BAB 5. MELARIKAN DIRI

Sayup-sayup masih terdengar teriakan gusar wanita itu mengikuti saat Langit berjalan menyusuri koridor, menuju lift. Baru ketika pintu lift tertutup, suara itu ikut menghilang. Sampai di lantai dasar, ia bergegas menyeberangi lobi bangunan apartemen pencakar langit, ingin lekas-lekas menghirup udara luar yang segar dan menghilangkan bau parfum perempuan tadi yang mengganggu pernapasan-nya. Ia menganggukkan kepalanya kepada pelayan yang membukakan pintu.

“Selamat malam, Pak Bramastya,” sapa sopan si penjaga pintu penuh hormat.

Kilatan lampu kamera langsung menyergap nya begitu ia melangkahkan kaki keluar. Secara otomatis ia mengangkat lengannya guna melindungi wajahnya kalau-kalau ada yang memotret nya lagi. Namun sayang, usahanya sia-sia. Sebab, kamera-kamera berlampu blitz terus saja mengikuti kemana langkahnya berjalan. Sedangkan segerombolan wartawan tak henti-hentinya menutup jalannya dan mengerubungi nya.

“Sudah, sudah. Hentikan sekarang juga. Biarkan aku lewat.” Ucapnya sambil berusaha melepaskan diri dari kerumunan mereka. “Apa masih belum cukup foto yang kalian ambil di pertunjukan premier tadi?”

“Mana pernah cukup kalau itu berhubungan dengan Anda, Bramastya? Foto Anda laku keras. Terlebih, karena ayah Anda akan datang minggu ini.”

Langkah Langit yang awalnya tergesa-gesa dan memburu, mendadak jadi berhenti. Ia membalikkan badannya, mencari wartawan yang menyebut-nyebut nama ayahnya. “Kau tahu darimana? Siapa yang memberimu kabar ini?”

“Oh, apakah Anda penasaran?”

Langit berhadapan dengan Tobi Werdana, rupanya. Seharusnya ia sudah tahu sedari awal tadi. Pandangannya jatuh pada wajah bulat gemuk yang paling menyebalkan dan menjijikkan. Werdana merupakan wartawan paruh waktu. Hasil fotonya biasanya muncul di tabloid gosip penuh skandal yang fakta nya tidak jelas benar atau tidaknya.

Wajah wartawan itu tidak menarik. Dengan perut buncit nya, membuat kancing-kancing kemeja yang dipakainya menjadi lusuh, berkerut dan meregang. Kakinya gemuk dan pendek membuatnya selalu berdiri dengan kaki terbuka dan lebar dimanapun dan kapanpun. Rambutnya tipis, berminyak melekat pada batok kepalanya yang pucat penuh dengan keringat. Langit tahu persis pada lengan tangannya terdapat tato wanita bugil. Sepertinya, itu adalah harta miliknya yang paling berharga dan selalu dibanggakannya, karena ia tidak pernah lupa untuk memamerkannya. Di leher tebalnya menggantung tali kamera yang basah oleh keringat.

“Oh, tentu saja saya tahu kunjungan ayah Anda sangat, sangat dirahasiakan,” kata wartawan itu. “Tapi Anda tahu sendiri, tidak ada rahasia yang tahan lama di kota ini.”

“Bagaimana perasaan Anda mengenai kedatangan ayah Anda?” tanya wartawan lain tak mau kalah dalam mengejar berita terkini.

“No comment. Permisi.” Tutup Langit berlalu begitu saja.

Tiba-tiba Tobi Werdana menghadang nya dan berkata, “Apa hanya begitu saja tanggapan Anda? Ayolah. Berikan sedikit tanggapan Anda yang lain.” Ternyata tidak hanya lidahnya saja yang lincah, gerakannya lumayan lincah untuk ukuran orang gemuk yang berusaha mencegahnya pergi, pikir Langit. “Kapan terakhir Anda berjumpa dengan ayah Anda?”

“No comment.” Desis Langit mencoba menahan emosi yang sudah mulai meluap. “Biarkan aku pergi dari sini.”

“Bagaimana kira-kira pendapat ayah Anda tentang wanita yang tadi menemani Anda? Apakah mungkin dia teman spesial Anda?” tanya Tobi khas wartawan gosip.

“Sudah berapa lama Anda berhubungan dengan dia?” tanya wartawan lain ikut menimpali. “Ada rencana untuk menikah, barangkali?”

“Oh, demi Tuhan. Hentikan!” seru Langit marah. Sebuah kamera mengambil foto profil dirinya. Langit mendorong wartawan itu ke samping, tapi langkahnya kembali dihadang oleh sosok gemuk Tobi.

“Mari kita ambil satu foto lagi untuk koleksi foto ayah Anda,” ucap Tobi sambil mengarahkan kamera dan menjepret nya.

Kilatan lampu blitz membuat pandangan Langit menjadi kabur sementara. Setelah efek lampu kamera itu selesai, pandangan matanya kembali terang dan jelas, secara cepat ia menarik tali kamera milik Tobi dengan kuat hingga lepas dari leher Tobi. Melihat kerasnya renggutan itu, orang-orang di sekitar kejadian menjadi heran leher lelaki itu masih utuh.

Langit membenturkan kamera itu ke dinding gedung, lalu melemparkannya ke pinggir jalan. Semua orang yang berada di situ bergumam dan takut, kemudian secara bersamaan mereka mundur teratur. Dengan dada naik-turun karena emosi yang telah tersulut dan dengan tinju yang terkepal, Langit berdiri menghadapi Tobi. “Sekali lagi aku melihatmu masih terus mengganggu ku seperti ini lagi, maka akan aku pastikan kau takkan pernah bisa bekerja. Paham!” serunya kasar pada lelaki gemuk yang mulai ciut nyalinya itu. “Minggir dari hadapanku.”

Sikap awal Tobi yang terkesan menantang dan seperti di atas angin, berubah seketika. Wajah yang tadinya menyeringai licik, sekarang menjadi pucat dan gelisah. Ia bergerak menepi dan memberikan Langit jalan. Selang beberapa langkah, Langit menengok ke belakang dan berkata, “Akan aku kirim cek sebagai pengganti kameramu yang hancur itu. Jangan sampai aku melihat batang hidungmu lagi.”

Sosoknya menghilang di persimpangan jalan. Ia membuka pintu mobilnya dan duduk di belakang kemudi Mclaren Solus miliknya yang sengaja ia parkir sembarangan tanpa takut kecurian atau lecet karena ulah iseng seseorang. Kawanan wartawan foto tadi masih bergerombol di sana ketika Langit melesat di jalan raya beberapa menit kemudian.

Emosi nya sudah agak mereda. Kemarahannya sudah mulai hilang dan dapat ia kendalikan lagi saat ia sampai di gedung apartemen miliknya. Ia memarkirkan mobilnya di tempat khusus di lantai bawah tanah. Di dalam lift ia menyandarkan dirinya ke dinding dan menghela napas dalam-dalam.

Ia sedikit menyesali keputusannya yang terbawa emosi. Mengapa ia tidak mengatasi masalahnya dengan lebih baik? Mengapa ia tidak membiarkan saja mereka mengambil fotonya sampai puas? Sudah terlanjur marah-marah kenapa tidak sekalian saja ia patahkan leher Tobi Werdana brengsek itu. Orang itu culas dan paling tidak disukainya di antara mereka yang biasa memburunya.

Ini semua pasti berasal dari pertanyaan mengenai ayahnya yang membuatnya bereaksi seperti tadi.Ia tak mengira jika kunjungan ayahnya ke Jayakarta sudah diketahui publik. Tapi besok pagi semua juga akan tahu. Dan Tobi Werdana ingin semua orang tahu bagaimana reaksi sang putra atas kunjungan itu.

Lelaki itu pasti akan menjadikannya berita besar. Ia juga tidak akan heran dan kaget jika kemarahannya tadi lalu diberitakan sebagai reaksinya terhadap kunjungan ayahnya. Dasar brengsek! Kenapa ia tidak tinggal di rumah saja malam ini?

Langit memasuki penthouse yang menjadi tempat tinggalnya di kota. Bersih. Tidak banyak cahaya. Menyendiri. Sunyi. Jauh dari keramaian. Yang terdengar hanya dengung lembut AC. Ia jadi teringat ruang penerima tamu sebuah rumah duka.

Pakaiannya sengaja ia tanggal kan di sembarang tempat dimana ia melepaskannya. Ia tidak akan mengkhawatirkan hal itu, karena esok hari pelayan akan memungutinya dan membereskan apartemennya. Tidak ada sehelai benang pun ketika ia sampai di kamar mandi. Ia segera memutar keran air dingin.

Kucuran iar yang sengaja ia besarkan volume-nya itu, memukuli tubuhnya dengan deras, dingin nya yang begitu menyengat tak dirasakan nya. Seolah, itu sebagai hukuman baginya karena telah membuat kekacauan malam ini-- kepada wanita itu dan juga para wartawan.

Mereka sebenarnya tidak bersalah, karena mereka sedang melakukan tugasnya. Kalaupun ada yang bersalah, itu pastinya dialah orangnya. Mereka menjadi korban kekesalan hatinya.

“Aku harus segera pergi dari kota ini.”

Terpopuler

Comments

Ria Santika

Ria Santika

Sebel modelan kayak Tobi

2023-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. KEPUTUSAN SULIT
2 BAB 2. CUTI DAN KOMPENSASI
3 BAB 3. LIBURAN YANG DINANTIKAN
4 BAB 4. BOSAN
5 BAB 5. MELARIKAN DIRI
6 BAB 6. PRIA BERMATA KUCING
7 BAB 7. PENASARAN
8 BAB 8. MISI RAHASIA
9 BAB 9. TANTANGAN TERBUKA
10 BAB 10. MUNDUR UNTUK KEMENANGAN
11 BAB 11. MAKAN MALAM BERSAMA
12 BAB 12. MATI DAN HIDUP KEMBALI
13 BAB 13. CIUMAN TERBUKA
14 BAB 14. RISIKO MENAHAN HASRAT
15 BAB 15. KESAN CIUMAN MEMBEKAS
16 BAB 16. TARIK ULUR
17 BAB 17. PRIA TAMPAN BIKIN NYAMAN
18 BAB 18. PENGUNTIT BIKIN MATA SAKIT
19 BAB 19. SELINGKUH BAK AIR KERUH
20 BAB 20. TRAUMA TAKUT BERSAMA
21 BAB 21. TERSAKITI SAMPAI INGIN MATI
22 BAB 22. MALAM PANJANG BIKIN MELAYANG
23 BAB 23. TRAUMA SIRNA BERSAMA DILEMA
24 BAB 24. INDAH SEPERTI SEJARAH
25 BAB 25. AWALI PAGI SALING MEMUJI
26 BAB 26. BERBARING MESKI TERASA ASING
27 BAB 27. MIMPI TAK INGIN MENEPI
28 BAB 28. BUKAN SEPENGGAL MERASA TERTINGGAL
29 BAB 29. HATI PATAH TAK TERBANTAH
30 BAB 30. INTEROGASI BIKIN SENSI
31 BAB 31. BUKAN RUBAH HIDUPNYA TIBA-TIBA BERUBAH
32 BAB 32. RAHASIA LEWAT KENYATAAN TERCEKAT
33 BAB 33. TAWARAN BUKAN PERMINTAAN
34 BAB 34. RAHASIA PERNIKAHAN POLITIK
35 BAB 35. PERNYATAAN MENIMBULKAN PERDEBATAN
36 BAB 36. CALON SUAMI SERASA MIMPI
37 BAB 37. DINILAI CAMER
38 BAB 38. HATI SEPI NYATA BUKANLAH MIMPI
39 BAB 39. SYARAT PEMULA BIKIN GILA
40 BAB 40. SUMPAH PERNIKAHAN
41 BAB 41. MENDADAK SATU KELUARGA
42 BAB 42. LUAPAN KEJUTAN
43 BAB 43. KEBAHAGIAAN PALSU
Episodes

Updated 43 Episodes

1
BAB 1. KEPUTUSAN SULIT
2
BAB 2. CUTI DAN KOMPENSASI
3
BAB 3. LIBURAN YANG DINANTIKAN
4
BAB 4. BOSAN
5
BAB 5. MELARIKAN DIRI
6
BAB 6. PRIA BERMATA KUCING
7
BAB 7. PENASARAN
8
BAB 8. MISI RAHASIA
9
BAB 9. TANTANGAN TERBUKA
10
BAB 10. MUNDUR UNTUK KEMENANGAN
11
BAB 11. MAKAN MALAM BERSAMA
12
BAB 12. MATI DAN HIDUP KEMBALI
13
BAB 13. CIUMAN TERBUKA
14
BAB 14. RISIKO MENAHAN HASRAT
15
BAB 15. KESAN CIUMAN MEMBEKAS
16
BAB 16. TARIK ULUR
17
BAB 17. PRIA TAMPAN BIKIN NYAMAN
18
BAB 18. PENGUNTIT BIKIN MATA SAKIT
19
BAB 19. SELINGKUH BAK AIR KERUH
20
BAB 20. TRAUMA TAKUT BERSAMA
21
BAB 21. TERSAKITI SAMPAI INGIN MATI
22
BAB 22. MALAM PANJANG BIKIN MELAYANG
23
BAB 23. TRAUMA SIRNA BERSAMA DILEMA
24
BAB 24. INDAH SEPERTI SEJARAH
25
BAB 25. AWALI PAGI SALING MEMUJI
26
BAB 26. BERBARING MESKI TERASA ASING
27
BAB 27. MIMPI TAK INGIN MENEPI
28
BAB 28. BUKAN SEPENGGAL MERASA TERTINGGAL
29
BAB 29. HATI PATAH TAK TERBANTAH
30
BAB 30. INTEROGASI BIKIN SENSI
31
BAB 31. BUKAN RUBAH HIDUPNYA TIBA-TIBA BERUBAH
32
BAB 32. RAHASIA LEWAT KENYATAAN TERCEKAT
33
BAB 33. TAWARAN BUKAN PERMINTAAN
34
BAB 34. RAHASIA PERNIKAHAN POLITIK
35
BAB 35. PERNYATAAN MENIMBULKAN PERDEBATAN
36
BAB 36. CALON SUAMI SERASA MIMPI
37
BAB 37. DINILAI CAMER
38
BAB 38. HATI SEPI NYATA BUKANLAH MIMPI
39
BAB 39. SYARAT PEMULA BIKIN GILA
40
BAB 40. SUMPAH PERNIKAHAN
41
BAB 41. MENDADAK SATU KELUARGA
42
BAB 42. LUAPAN KEJUTAN
43
BAB 43. KEBAHAGIAAN PALSU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!