab Theo.
"Siapa, Pa? Jangan membuatku penasaran."
"Rahasia. Pedro akan mengantarmu."
"Ah, Papa!"
"Pergilah, selamat berlibur!" ucap Theo. Sekali lagi, ia memeluk Gwen sebelum anaknya masuk ke dalam mobil.
Di samping Theo, Hanna dan Carla pun memasang wajah bahagia. Keduanya tersenyum dan melambaikan tangan saat mobil yang ditumpangi oleh Gwen berjalan meninggalkan halaman rumah mereka.
"Kenapa Papa mengirim Kakak berlibur ke desa? Bukankah berlibur ke luar negeri akan lebih menyenangkan?" tanya Carla sepeninggal Gwen.
"Gwen terlahir dengan kehidupan yang sempurna dan serba cukup. Hidup mewah bukan lagi hal yang menyenangkan untuknya," jawab Theo.
Carla hanya memanyunkan bibirnya. Ia tidak mengerti dengan maksud dari jawaban yang Theo sampaikan.
Tentu saja, dibalik kata liburan yang sedang dijalani oleh Gwen. Theo juga sedang menguji anaknya, akankah Gwen bisa bertahan dalam kehidupan yang berbanding terbalik dengan kehidupannya saat ini?
Sejak lahir, Gwen dibesarkan oleh keluarga kaya raya dengan kehidupan yang mewah dan serba berkecukupan. Setiap kali Gwen menginginkan sesuatu, maka sekejap mata ia langsung bisa mendapatkannya.
Gwen terbiasa dengan berbagai fasilitas mewah dan serba ada. Namun kini, Theo ingin Gwen mencoba hal baru yang mungkin belum pernah Gwen rasakan.
Sebelum menjadi seorang pemimpin, Gwen harus ditempa dengan berbagai rintangan agar semakin kuat, hingga ia bisa berdiri tegak dan tidak mudah goyah oleh apapun.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Irma Dwi
denger tu Clara, Gwen sudah disiapkan untuk menjadi pemimpin, kamu sama ibumu cuma gigit jari
2024-09-22
1
Bunda dinna
Theo menginginkan.Gwen hidup di desa tapi Carla malah menikmati fasilitas mewah.di rumah
2023-04-10
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
perjalanan di mulai
2023-04-09
1