Siang harinya setelah melakukan kegiatan - kegiatan di dalam penjara, para tahanan masuk ke dalam kantin. Mereka akan mengantri mengambil makanan, dan satu meja dipenuhi lima orang dari sel no 9.
"Ariana, kamu makan lah sedikit. Paksakan dirimu," ujar Nyonya Marde.
"Ana, aku suapi ya," ujar Nora.
Ariana menggeleng, nafasnya terdengar lemah. "Aku harus kuat, sampai kita keluar."
Kondisi Ariana semakin hari semakin memprihatinkan, akhirnya hari yang ditunggu - tunggu tiba.
Pengacara Ariana sudah menyiapkan segalanya, menyusupkan pakaian penjaga wanita ke dalam sel sejak beberapa hari lalu dan mereka sembunyikan saat ada inspeksi para petugas sel setiap malam.
Hari ini semua tahanan dibebaskan keluar sel selama satu hari dan bebas berkeliaran tapi masih berada di sekitar dalam penjara. Ariana dan Annora memakai pakaian petugas tahanan, dibantu ketiga teman sel-nya. Nora dan Ana berpura - pura menjadi petugas yang mendampingi mereka bertiga.
Annora dan Ariana menyusuri lorong sel menuju keluar penjara lewat jalan belakang dengan jantung yang berdegup kencang takut ketahuan, sedangkan kunci sudah dikantongi.
"Kalian berdua mau kemana?" seseorang bertanya dari belakang mereka.
Degh !
"Kami akan memeriksa bagian belakang, atasan menyuruh kami," jawab Annora tenang.
"Hm, pergilah," lalu terdengar langkah kaki di belakang mereka semakin menjauh.
"Hhh, kita berhasil lolos. Ayo," Annora menggandeng tubuh lemah Ariana kembali menyusuri lorong - lorong penjara, Cctv di sana sudah dimatikan sejak tadi oleh petugas yang disuap Pengacara Ariana.
Setelah sampai di depan pintu belakang, Nora memasukan kunci ke dalam gembok. Detik itu juga gembok terbuka lalu terlepas dari rantai yang membelit gagang pintu.
Dengan sekali sentakan, pintu terbuka. "Ayo cepat."
Annora dan Ariana berjalan dengan cepat, seorang petugas lelaki yang juga disuap sedang menunggu mereka di gerbang luar. "Cepat pergi, aku yang akan mengurus semuanya dari sini."
Ariana dan Annora keluar pintu gerbang, dengan cepat masuk ke dalam mobil hitam dengan plat nomer palsu.
Seketika mereka lega saat mobil itu berjalan menjauh dari penjara.
"Apa ini aman?" tanya Nora.
"Tidak bisa dipastikan, tapi setidaknya para penjaga yang saya suap akan membersihkan jejak - jejak pelarian Anda berdua. Apalagi semua tahanan memang sedang dibebaskan dari sel - sel mereka dan hari ini tidak akan dicurigai ketidakberadaan Anda berdua di penjara. Saat pembersihan selesai oleh para petugas itu, kita sudah bisa lolos."
"Terima kasih, Tuan Arnold," ujar Ariana pada pengacaranya.
"Ini sudah kewajiban saya, Nyonya."
Sekitar 5 kilometer jauhnya, mereka berganti mobil, di dalam mobil mereka sudah berganti baju. Mereka sampai di dermaga kapal, menaiki kapal sewa lalu menjauh dari kota itu.
Beberapa minggu kemudian, mereka berdua kembali tertangkap lebih tepatnya sengaja agar tertangkap saat para polisi mencari mereka.
"Kalian sekarang sudah bertukar wajah, bagaimana keadaanmu Ana?" tanya Nyonya Marde di dalam sel.
"Aku lelah, Nyonya. Aku sudah tak sanggup lagi," ujar Ariana, wajahnya sudah berubah menjadi wajah Annora karena saat pelarian mereka berdua melakukan operasi wajah dan bertukar.
Ariana berbalik menoleh pada Annora.
"Balaskan dendam-mu, Nora. Balaskan dendam-ku juga, waktuku sudah tidak banyak," Ariana terbaring lemah di alas tidurnya di lantai sel yang dingin.
Ariana Grade, seorang pewaris kaya raya dijebak suaminya bahkan diracuni sampai akhirnya sekarat di dalam penjara. Dendam yang dimilikinya, ia pertaruhkan pada teman yang senasib dengannya.
"Aku berjanji akan membalas mereka yang telah menyakiti kita! Mata dibalas mata! Gigi dibalas gigi! Darah dibayar darah! istirahatlah dalam damai, kawan..." Annora tersenyum sadis.
Annora, seorang istri yang telah kehilangan anak dalam kandungannya bahkan dijebak telah membunuh suaminya sendiri.
___Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ika Ika
seru
2023-10-29
0