Bab 17 Ulat Bulu

Setelah sampai di dalam kamar, Putri memegang dadanya yang berdegup kencang. Meskipun ia banyak pengalaman menghadapi para pria hidung belang. Tapi ini baru pertama kalinya ia sedekat itu dengan seorang pria.

Bahkan ia menyentuh pria itu seenaknya sendiri. Dia begitu berani, meskipun itu hanya pura-pura.

"Aku seperti sangat menikmati peranku, ternyata begini rasanya punya pacar, efek gak pernah pacaran jadinya over, bahkan aku dua kali mencium pipinya," gumam Putri pada dirinya sendiri. Putri merasa lucu dan gemas sendiri.

"Aku agresif sekali. Duh... aku malu bertemu paman lagi." Putri menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Berbeda dengan Hardian, setelah masuk ke dalam kamar ia jadi sering tersenyum sendiri, membuka jasnya saja dia melakukannya dengan lembut seperti merasakan sentuhan Putri yang bergelayut manja di lengannya.

"Dasar wanita penggoda." Hardian mengucapkannya sembari tersenyum tipis. Bukan mengumpat seperti sebelumnya.

Sedetik kemudian senyum tipis itupun luntur, wajahnya berubah mengeras.

"Sial! Bagaimana bisa aku terpesona padanya. Sekali murahan tetap murahan. Dia sudah terbiasa menggoda pria, tentunya ini bukan hal yang sulit untuk dilakukannya."

Hardian menertawakan dirinya sendiri, karena begitu mudah terperdaya. Bahkan wanita yang sudah bersamanya selama 3 tahun pun bisa berkhianat. Hardian masuk kedalam kamar mandi, untuk membersihkan diri, terutama menghilangkan sentuhan ulat bulu yang menempel di tubuhnya. Ya sekarang julukan Putri yang baru adakah ulat Bulu.

*

*

Pagi hari.

"Selamat pagi mas Radit," sapa Putri yang langsung masuk ke dalam kamar tanpa mengetuknya. Raditya tersenyum menyambut kedatangan wanita itu.

Ada yang beda dengan Raditya, hari ini ia terlihat sedih.

"Mas Radit, sudah tampan dan wangi. Tapi kenapa wajah ini terlihat sedih," tunjuk Putri pada wajah pria dihadapannya.

Putri duduk di hadapan Radit. Tiba-tiba mata laki-laki itu berkaca-kaca.

"Malam dimana istriku kecelakaan, aku melakukan hal yang fatal. Aku bersama wanita lain di hotel. Aku dijebak. Tapi apapun alasannya aku sudah menghabiskan malam dengan wanita lain saat istriku meregang nyawa," jelas Radit. Akhirnya Radit menceritakan apa yang mengganjal di hatinya.

Putri senang laki-laki itu mau berbagi beban padanya. Putri mendengarkan cerita pria itu dengan rasa sesak di hati.

"Aku suami yang buruk, tidak bisa menjaga istrinya sendiri. Inilah penyesalan yang sampai saat ini, bahkan diriku sendiri tidak bisa memaafkan itu." Radit menangis.

Putri tidak mengira sama sekaki masalahnya ternyata begitu dalam, pantas saja pria itu tidak ingin hidup lagi, karena separuh jiwanya hilang dan ia merasa itu adalah kesalahannya.

Putri yang merasa terharu bangkit dari duduknya lalu memeluk Raditya.

"Menangislah, buang semua beban di dalam hati mas Radit," ucap Putri membuat tangisan pria itu semakin keras.

"Mas, jangan menyalahkan diri terus menerus, itu bukan kesalahan mas Radit, itu sudah takdir yang Tuhan tuliskan. Mas hanya dijebak bukan keinginan mas Radit sendiri."

"Aku yakin, istri mas Radit pasti sedih melihat suaminya seperti ini. Bangkitlah mas, lanjutkan hidup." Pria itu sudah terlihat lebih tenang.

"Jika mas masih merasa menyesal, maka wujudkanlah apa yang menjadi mimpi almarhum istri mas Radit."

"Mimpi?"

"Ya, impian istri mas Radit. Mas pasti tahu apa impiannya."

Radit berpikir sejenak, istrinya itu tidak pernah macam-macam.

"Keinginannya hanya satu, hidup bahagia bersamaku."

"Kalau begitu, mas Radit harus bahagia maka istri mas juga akan bahagia meskipun di tempat yang berbeda."

"Benarkah?"

Putri mengangguk pasti sambil mengusap air mata di pipi Radit, posisi mereka masih sangat dekat dengan pelukan yang sudah terlepas.

Pintu kamar itu terbuka, kedua insan yang masih dalam posisi dekat itu belum menyadari bahwa ada seseorang yang melangkah masuk ke arah mereka. Dilihat dari arah pintu, keduanya sangat terlihat intim.

"Ekheeeem... "

Keduanya spontan melihat ke arah pria yang barusaja masuk ke dalam kamar dengan Putri yang masih memegang wajah Raditya. Kalau dilihat dari belakang, posisi Putri seperti sedang mencium Raditya.

Jadi begini caranya menyembukan orang sakit. Wanita semuanya sama, tidak bisa setia hanya dengan satu pria.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Hardian setelah mengumpat wanita itu.

"Dia barusaja menangis, paman," jawab Putri apa adanya. Lalu kembali menatap wajah Radit, membersihakn sisa air mata pria itu lalu melepas pegangannya pada wajah pria itu. Ia sama sekali tidak memperhatikan perubahan wajah Hardian yang menatap Putri tajam.

"Dia sedang bersedih, paman," bisik Putri ke telinga Hardian. Pria itu merasa darahnya berdesir dengan tingkah wanita itu yang tiba-tiba. Tidak ada yang memperhatikan jika wajah pria itu merona.

"Ayo mas kita sarapan bersama!"

Putri membantu Raditya berdiri lalu memegang lengan pria itu. Mereka melangkah bersama kekuar dari kamar, meninggalkan Hardian sendirian di kamar itu.

Hardian mengeraskan rahangnya melihat Putri memapah Raditya.

"Apa depresinya membuatnya cacat?" tanya Hardian kesal. Setelah itu Hardian menyusul mereka keluar dari kamar.

"Lihatlah, keponakanmu sudah sembuh, berterimakasihlah pada Putri," ujar ayah Malik pada Hardian.

Hardian tidak menjawab, dia langsung duduk lalu menikmati sarapannya. Ayah Malik hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putra bungsunya itu.

Putri dan Raditya tampak sangat akrab, Hardian sesekaki melirik ke arah mereka.

Cihh... Sok akrab.

Tak tahan melihat keakraban keduanya, dengan keras Hardian mendorong kursinya lalu pergi dari meja makan, padahal sarapannya belum habis. Paman tampan sepertinya hanya cari perhatian, bukan cemburu.

Putri dan Raditya hanya melihat sekilas lalu kembali asyik melanjutkan sarapan. Putri menyuapi Raditya.

"Mas Radit, harus makan yang banyak, biar sehat terus, sebentar lagi kita jalan-jalan ya, menghirup udara pagi."

Setelah menyelesaikan sarapannya, Putri dan Raditya berjalan ke taman dekat komplek. Raditya tidak menggunakan kursi roda lagi. Bisa dibilang dia sudah sembuh, hanya saja belum beraktivitas seperti sebelumnya. Rasa penyesalan itu yang menyebabkan hilangnya gairah untuk hidup.

Tak lama sebuah mobil melewati taman itu. Hardian yang berada di dalamnya dapat melihat Putri dan Raditya dengan jelas.

"Mereka sepertinya cocok, Tuan. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih." Sakti membuka suaranya tanpa memperhatikan perubahan raut wajah sang bos.

"Berhenti!" Perintahnya tiba-tiba. Seketika Sakti menghentikan mobilnya secara mendadak. Untung saja jalanan masih sepi.

Sakti tidak berani bertanya setelah melihat perubahan wajah sang bos dari kaca spion.

Hardian mengeraskan rahangnya saat Raditya merapikan rambut Putri yang berantakan dengan wanitanitu yang tersenyum lebar.

Siapapun yang melihatnya tidak akan menyangka jika mereka adalah perawat dan pasien, anggap saja Raditya pasien wanita itu. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

"Tidak tahu malu!" umpat Hardian. Lalu menyuruh asistennya untuk menjalankan mobil kembali.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

ajaib bin aneh tingkah Hardian 😄😄😄cemburu berat pak bos...🤭🤭🫢🫢 hati sudah panas dingin ingin rasanya menarik putri dan membawa pergi jauh dr Raditya agar dekat dgmu seorang Hardian🤣🤣🤣🤣

2024-02-18

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cemburu bilang bos..!! 🤭🤭🤭
bibir boleh menyangkal tp hati...
haredang.. haredang...!! 😅😅

2023-12-14

3

Nami chan

Nami chan

lhah kek cacing kepanasan sendiri 🤣 salah sendiri jaim

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal di Kota
2 Bab 2 Menerima tawaran kakek
3 Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4 Bab 4 Penyakit depresi
5 Bab 5 Mau sarapan
6 Bab 6 Mulut yang berbisa
7 Bab 7 Bonus sepuluh juta
8 Bab 8 Kejadian lalu
9 Bab 9 Sahabat rasa saudara
10 Bab 10 Cerita pilu Putri
11 Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12 Bab 12 Kisah gadis itu
13 Bab 13 Bertemu Pak Kades
14 Bab 14 Senyuman mahal
15 Bab 15 Dasar gadis bodoh
16 Bab 16 Waktunya balas budi
17 Bab 17 Ulat Bulu
18 Bab 18 Janda oh no, oh yes
19 Bab 19 Pacarku menungguku
20 Bab 20 Nonton Bioskop
21 Bab 21 Menghianati sugesti
22 Bab 22 Ayo kita coba!
23 Bab 23 Hari pernikahan
24 Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25 Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26 Bab 26 Obat penenang
27 Bab 27 Kita jalani saja
28 Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29 Bab 29 Nonton
30 Bab 30 Tas 600 juta
31 Bab 31 Couple kelinci dan singa
32 Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33 Bab 33 Alergi
34 Bab 34 Aku malu
35 Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36 Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37 Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38 Bab 38 Aku akan melindungimu
39 Bab 39 Asisten baru
40 Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41 Bab 41 Emang enak dicuekin
42 Bab 42 Ternyata suka janda segar
43 Bab 43 Benarkah?
44 Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45 Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46 Bab 46 Kue anti stress
47 Bab 47 Dasar tidak romantis
48 Bab 48 Aku rindu
49 Bab 49 Aku belum siap
50 Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51 Bab 51 Wanita baik
52 Bab 52 Tidak ada pelakor
53 Bab 53 Alasan sebenarnya
54 Bab 54 Di ruangan rapat
55 Bab 55 Hubungan kita
56 Bab 56 Siapa wanita itu?
57 Bab 57 Memanggil ayah mertua
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Aku yang salah paham
60 Bab 60 Jangan menghina ibuku
61 Bab 61 Kembali ke kampung
62 Bab 62 Biarkan dia bahagia
63 Bab 63 Rumahku di sini
64 Bab 64 Aku butuh bukti
65 Bab 65 Berangkat kerja
66 Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67 Bab 67 Aku mencintaimu
68 Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69 My Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Awal di Kota
2
Bab 2 Menerima tawaran kakek
3
Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4
Bab 4 Penyakit depresi
5
Bab 5 Mau sarapan
6
Bab 6 Mulut yang berbisa
7
Bab 7 Bonus sepuluh juta
8
Bab 8 Kejadian lalu
9
Bab 9 Sahabat rasa saudara
10
Bab 10 Cerita pilu Putri
11
Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12
Bab 12 Kisah gadis itu
13
Bab 13 Bertemu Pak Kades
14
Bab 14 Senyuman mahal
15
Bab 15 Dasar gadis bodoh
16
Bab 16 Waktunya balas budi
17
Bab 17 Ulat Bulu
18
Bab 18 Janda oh no, oh yes
19
Bab 19 Pacarku menungguku
20
Bab 20 Nonton Bioskop
21
Bab 21 Menghianati sugesti
22
Bab 22 Ayo kita coba!
23
Bab 23 Hari pernikahan
24
Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26
Bab 26 Obat penenang
27
Bab 27 Kita jalani saja
28
Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29
Bab 29 Nonton
30
Bab 30 Tas 600 juta
31
Bab 31 Couple kelinci dan singa
32
Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33
Bab 33 Alergi
34
Bab 34 Aku malu
35
Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36
Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37
Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38
Bab 38 Aku akan melindungimu
39
Bab 39 Asisten baru
40
Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41
Bab 41 Emang enak dicuekin
42
Bab 42 Ternyata suka janda segar
43
Bab 43 Benarkah?
44
Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45
Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46
Bab 46 Kue anti stress
47
Bab 47 Dasar tidak romantis
48
Bab 48 Aku rindu
49
Bab 49 Aku belum siap
50
Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51
Bab 51 Wanita baik
52
Bab 52 Tidak ada pelakor
53
Bab 53 Alasan sebenarnya
54
Bab 54 Di ruangan rapat
55
Bab 55 Hubungan kita
56
Bab 56 Siapa wanita itu?
57
Bab 57 Memanggil ayah mertua
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Aku yang salah paham
60
Bab 60 Jangan menghina ibuku
61
Bab 61 Kembali ke kampung
62
Bab 62 Biarkan dia bahagia
63
Bab 63 Rumahku di sini
64
Bab 64 Aku butuh bukti
65
Bab 65 Berangkat kerja
66
Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67
Bab 67 Aku mencintaimu
68
Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69
My Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!