Bab 17 Masa Lalu Deby

Ia jadi tak habis pikir, kenapa ingatan tentang Ajeng kini terus berkelibat di benaknya. Padahal mereka sudah tak ada hubungan secara agama. Tapi karena kesibukan, ia belum memiliki waktu untuk melegalkan perpisahan mereka secara administrasi kenegaraan.

“Baiklah, jika dengan menceraikan secara negara membuatku lebih tenang, maka besok aku akan menemui Panji untuk mengurus proses perceraianku,” akhirnya Bisma berguman dalam hati.

Ia akan meminta Panji  Irwandi teman SMA-nya yang berprofesi sebagai pengacara untuk mengurus perceraian antara ia dan Ajeng. Dan ia akan memberikan harta gono-gini yang banyak untuk kelangsungan masa depan Lala putri semata wayangnya.

Walau pun hubungan Bisma dan Deby sempat mengalami ketegangan akibat insiden di malam itu, tapi sikap manja dan perhatiannya membuat Bisma dengan mudah melupakan kesalahan yang dibuat Deby. Hatinya kuat untuk melanjutkan hubungan bersama Deby. Ia yakin benar-benar jatuh cinta pada Deby dan ingin menciptakan rumah tangga sesuai impiannya sebagai seorang pria dewasa..

Untuk menghibur  Deby yang masih terluka atas penolakannya tempo hari, sore Minggu ini Bisma mengajaknya makan siang bersama di restoran bonafit yang berada di sebuah mall mewah di Jakarta.

Ia akan memberikan hadiah sesuai yang diinginkan Deby untuk memberikan kebahagiann sebagai permohonan maafnya karena tidak bisa memenuhi keinginan Deby sebelum keduanya terikat dalam pernikahan.

“Mama ... ,” sebuah suara lembut menghentikan kegiatan Bisma dan Deby yang sedang memilih tas edisi terbatas di pusat perbelanjaan terkenal itu.

Keduanya  menghentikan aktivitas. Bisma memandang seorang anak perempuan yang usianya sekitar enam tahun berjalan mendekati mereka.

Wajah cerah Deby  jadi tak nyaman dipandang. Bisma menatap Deby dan anak kecil yang kini berdiri di hadapan keduanya.

“Kenapa mama tidak datang menjemput Abel. Abel sangat merindukan mama ...” tampak mata gadis kecil itu berkaca-kaca.

Deby diam  terpaku. Ia sangat membenci suasana ini. Kenapa  gadis kecil yang sudah ia lupakan dalam hidupnya tiba-tiba berada di hadapannya?

Bisma menatap  Deby dengan lekat. Ia belum paham dengan kondisi yang terjadi.  Selama ini ia belum pernah mengetahui latar belakang  perempuan  yang di matanya seperti seorang  Dewi.

Seorang laki-laki  yang seumuran  Bisma kini tiba di hadapan keduanya. Penampilannya  menunjukkan bahwa ia bukan orang sembarangan.

“Sayang, kita  pulang sekarang?”  lelaki itu berusaha membawa anak perempuan yang masih memandang Deby penuh harap.

“Papa, Abel udah lama gak ketemu mama .... “ gadis  kecil itu masih berdiri kokoh di tempatnya.

Saat tangannya ingin meraih tangan mamanya, dengan cepat Deby mundur ke belakang. Ia memalingkan muka.

Lelaki itu menghela nafas berat.  Dngan cepat ia menggendong gadis kecilnya dan berlalu dari hadapan Bisma dan Deby dengan cepat.

Bisma melihat pemandangan di hadapannya dengan perasaan yang sukar dilukiskan. Ia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya.. Ia  pun  tidak ingin  mencari tau kebenarannya. Ia yakin, Deby punya alasan khusus melakukan tindakan yang ia lihat barusan.

“Kita  pulang sekarang mas ....” suara Deby terdengar  sendu.

“Baiklah jika itu membuatmu nyaman,” jawab Bisma cepat.

Ia ingin memberikan rasa nyaman pada Deby. Saat ini ia melihat betapa rapuhnya perempuan yang kini berada di sampingnya.

Ia dapat melihat kesedihan yang terpancar di wajah cantik Deby.  Ia yakin ada kisah masa lalu yang membuat  perempuan yang kini mulai membuatnya nyaman, langsung berubah muram.

Bisma pun tak ingin  mengetahui lebih dalam.  Seperti dirinya, Deby pun pasti punya pengalaman pahit di masa lalu yang ingin ia lupakan. Bisma yakin, jika waktunya telah tiba, ia akan mengobati semua luka yang tergambar di wajah cantik Deby.

“Maafkan aku. Hik hik  ...” isak Deby mulai terdengar ketika keduanya sudah berada di dalam mobil Bisma.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan. Setiap orang punya kisah kelam dalam hidupnya. Kita sudah dewasa, dan dapat menjalani masa depan bersama .... “  Bisma  berkata pelan sambil mengurai senyum untuk  menenangkan Deby.

Ia meraih tisu yang berada di dashboard dan mengulurkan ke arah Deby yang masih memandangnya dengan sayu. Ingin rasanya  Bisma meraih perempuan yang tampak terluka itu ke dalam pelukannya. Tapi ia  sadar, tak pantas ia  melakukannya.

“Ijinkan aku bersandar sebentar di bahumu .... “  tanpa menunggu jawaban Bisma, Deby langsung menyandarkan kepalanya ke bahu tegap laki-laki yang kini membuatnya sangat tergila-gila.

Ia memejamkan mata menikmati aroma maskulin dari dada bidang yang kini menjadi tempat sandaran ternyamannya. Tak mungkin ia menoleh ke masa lalu, apalagi untuk kembali.

Bersama Bisma, walau pun ia belum merasakan menjadi perempuan seutuhnya, tetapi sifat royal dan perhatian yang ia berikan membuat Deby menjadi perempuan yang paling beruntung.

Ia pun sudah mengetahui bahwa Bisma  dimutasi, dan akan menempati tugasnya  yang baru mulai bulan depan. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Segala cara akan ia tempuh, untuk selalu berada di sisi Bisma.

Tidak mungkin  ia melepaskan tangkapan besar yang kini mulai masuk dalam jaringnya. Jika berhasil menjadi pendamping Bisma, segala penghormatan dan kemewahan akan menjadi miliknya.

Ia akan membungkam mulut rekan kantor yang sering nyinyir  atas semua  yang ia dapat selama ini. Perempuan mana yang tidak akan tersanjung  jika berhasil menjadi pendamping  pejabat serta seorang pengusaha yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah.

Deby sangat mengetahui  sepak terjang Bisma. Karena setiap akhir pekan, Bisma selalu menceritakan aktivitasnya di Bogor  untuk mengawasi perkebunan teh terbesar milik keluarganya.

“Bagaimana perasaanmu sekarang?” suara bariton Bisma membuat  Deby mengakhiri lamunannya.

“Maafkan aku mas ... “ Deby berkata dengan manja.

Ia menjauhkan kepalanya dan  duduk menyandar pada jok. Matanya kembali terpejam. Di otaknya masih penuh dengan khayalan menjadi seorang nyonya Bisma Anggara. Semua keinginannya pasti akan terpenuhi.

Ia tidak perlu bekerja keras, hanya untuk menampilkan dirinya sebagai sosialita di kalangan rekan kantornya. Semuanya kini sudah hampir dalam genggaman. Dan ia tetap akan berdiri di  samping Bisma, apa pun yang akan terjadi.

Tak akan ia biarkan siapa pun datang mengacau dan  menghancurkan impian yang telah mulai dirajutnya begitu mulai menenal Bisma.

“Sudah merasa tenang sekarang?”  suara tenang Bisma membuat Deby tidak ingin menjauh darinya walau sedetik pun.

Semenjak  hubungan mereka semakin intens, Bisma memang telah menceritakan  statusnya yang telah berpisah dengan sang istri. Ia akui, tidak ada kecocokan antara ia dan Ajeng.

Pernikahan mereka pun karena perjodohan. Bisma pun mengakui kehadiran Lala untuk memenuhi keinginan terakhir mamanya yang memintanya memberikan seorang cucu.

Tentu saja pengakuan Bisma  membuat Deby merasa di atas Nirwana. Baru kali ini ia menemukan paket lengkap seorang lelaki pada diri Bisma Anggara Permadi.

Tidak mungkin ia melepaskan lelaki sempurna yang begitu sempurna, dan telah menghujaninya dengan segala hadiah walau pun belum bisa memberikan kehangatan padanya.

Bisma menatap lekat Deby yang masih memejamkan mata duduk di sandaran kursi di sampingnya. Ia memalingkan muka, raut Ajeng kembali hadir di benaknya.

Ia menghembuskan nafas perlahan. Bisma tidak mengerti, kenapa  sosok Ajeng harus datang mengganggu disaat dirinya mulai merasa nyaman dengan kehadiran Deby di sampingnya?

“Maafkan aku .... “ suara Deby kembali terdengar dengan matanya yang sudah terbuka lebar.

“Bukankah aku sudah bilang, tidak ada yang perlu dimaafkan,” Bisma menatapnya lekat, “Lupakan semua masa lalu yang membuatmu tidak nyaman. Saatnya menatap masa depan. Lakukan semua yang membuatmu bahagia. Ok?”

“Terima kasih mas,”  Deby mengangguk  dengan perasaan senang.

Bisma telah membuatnya  nyaman. Kini ia semakin yakin untuk melakukan sesuatu  yang membuat Bisma semakin terikat padanya.

***Salam Jum'at berkah. Semoga readerku selalu dalam lindungan dan kesehatan Allah. Tetap semangat dukung karya otor ya ...***

Terpopuler

Comments

Anisah Nisa

Anisah Nisa

Ni deby, perempuan berhijab tapi tidak punya harga diri dan tidak bisa menjaga marwahnya sebagai perempuan..

2024-05-30

0

Zia Alika

Zia Alika

bertele-tele nya Thor

2023-04-28

1

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

semoga nnt bisma sadar klo deby bukan wanita baik2, ajeng sdh pnya pendamping, jd bisma tdk rujuk sm ajeng, sakit rasanya liat ajeng tdk dianggap sbg istri sm bisma.

2023-04-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Bersuami Rasa Janda
3 Bab 3 Mencoba Bertahan
4 Bab 4 Menangis Dalam Kesendirian
5 Bab 5 Nasehat Sari
6 Bab 6 Memulai Usaha
7 Bab 7 Diakah Yang Membuatmu Berubah?
8 Bab 8 Suami Tak Berhati
9 Bab 9 Mari Kita Berpisah
10 Bab 10 Nasehat Nurita
11 Bab 11 Curhat Ajeng
12 Bab 12 Nasehat Sari Yang Syarat Makna
13 Bab 13 Resign
14 Bab 14 Meninggalkan Semua Kesempurnaan
15 Bab 15 Amarah Bisma
16 Bab 16 Menginap di Kediaman Deby
17 Bab 17 Masa Lalu Deby
18 Bab 18 Sisi Lain Deby
19 Bab 19 Pertemuan Tak Terduga
20 Bab 20 Tidak Saling Mengenal
21 Bab 21 Makan Siang Bersama
22 Bab 22 Ajeng Mendua?
23 Bab 23 Deby Yang Tak Tau Diri
24 Bab 24 Berkunjung ke Tempat Ajeng
25 Bab 25 Merasakan Cemburu
26 Bab 26 Curhat Lelaki Dewasa
27 Bab 27 Apa Ini Rasanya Merindu?
28 Bab 28 Ingin Mendekat
29 Bab 29 Marah Tak Beralasan
30 Bab 30 Melihatmu Dengan Rasa Yang Berbeda
31 Bab 31 Selalu Ingin Dekat
32 Bab 32 Kekesalan Ibnu
33 Bab 33 Merindukan Saat Bersama
34 Bab 34 Curhat Membawa Kebaikan
35 Bab 35 Usaha Deby
36 Bab 36 Mulai Menyusun Rencana
37 Bab 37 Kekecewaan Deby
38 Bab 38 Melanjutkan Rencana
39 Bab 39 Semakin Mendekat
40 Bab 40 Keisengan Bisma
41 Bab 41 Pengakuan Bisma
42 Bab 42 Kekecewaan Bisma
43 Bab 43 Siapa Pembelinya?
44 Bab 44 Makan Siang Di Rumah Ajeng
45 Bab 45 Curhat Hilman
46 Bab 46 Curhat Deby
47 Bab 47 Keinginan Rujuk
48 Bab 48 Pembicaraan Serius Ajeng dan Hilman
49 Bab 49 Kemarahan Ajeng
50 Bab 50 Penyesalan Bisma
51 51 Kesedihan Bisma
52 Bab 52 Keputusan Bisma
53 Bab 53 Kepergian Bisma
54 Bab 54 Surat Cinta Pengobat Luka
55 Bab 55 Ada Apa Dengan Hilman
56 Bab 56 Perhatian Sigit
57 Bab 57 Semua Masih Bisa Dibicarakan
58 Bab 58 Pov Hilman
59 Bab 59 Pov Hilman2
60 Bab 60 Keinginan Hilman
61 Bab 61 Pertemuan Tak Terduga
62 Bab 62 Pertemuan Ajeng dan Hilman
63 Bab 63 Keputusan Ajeng
64 Bab 64 Berakhir Sampai Di sini
65 Bab 65 Terbiasa Sendiri
66 Bab 66 Prahara Duka Dewi
67 Bab 67 Dendam Kesumat Dewi
68 Bab 68 Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
69 Bab 69 Kisah Dari Negeri Seberang
70 Bab 70 Dr. Fransiska
71 Bab 71 Lamaran Mayang
72 Bab 72 Tempat Tugas Baru
73 Bab 73 Kedatangan Tamu Tak Diundang
74 Bab 74 Perempuan Pendamping Bisma
75 Bab 75 Satu Hari Bersama Ranti Family
76 Bab 76 Pembicaraan Ranti dan Nurita
77 Bab 77 Kedatangan Bisma
78 Bab 78 Pernikahan Mayang
79 Bab 79 Berita Mengejutkan Bagi Bisma
80 Bab 80 Kedatangan Tamu Istimewa
81 Bab 81 Bertemu Dimas
82 Bab 82 Jawaban Atas Semua Pertanyaan
83 Bab 83 Sarapan di Pagi Hari
84 Bab 84 Percakapan di Pagi Hari
85 Bab 85 Perjuangan Belum Berakhir
86 Bab 86 Masih Jauh Api Dari Panggang
87 Bab 87 Tamu Jam Makan Siang
88 Bab 88 Tetap Semangat Jangan Kasi Kendor
89 Bab 89 Rencana Wirya
90 Bab 90 Pengakuan Lala
91 Bab 91 Langkah Pertama Bisma
92 Bab 92 Gila Talak Gila Rujuk
93 Bab 93 Bertemu Teman Lama
94 Bab 94 Dewi Dipermalukan
95 Bab 95 Tetangga Baru
96 Bab 96 Bertemu Ibnu
97 Bab 97 Proposal Bisma
98 Bab 98 Ulang Tahun Bisma
99 Bab 99 Dijemput Bisma
100 Bab 100 Ajakan Bisma
101 Bab 101 Mantan-Mantan Terindah
102 Bab 102 Kejutan Manis Bisma
103 Bab 103 Tamu Tak Tau Diri
104 Bab 104 Cerita Mayang
105 Bab 105 Insiden Acara Mayang
106 Bab 106 Fakta Sebenarnya
107 Bab 107 Pov Bisma
108 Bab 108 Ancaman Bisma
109 Bab 109 Siasat Siska
110 Bab 110 Senjata Makan Tuan
111 Bab 111 Ajeng Opname
112 Bab 112 Mantan Yang Bertanggung Jawab
113 Bab 113 Over Dosis
114 Bab 114 Rencana Gugatan
115 Bab 115 Asisten Dadakan
116 Bab 116 Perasaan Bisma
117 Bab 117 Apa Mungkin?
118 Bab 118 Investigasi Bisma
119 Bab 119 Kunjungan Rekan Seperjuangan
120 Bab 120 Keberangkatan Bisma
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Bersuami Rasa Janda
3
Bab 3 Mencoba Bertahan
4
Bab 4 Menangis Dalam Kesendirian
5
Bab 5 Nasehat Sari
6
Bab 6 Memulai Usaha
7
Bab 7 Diakah Yang Membuatmu Berubah?
8
Bab 8 Suami Tak Berhati
9
Bab 9 Mari Kita Berpisah
10
Bab 10 Nasehat Nurita
11
Bab 11 Curhat Ajeng
12
Bab 12 Nasehat Sari Yang Syarat Makna
13
Bab 13 Resign
14
Bab 14 Meninggalkan Semua Kesempurnaan
15
Bab 15 Amarah Bisma
16
Bab 16 Menginap di Kediaman Deby
17
Bab 17 Masa Lalu Deby
18
Bab 18 Sisi Lain Deby
19
Bab 19 Pertemuan Tak Terduga
20
Bab 20 Tidak Saling Mengenal
21
Bab 21 Makan Siang Bersama
22
Bab 22 Ajeng Mendua?
23
Bab 23 Deby Yang Tak Tau Diri
24
Bab 24 Berkunjung ke Tempat Ajeng
25
Bab 25 Merasakan Cemburu
26
Bab 26 Curhat Lelaki Dewasa
27
Bab 27 Apa Ini Rasanya Merindu?
28
Bab 28 Ingin Mendekat
29
Bab 29 Marah Tak Beralasan
30
Bab 30 Melihatmu Dengan Rasa Yang Berbeda
31
Bab 31 Selalu Ingin Dekat
32
Bab 32 Kekesalan Ibnu
33
Bab 33 Merindukan Saat Bersama
34
Bab 34 Curhat Membawa Kebaikan
35
Bab 35 Usaha Deby
36
Bab 36 Mulai Menyusun Rencana
37
Bab 37 Kekecewaan Deby
38
Bab 38 Melanjutkan Rencana
39
Bab 39 Semakin Mendekat
40
Bab 40 Keisengan Bisma
41
Bab 41 Pengakuan Bisma
42
Bab 42 Kekecewaan Bisma
43
Bab 43 Siapa Pembelinya?
44
Bab 44 Makan Siang Di Rumah Ajeng
45
Bab 45 Curhat Hilman
46
Bab 46 Curhat Deby
47
Bab 47 Keinginan Rujuk
48
Bab 48 Pembicaraan Serius Ajeng dan Hilman
49
Bab 49 Kemarahan Ajeng
50
Bab 50 Penyesalan Bisma
51
51 Kesedihan Bisma
52
Bab 52 Keputusan Bisma
53
Bab 53 Kepergian Bisma
54
Bab 54 Surat Cinta Pengobat Luka
55
Bab 55 Ada Apa Dengan Hilman
56
Bab 56 Perhatian Sigit
57
Bab 57 Semua Masih Bisa Dibicarakan
58
Bab 58 Pov Hilman
59
Bab 59 Pov Hilman2
60
Bab 60 Keinginan Hilman
61
Bab 61 Pertemuan Tak Terduga
62
Bab 62 Pertemuan Ajeng dan Hilman
63
Bab 63 Keputusan Ajeng
64
Bab 64 Berakhir Sampai Di sini
65
Bab 65 Terbiasa Sendiri
66
Bab 66 Prahara Duka Dewi
67
Bab 67 Dendam Kesumat Dewi
68
Bab 68 Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
69
Bab 69 Kisah Dari Negeri Seberang
70
Bab 70 Dr. Fransiska
71
Bab 71 Lamaran Mayang
72
Bab 72 Tempat Tugas Baru
73
Bab 73 Kedatangan Tamu Tak Diundang
74
Bab 74 Perempuan Pendamping Bisma
75
Bab 75 Satu Hari Bersama Ranti Family
76
Bab 76 Pembicaraan Ranti dan Nurita
77
Bab 77 Kedatangan Bisma
78
Bab 78 Pernikahan Mayang
79
Bab 79 Berita Mengejutkan Bagi Bisma
80
Bab 80 Kedatangan Tamu Istimewa
81
Bab 81 Bertemu Dimas
82
Bab 82 Jawaban Atas Semua Pertanyaan
83
Bab 83 Sarapan di Pagi Hari
84
Bab 84 Percakapan di Pagi Hari
85
Bab 85 Perjuangan Belum Berakhir
86
Bab 86 Masih Jauh Api Dari Panggang
87
Bab 87 Tamu Jam Makan Siang
88
Bab 88 Tetap Semangat Jangan Kasi Kendor
89
Bab 89 Rencana Wirya
90
Bab 90 Pengakuan Lala
91
Bab 91 Langkah Pertama Bisma
92
Bab 92 Gila Talak Gila Rujuk
93
Bab 93 Bertemu Teman Lama
94
Bab 94 Dewi Dipermalukan
95
Bab 95 Tetangga Baru
96
Bab 96 Bertemu Ibnu
97
Bab 97 Proposal Bisma
98
Bab 98 Ulang Tahun Bisma
99
Bab 99 Dijemput Bisma
100
Bab 100 Ajakan Bisma
101
Bab 101 Mantan-Mantan Terindah
102
Bab 102 Kejutan Manis Bisma
103
Bab 103 Tamu Tak Tau Diri
104
Bab 104 Cerita Mayang
105
Bab 105 Insiden Acara Mayang
106
Bab 106 Fakta Sebenarnya
107
Bab 107 Pov Bisma
108
Bab 108 Ancaman Bisma
109
Bab 109 Siasat Siska
110
Bab 110 Senjata Makan Tuan
111
Bab 111 Ajeng Opname
112
Bab 112 Mantan Yang Bertanggung Jawab
113
Bab 113 Over Dosis
114
Bab 114 Rencana Gugatan
115
Bab 115 Asisten Dadakan
116
Bab 116 Perasaan Bisma
117
Bab 117 Apa Mungkin?
118
Bab 118 Investigasi Bisma
119
Bab 119 Kunjungan Rekan Seperjuangan
120
Bab 120 Keberangkatan Bisma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!