Lily terdiam menatap kosong ke sembarang arah dengan tangan mengaduk makanan. Berulang kali menghela nafas kasar dengan perasaan tidak enak. Ingin kabur dari acara takut keluarga memikirkan yang tidak-tidak, tetapi tetap di sana pun rasanya begitu tersiksa.
Tiara datang menatap Lily dengan hati yang tak tega, mendekat kemudian memeluk Lily dengan mengusap punggung adik iparnya. Wahyu menepi sesaat, sejak tadi ia sama sekali tidak meninggalkan Lily sendirian. Dan kini membiarkan Tiara yang berperan.
Hari sudah semakin gelap, sebentar lagi adalah pesta untuk kaum muda. Semua teman dan kerabat mempelai datang di sore menginjak ke malam. Acara yang sudah lebih santai membuat Tiara melepaskan diri dari sisi Rafkha.
"Kenapa?"
Lily tidak menoleh namun senyuman getir dari bibirnya membuat hati Tiara ngilu sendiri.
"Salah nggak sich keputusan gue?" lirihnya, kini keduanya tengah duduk menghadap ke pantai, membelakangi kedua mempelai yang tengah sibuk menyambut tamu.
"Salah buat diri loe sendiri, karena secara nggak langsung loe udah nyakitin diri loe. Tapi benar buat keluarga kita, dari segala dampak yang akan terjadi. Keputusan loe sudah benar meski gue tau loe sulit buat menerima. Tapi balik lagi, percaya nggak kalo cinta itu tau jalan pulang? itu gue percaya dan loe pasti inget kan perjalanan gue. Tapi masak ia loe harus nunggu Brian menduda? sampai kapan?"
"Kalo gue nunggu Brian menduda itu sama aja gue doain mereka berpisah, gila namanya! kenapa nggak tadi aja gue rebut dia sebelum ijab di laksanakan." Lily menggelengkan kepalanya, otaknya penuh dengan satu pria. Ingin melepas tapi benar kata orang move on itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
"Tuh loe tau jawabannya, loe udah milih melepas ya loe harus siap menerima pria lain. Wahyu nganggur, gue perhatiin dari pagi kalian akur, malah udah kayak orang pacaran. Kenapa nggak di coba?" Tiara mencoba mengalihkan hati Lily. Meski berat tapi siapa tau berhasil membantu melupakan kekecewaan.
"Ck, loe nggak capek jadi Miss comblang? Lagian gue masih pengen jalanin begini aja dulu. Wahyu juga belum move on kali."
"Kan pas jadinya, saling menyembuhkan!"
...🌷🌷🌷...
Kini pesta dansa di mulai, mempelai pria dan wanita mulai berdansa diikuti dengan pasangan lainnya. Sejak tadi mata Brian berpusat pada satu titik, padahal Aara begitu menarik. Apa lagi jarak keduanya yang sempit, normalnya pria pasti ada rasa ingin. Namun hati tidak klik jadi sulit mendapatkan feel.
"Mau dansa nggak? gue temenin, gratis! dari pada gabut ngelihatin orang doank dari tadi. Tuh liat, Tiara aja yang hamil dansa. Masak loe yang single diam aja!" Wahyu sengaja menyindir-nyindir Lily agar mau berdansa dengannya. Pria itu tidak tega melihat Lily hanya berdiam diri menjadi penonton sambil meratapi nasibnya yang kurang beruntung.
Kini bukan hanya pengantin yang menjadi pusat perhatian dari para tamu tetapi pasangan Lily dan Wahyu pun memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton bahkan mereka yang ikut dansa seketika menepi melihat kedua pasangan yang saling merengkuh dalam gerakan.
Music yang romantis menambah kesyahduan mereka, Lily dan Wahyu begitu kompak hingga menimbulkan hawa panas bagi Brian yang sejak tadi melirik memperhatikan.
"Eugh......nggak sabaran banget sich Ian!" lirih Aara dengan wajah merona saat Brian menarik pinggulnya dengan kuat. Apa lagi tekanan dari telapak tangan Brian begitu terasa menyerupai cengkeraman.
Brian tak menggubris ucapan Aara, ia hanya diam tak menghiraukan. Tak peduli dengan Aara yang berpikir dirinya menggila dan hampir tak tahan. Hingga menguatkan rengkuhan membuat dada keduanya menempel.
Melihat itu pun penonton salah paham, mereka menyangka jika pasangan halal itu sangat romantis dan semakin mesra. Bersorak dan gemas sendiri dengan kedua pasangan yang memiliki daya tarik masing-masing. Dan senyam senyum sendiri melihat mereka yang begitu lincah dengan pasangan masing.
"Bagaimana jika mereka tuker pasangan? gimana para tamu? pasti seru donk!" tiba-tiba MC berseru membuat Lily yang sejak tadi tak sadar jika di jadikan bahan tontonan terkesiap dengan ucapan MC tersebut.
"Tukeran!"
"Tukeran!"
"Ayo di mulai seru nich!"
"Tukeran?" lirihnya. Dengan gerakan mulai melambat Lily tersentak saat seruan dari MC yang memberi aba-aba untuk gaya berputar.
Lily menggelengkan kepala dengan tubuhnya yang teeus berputar karena Wahyu melepaskannya dengan cepat dan cukup kencang. "Jangan....." batin Lily menolak saat tubuhnya seakan terpental kencang.
Hap
Lily tercengang dengan wajah pucat, kini tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Brian. Jantungnya seketika berpacu tiga kali lipat. Bahkan debarannya begitu kuat terasa di dada Brian. Lily ingin sekali merutuki kebodohannya, andai ia tak menerima tawaran Wahyu untuk berdansa, andai Wahyu tak melepaskan pelukannya. Ini tidak akan terjadi...
"Sudah siap berdansa sama gue?" lirih Brian dengan seringai yang membuat Lily bergidik melihatnya. Mata Lily membola saat Brian semakin mengeratkan. Ini tidak mungkin, berusaha untuk menjauh tetapi takdir malah terus membuatnya terjebak dengan pria yang kini harus di jadikan masa lalu.
"Kak...."
"Let's play baby...." Brian memulai kembali berdansa, terpaksa Lily bergerak mengimbangi. Dengan tubuh keduanya yang tak berjarak membuat nafas keduanya beradu. Bahkan mata Brian tak lepas dari wajah ayu Lily yang kini merona dan tak membiarkan sepasang mata indah itu melihat ke lain arah.
Alunan lagu menjadi begitu mellow, tiba-tiba gerakan yang sedang berlangsung melambat dan pelukan semakin erat. Kedua tangan Lily bertengger di leher Wahyu dengan kedua kening yang menyatu.
Para tamu terbawa suasana, begitu antusias melihat mereka dan lupa jika Lily bukanlah pengantin wanita sesungguhnya. Ikut terhanyut dan saling menempel ke pasangan masing-masing seraya menikmati music romantis.
"Sejauh apapun loe berlari, tapi hati loe tau kemana dia akan kembali!"
Sedangkan Aara sejak tadi melirik ke arah suaminya, ia mampu mengikuti gerakan Wahyu namun tak fokus hingga berulang kali melakukan kesalahan. Beruntung Wahyu bisa menutupinya, membimbing, menjadikan kekurangan yang ada berubah menjadi kelebihan yang membuat tamu berpikir mereka sangatlah serasi.
"Lama banget sich berhentinya.." celetuk Aara dengan nada rendah tetapi mengandung kekesalan yang membuat Wahyu tersenyum miring melihatnya.
"Emangnya kenapa? loe takut Brian jadi nyaman sama adik loe?" tanya Wahyu tak kalah lirih. Aara menatap Wahyu dengan mata tajamnya, tak suka dengan apa yang Wahyu ucapkan. Tapi diam tak membantah, karena memang nyatanya hatinya kini tak tenang.
"Nggak usah cemburu! loe pemenangnya kan? jadi biarin aja...kasih kesempatan mereka berdua sebelum istrinya benar-benar mengekang!" Wahyu berbisik dan mengeratkan pelukannya membuat Aara tak dapat berkutik. Aara pun tak mungkin melepasnya dengan memaksa karena akan menimbulkan pemikiran lain dari para tamu yang menyaksikan.
"Bukannya loe yang harusnya cemburu?" ketus Aara namun mengundang tawa lirih dari Wahyu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ita rahmawati
apakah wahyu tau sesuatu
2024-09-21
0
Saadah Rangkuti
Suka bangat ceritanya
2024-07-09
0
Yuliana Tunru
tak bisa komen thor ..sedihhh dan gmn gitu ikut hanyut perasaan lily..
2023-04-14
2