Suamiku Bukan Milik Ku
"Gimana? Udah ada kabar baik?" Tanya ibu mertua.
"Belum Bu." Jawab Nadira.
"Gimana sih? Udah 3 tahun nikah, masa sampe sekarang belum juga ada tanda-tanda hamil?" Marah Ibu Mertua.
"Iya, mau gimana lagi Bu? Aku juga udah coba Promil dan Alternatif, tapi masih belum juga d kasih." Ucap Nadira kesal.
"Jangan-jangan kamu mandul?" Tuduh ibu mertua.
"Astaghfirullah, ibu. Jangan bicara begitu Bu, aku selalu periksa kesehatan untuk program kehamilan dan aku sehat2 aja." Ucap Nadira, dengan mata yang berkaca-kaca, mendengar ucapan ibu mertua nya.
"Terus maksud kamu Tio anak ibu yang mandul? Enak aja kamu ngomong, di keluarga kami tidak ada sejarahnya mandul. Yang ada kami itu subur-subur semua." Marah ibu mertua.
"Bukan begitu Bu. Mas Tio setiap aku ajak k dokter untuk program kehamilan pasti banyak sekali alasannya dan aku selalu periksa sendiri, dokter juga bilang aku sehat-sehat aja." Jelas Nadira.
"Itu sama aja kamu menyalahkan Tio, dasar menantu tidak berguna." Hardik ibu mertua ku sambil pergi keluar dari rumah ku.
Dan aku pun langsung terduduk lesu, ntah apa yang harus aku lakukan lagi. Pengorbanan yang selama ini aku lakukan tidak pernah dihargai siapa pun lagi, termasuk suami ku.
Selama ini aku rutin ke dokter kandungan, dan beberapa alternatif. Agar aku bisa segera mengandung, namun hingga kini Allah belum memberikan kepercayaan itu kepada kami.
Aku sudah melakukan program kehamilan, di pijat oleh alternatif, minum obat ini dan itu, bahkan minuman herbal pun sudah aku lakukan. Tetapi belum membuahkan hasil.
Kecewa, sedih dan putus asa yang aku rasakan. Apalagi Mas Tio tidak pernah mau 1 kali pun ikut dengan ku untuk menjalani rangkaian pengobatan demi aku bisa hamil.
Ibu mertua selalu memonopoli suami ku, bahkan beliau memutuskan untuk tinggal dengan kami.
Semua terasa berbeda, saat ibu mertua mulai tinggal dengan kami. Segala sesuatu harus sesuai dengan keinginannya dan harus meminta izin untuk melakukan apa pun.
Ibu mertua selalu mencari-cari kesalahan ku dan melaporkan ke Mas Tio. Padahal bukan aku yang salah, namun aku selalu di salahkan.
Ntah akan sampai kapan ibu berperilaku seperti itu..
"Semoga aku bisa selalu sabar dalam menghadapi sikap ibu." Do'a ku.
Seperti biasanya sebelum waktu subuh aku bangun, untuk beres-beres rumah, mencuci dan lainnya.
Setelah itu aku langsung menjalankan kewajiban ku shalat subuh. Baru selesai aku merapikan sajadah, mertua ku berulah kembali.
Buru-buru aku menghampiri mertuaku.
"Nadira. . . Nadira. . ." Teriak Ibu Mertua dari dapur.
"Pagi-pagi bukannya beres-beres rumah, malah asik aja dikamar, ngga tau apa ibu itu cape beres-beres rumah, bikin sarapan. Kamu itu enak-enak aja keluar kamar jam segini" Ucap Ibu Mertua sambil marah-marah.
"Aku udah bangun Bu, bahkan sebelum subuh. Pekerjaan rumah semua udah aku kerjain, ini masakan juga kan aku yang masak. Cuman belum aku siapin di meja, karna masih subuh" Ucap Nadira sambil menjelaskan ke Ibu Mertua.
"Kebiasaan banget sih. Dikasih tau malah ngejawab terus" Ucap Ibu Mertua dengan ketus
"Ada apa sih ini? Setiap hari ribut terus, kapan rumah ini tentram hah?" Marah Mas Tio.
"Ini loh, istri mu. Ibu cuman ngajarin yang baik-baik aja. Dia malah ngelawan terus, ibu jadi kesel" Adu Ibu Mertua.
"Ngga gitu loh mas" Sela Nadira
"CUKUP, bisa ga 1 hari aja kalian ga ribut? Bikin pusing aja!" Marah Mas Tio.
Kami pun diam.
"Ayo duduk! Kita makan." Ucap Mas Tio.
Setelah sarapan aku dan Mas Tio pun masuk kembali ke dalam kamar, karna Mas Tio harus bersiap untuk berangkat bekerja.
Aku pun memberanikan diri untuk bicara pada Mas Tio.
"Mas, maafin aku iya" Ucap Nadira sesal.
Ku lihat Mas Tio menarik napas panjang.
"Mas juga minta maaf iya. Udah marah-marah tadi" Ucap Mas Tio, sambil mengelus rambutku.
"Ngga apa-apa mas, tadi aku cuman ngejelasin aja k ibu. Kalau aku kan emang dari dulu juga selalu bangun sebelum subuh untuk beres-beres rumah sama bikin sarapan. Terus aku shalat subuh dulu, tapi ibu malah marah-marah gitu" Adu Nadira kepada suaminya.
"Iya udah yang sabar aja iya dek. Kalau ibu ngomong apa-apa, kamu jawab iya aja ya dek. Ibu udah tua, kita harus lebih sabar Bu iya" Nasehat Mas Tio.
"Iya mas, aku akan berusaha lebih sabar. Aku minta maaf iya mas" Ucap Nadira sambil tersenyum.
"Iya udah ngga perlu diperpanjang lagi iya dek. Yuk antar mas ke depan, mas mau berangkat. Udah siang nih" Ucap Mas Tio.
Kami pun keluar dari kamar, dan kulihat ibu sedang asik nonton tv di ruang keluarga. Kami pun menghampirinya.
"Bu, aku berangkat ke kantor dulu" Ucap Mas Tio, sambil mengulurkan tangan untuk mencium tangan ibunya.
"Iya, kamu hati-hati iya" Ucap Ibu Mertua.
"Iya Bu" Ucap Mas Tio.
Aku dan Mas Tio pun berjalan menuju depan rumah.
"Ini mas tasnya" Ucap Nadira.
"Iya dek, inget kamu harus lebih sabar dan mengalah iya dek" Ucap Mas Tio.
"Iya mas, aku akan coba lebih sabar lagi. Hati-hati iya di jalan! Semangat kerjanya, semoga Allah selalu menjaga dan melindungi mas" Do'a Nadira, yang selalu aku ucapkan saat suamiku berangkat bekerja.
"Aamiin, makasih iya dek selalu mendoakan mas. Mas berangkat iya" Ucap Mas Tio.
"Iya mas" Ucap Nadira dengan senyum dan mencium tangan suaminya.
Ku Lambaikan tangan mengantar kepergian suami ku, kemudian aku kembali ke dalam rumah.
"Ngadu apa aja kamu sama anak ku? Pasti kamu ngadu yang nggak-nggak! Iya kan, jawab!" Ucap Ibu Mertua dengan tangan di pinggang sambil marah-marah, padahal aku masih di depan pintu rumah ku.
Sebelum aku menjawab, ku tarik napas ku dulu. Agar aku tidak emosi.
"Kenapa diem aja? Ngga punya mulut? Atau berubah jadi bisu?" Hardik Ibu Mertua dengan kedua tangannya di pinggang.
"Astaghfirullah Bu, ko ngomong nya gitu? Aku ngga kaya gitu iya Bu." Ucap Nadira dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Alah sok polos, padahal tukang ngadu. Dasar menantu ga berguna!" Ucap Ibu Mertua sambil melengos pergi ke kamarnya.
"Ya Allah sabarkanlah aku dalam menghadapi Ibu Mertua ku. Lembut kan lah hati Ibu Mertuaku." Do'a ku.
Itulah yang terjadi hampir setiap hari. Masalah kecil selalu di besar-besarkan oleh mertuaku.
'Ntah apa salahku selalu di fitnah mertuaku sendiri.' Ucap Nadira dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-08-01
0
Carneti Fitriani
jahat iya mulut mertua
2023-05-25
0