Decent Place

Decent Place

Hidup di kota keras

Asuna melangkah keluar dari gerbang sekolah dan menarik napas dalam-dalam, menikmati hembusan angin yang sejuk. Tiba-tiba, dia merasa ada yang memperhatikannya dan melihat ke sekeliling mencari sumber suara.

"Tumben pulang sendiri?" ucap seseorang dengan suara rendah dari belakang Asuna.

Asuna menoleh dan melihat sahabatnya, Rina, berdiri di belakangnya dengan senyum lebar.

"Asuna, aku tahu kau selalu suka pergi ke rumah temanmu setelah sekolah, tapi hari ini aku bisa menemanimu pulang jika kau mau," tambah Rina.

"Terima kasih, Rina. Tapi aku baik-baik saja, aku hanya ingin pulang sebentar," jawab Asuna sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, tetapi jangan sampai ada masalah ya. Kau tahu bahwa kota kita bukanlah tempat yang aman," ucap Rina dengan nada cemas.

Asuna mengangguk setuju dan melanjutkan perjalanan pulang. Dia merenung tentang kata-kata Rina dan memikirkan kota yang tak aman tempatnya tinggal. Dia ingin keluar dari sana, tapi dia tidak tahu bagaimana.

Asuna terus berjalan sendirian di jalan menuju rumahnya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba dia dihadang oleh sekelompok gangster.

"Hei, cewek, mau ke mana sendirian? Sepertinya kamu butuh teman."ucap salah satu dari kelompok ganster tersebut.

"Tidak, terima kasih. Saya bisa sendiri."jawab Asuna yang menjaga jarak.

"Jangan sombong, deh. Kami hanya ingin membantu kamu. Mari ikut bersama kami."ujar gangster 2 dengan genit.

"Saya tidak butuh bantuan. Tolong, biarkan saya pergi"Jawab Asuna yang mulai panik.

"Ckckck, kalian lihat, dia mulai takut sekarang. Sudahlah, ikut saja dengan kami. Kami akan menghibur kamu."gangster 3

(berusaha melarikan diri) Tolong, jangan! (Asuna berlari secepat mungkin)

"Tahan dia!"teriak ganster pertama

Namun, Asuna berhasil kabur dari para gangster tersebut dan berhasil sampai di rumah dengan selamat. Dia sangat takut dan trauma setelah kejadian itu

"Heiii, Farhan. Kamu lagi baca apa di sini?"Sapa Asuna yang masih tertatih kecapean.

"Oh iykak, Kak Asuna. Aku lagi baca komik nih, kak."jawab Farhan yang masih fokus membaca.

"Komik lagi ya, Farhan. Kalau gitu, tugas sekolah kamu udah selesai semua kan?"Jawab Asuna

"Udah, kak. Tadi siang aku udah selesai ngerjain tugas. Kak Asuna, kamu kenapa kok terlihat lelah banget ya?"Tanya Farhan yang memperhatikan Kakaknya.

"Ah, cuma kecapean sedikit aja. Tadi di jalan aku hampir kena gangguan sama beberapa orang yang enggak dikenal."ucap Asuna yang berjalan mendekati Farhan.

"Serius, Kak? Kakak sehat-sehat aja kan?"Ucap Farhan yang sedikit panik.

"Kakak selamat kok. Cuma sedikit kaget saja tadi.Mau minum juga, Farhan?"ucap Asuna yang duduk di sofa dan mengambil minum di meja.

"Iya, kak. Terima kasih ya."ujar Farhan

"Ini, Farhan. Aku juga minum dulu ya."Asuna yang menuangkan air ke gelas untuk Farhan.

Farhan: Terima kasih, kak. Kamu pasti capek banget ya tadi.

"Iya, tapi aku senang juga bisa selamat ke rumah. Jadi rasanya enggak seberat tadi waktu pulang." ucap Asuna

"Wah, senangnya. Kalau gitu, besok Farhan pulang sekolah nanti jangan lupa beliin makanan enak untuk kak Asuna yak,"ucap Farhan dengan. Ekspresi senang.

"(tertawa) Oke deh, kalau ada makanan enak pasti aku beliin kamu juga, Farhan. Tapi sekarang kamu harus istirahat dulu, ya? Jangan kelamaan baca komik."Ucap Asuna.

"Iya, kak."Jawab Farhan.

"Farhan, itu komik apa yang sedang kamu baca?" Tanya Asuna yang melihat cover komik.

"Ini komik tentang superhero kota, kak. Dia bisa melindungi kota dari para penjahat dan memberikan keamanan untuk warga kota."jawab Farhan

"Itu pasti sangat menyenangkan ya. Aku juga ingin hidup dalam keamanan dan damai seperti di dalam komik itu."Ucap Asuna.

"Tapi sayangnya, kota kita tidak seperti itu. Setiap hari ada saja berita tentang kejahatan di koran."Ucap Farhan.

"Ya, aku juga merasa khawatir setiap kali keluar rumah. Tapi kita harus berusaha untuk selalu waspada dan berhati-hati."ujar Asuna.

"Kak, aku yakin kita pasti bisa menjalani hidup ini dengan baik. Kita bisa saling membantu dan melindungi satu sama lain, kalau begitu aku akan menjadi superhero aku ingin menjadi seorang yang kuat dan membuat kota ini aman."ujarnya yang penuh tekad.

Asuna mengangguk pelan mendengar ucapan adiknya, lalu ia pun menatap Farhan dengan penuh kasih sayang, "Tentu saja kamu bisa menjadi apa saja yang kamu mau, Farhan. Tapi kamu tahu kan kalau superhero di komik hanya fiksi belaka?" ujarnya lembut.

Farhan mengangguk kecil, lalu ia menatap kakaknya dengan mata berbinar-binar, "Tapi, kakak, aku ingin menyelamatkan orang lain, seperti superhero itu. Aku ingin kota ini aman dan tanpa kejahatan."

Asuna tersenyum melihat semangat adiknya, "Tentu saja, Farhan. Kamu bisa menjadi pahlawan dengan cara mu sendiri. Kamu bisa menolong orang lain dengan kebaikanmu dan memperbaiki keadaan kota kita."

Farhan pun tersenyum senang mendengar kata-kata kakaknya, "Terima kasih, kakak. Aku pasti akan jadi pahlawan seperti di komik," ujarnya semangat.

Asuna tersenyum melihat semangat adiknya, dan di dalam hatinya ia berharap agar keinginan adiknya menjadi pahlawan bisa menjadi kenyataan. Dia merasa bertanggung jawab untuk menjaga adiknya dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi Farhan dan keluarganya di kota yang penuh kejahatan itu

Malamnya Asuna mendengar suara pintu yang di gedor keras, Dia pergi ke ruang tamu dan membuka pintu dan melihat ayahnya yang berada di depan pintu dengan keadaan setengah sadar Akibat mabuk keras.

"Dasar anak Goblok !! buka pintu aja lama banget sih."ucap Ayah Asuna dengan bentak.

"Kau minum lagi ? Kenapa kamu selalu begini ?"tanya Asuna yang sedikit kesal.

"Hah? Apa yang kamu bicarakan,Asunaaa..? Aku hanya ingin bersantai setelah bekerja keras seharian."jawabnya dengan merendahkan Asuna.

"Bersantai dengan minum sampai mabuk? Kamu pikir itu santai? Kamu harus berhenti, ayah. Kamu harus memikirkan keluarga kita,"ucap Asuna yang menasihati ayahnya.

"Apa yang kamu tahu tentang hidup, nak? Kamu masih muda, kamu belum tahu apa-apa. Aku bisa melakukan apa yang aku inginkan,"jawab ayahnya yang masih sempoyongan.

"Tapi kamu tidak bisa melukai keluarga kamu dengan perilakumu yang merusak ini! Aku sudah bosan dengan semua ini. Aku ingin pergi dan membiarkanmu di sini sampai busuk."ucap Asuna.

"(tersenyum sinis) Pergi kemana, Asuna? Kamu masih anak sekolah, kamu belum bisa melakukan apa-apa. Kamu hanya bisa tinggal di sini dan menderita bersama keluarga,''ucapnya.

"Aku tidak akan seperti ini selamanya. Aku akan menemukan cara untuk keluar dari sini dan membangun hidup yang lebih baik,"jawab Asuna yang mengeluarkan air mata.

"Hahaha, kamu hanya mimpi, nak. Ini adalah dunia yang kejam dan tidak adil. Tidak ada harapan untuk keluarga seperti kita."ucapnya yang menertawakan anaknya.

"Tidak, ayah. Aku percaya ada harapan, mungkin inilah mengapa Ibu meninggalkanmu."ucapnya dengan sedikit merendahkan nada suaranya.

Tiba-tiba Ayah Asuna mengepalkan tangannya dan langsung mengayunkan tinju ke wajah Asuna

Bruuukk...

hingga membuatnya tersungkur ke tanah,  ayahnya langsung membentaknya, "Sekarang kau berani mengatakan itu di depan ayahmu ini, Aku setiap hari bekerja sampai lembur itu bukan hanya untuk mabuk , ku lakukan sepenuhnya untuk biaya sekolah kamu , adikmu ,biaya ini itu , kau takan merasakan apa yang Ayah rasakan karena kau masih kecil, dan mungkin kau takkan merasakan itu karena kau perempuan." Ucapnya dengan nada tinggi dan membentak.

"kau seharusnya bersyukur aku masih mau bekerja keras,"ucapnya yang masih marah.

Asuna yang masih menahan sakit akibat pukulan ayahnya, hanya bisa menangis dan terdiam, Ayahnya lalu pergi ke kamarnya untuk tidur, waktu itu jam 12 malam Adiknya yang sebelumnya sudah tidur, terbangun akibat kebisingan dari pertengkaran Asuna dan ayahnya , Farhan melihat Asuna yang menangis di ruang tamu.

Farhan menghampiri Asuna "Kak Asuna, kenapa kamu menangis?"tanya Farhan yang sedih.

Asuna berusaha tersenyum dan membersihkan air matanya "Tidak apa-apa, Farhan. Hanya mimpi buruk," jawab Asuna.

Farhan menggeleng "Itu bukan mimpi, kak. Aku juga dengar pertengkaran antara kamu dan ayah tadi,"ujar Farhan.

Asuna tersenyum lemah "Tidak usah khawatir, Farhan. Semuanya akan baik-baik saja,"jawab Asuna.

"Tapi, aku takut ayah akan melukai kakak lagi,"jawab Farhan yang cemas.

Asuna memeluk Farhan "Jangan khawatir, Farhan. Aku akan mencari jalan keluar dari situasi ini. Dan aku akan melindungimu, selalu,"ujarnya yang masih dalam pelukan.

"Aku percaya kakak. Kakak pasti bisa,"ujar Farhan yang mendukung kakaknya.

"Terima kasih, Farhan. Kau selalu memberiku kekuatan,"ujarnya yang tersenyum.

Mereka berdua saling memeluk, dan Asuna merasa lega karena memiliki adik seperti Farhan yang selalu memberinya dukungan. Namun, dalam hatinya, dia merasa semakin yakin bahwa dia harus mencari jalan keluar dari situasi keluarganya yang buruk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!