"Tuan, nanti malam tuan Vino mengundang Anda makan malam di restoran Green dan sahabat-sahabat Anda pasti membawa pasangan. Apa Anda juga akan membawa pasangan?" tanya asisten Sakti, kalau sebelumnya Hardian punya kekasih jadi dia tidak pusing mencarikan wanita untuk sang bos.
Sahabat bosnya itu akan memamerkan pasangan mereka setiap kali pertemuan. Entahlah mereka sahabat atau saingan.
"Tidak!" jawab Hardian sedikit berteriak. Mendengar kata pasangan membuatnya teringat akan mantan yang sudah menghiantinya.
Jika sebelumnya wanita itu yang selalu menemaninya dan mampu membungkam mulut para sahabatnya. Tapi sekarang wanita itu telah pergi
Sakti yang melihat aura bahaya dari wajah sang bos, segera pamit untuk undur diri.
*
*
Malam hari.
Hardian masuk ke dalam restoran yang menjadi tempat pertemuan mereka. Dari jauh dapat ia lihat tidak hanya ketiga sahabatnya yang datang. Vino, Arya, Raka dan satu lagi Afri tentu saja dengan pasangan mereka masing-masing. Diantara mereka yang paling dekat dengan Hardian adalah Vino.
Hardian menghentikan langkahnya ketika melihat wanita yang pernah mengisi hatinya bergelayut manja di lengan pria itu.
Kenapa harus pria itu yang menjadi penggantiku? tanya Hardian dalam hati. Dia harus kalah dari Afri.
Afri adalah saingan bisnis Hardian bahkan mereka selalu bersaing saat masih dibangku kuliah.
"Carikan aku wanita!" Perintahnya tiba-tiba pada Sakti yang berada tepat disebelahnya.
Aduh kena lagi. Harus cari dimana dalam waktu yang singkat.
"Baik, Tuan." Sakti hanya bisa pasrah mendapat perintah dari sang bos. Begitulah nasib bawahan.
Hardian melangkah mendekati meja para sahabatnya setelah mendengar jawaban asisten Sakti.
"Hardian, duduklah," sapa Vino yang berdiri lalu memeluk Hardian.
Hardian menatap tajam pada wanita yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu, sementara wanita itu memalingkan wajahnya. Jujur, Hardian masih mencintai wanita yang selama ini selalu berada di disisinya
Cih...wanita murahan tidak pantas untukku.
"Jangan bilang kalau kau datang sendirian?" tanya Arya membuka perbincangan. Tepatnya menyindir Hardian.
Mereka semua tahu hubungan Hardian, Afri dan Sayla, mantan kekasih Hardian yang sekarang menjadi kekasih Afri.
Hardian hanya diam dengan wajah dinginnya.
"Santai bro, lebih baik nikmati makanan ini. Ar, pesanlah makanan yang kau inginkan," sela Vino memecah suasana supaya tidak panas.
Hardian hanya berdehem tanpa mengalihkan tatapannya pada wanita itu. Afri dapat melihatnya, ia tersenyum bangga bisa merebut milik Hardian. Apapun itu.
Tiga puluh menit berlalu. Hardian masih diam dengan wajah dinginnya.
"Beb," panggil wanita yang baru datang dan langsung duduk di sebelah Hardian. Wanita itu bergelayut manja di lengan Hardian. "Maaf, aku terlambat, perutku sakit, aku harus mengeluarkannya dulu," lanjut wanita itu manja sambil mengedipkan satu matanya ke arah Hardian.
Paman, waktunya bermain. Aku akan memerankan peranku dengan baik paman tampan. Anggap saja ini balas budiku padamu. Ucap Putri dakam hati.
Apa yang dilakukan gadis nakal ini? Yang hanya bisa Hardian tanyakan dalam hati. Sedetik kemudian Hardian tersadar. Jangan bilang kalau Sakti yang membawa gadis nakal ini.
"Perkenalkan, aku Putri kekasih Hardian." Ucapan Putri membuyarkan lamunan pria itu. Putri memperkenalkan dirinya dengan menatap satu persatu sahabat Ardian.
"Kau kekasih Hardian?" tanya Raka dan ada satu wanita yang menatapnya tajam, entah kenapa wanita itu seperti tidak menyukainya.
"Kalian bisa melihatnya sendiri." Putri tidak menjawab pasti, ia malah membiarkan mereka berpikir sendiri. Putri mengecup pipi Hardian lalu meletakkan kepalanya di bahu Hardian manja.
Hardian terkejut dengan wajah dinginnya.
Mereka pun bereaksi yang sama terutama wanita yang menjadi mantan kekasihnya itu. Putri semakin menikmati perannya. Tanpa sungkan ia menyuapi Hardian.
"Enak, Beb?" tanya Putri setelah menyuapi Hardian dengan cemilan.
"Apa yang kau suka dari Hardian?" tanya Arya yang masih belum percaya kalau wanita itu adalah kekasih Hardian. Karena yang ia tahu Hardian tidak mudah dekat dengan wanita kecuali wanita yang menjadi mantan kekasihnya, Sayla.
Putri menatap laki-laki yang bertanya padanya.
Dia masih belum percaya kalau aku kekasihnya. Baiklah.
Putri kembali menatap Hardian. Lalu menggenggam tangan pria itu.
"Dia adalah dewa penolongku dan aku jatuh cinta padanya pada pandangan ketiga." Putri masih menatap Hardian penuh cinta, tapi dalam hatinya mengumpat kesal, karena Hardian hanya diam saja, tidak membantunya sama sekali.
"Kenapa pandangan ketiga?" tanya Vino yang ikut penasaran dengan keduanya.
"Karena pada pandangan pertama dan kedua aku selalu mengumpatnya," jawab Putri jujur sembari terkekeh kecil. "Coba kalian lihat wajah dinginnya, kalian juga pasti ingin mengumpatnya kan?"
"Aku juga dulu seperti itu, tapi sekarang aku gemas pada wajah dinginnya ini." Putri menangkup kedua pipi Hardian agar melihat ke arahnya. Lalu Putri mengeluarkan lidahnya. Wek. Sesuatu yang membuat Hardian tersenyum tipis.
Senyuman samar itu tak luput dari pandangan seorang wanita.
"Mungkin bisa dibilang aku menyukainya karena wajah dinginnya ini, kaku tapi sorot matanya begitu romantis." Entahlah romantis dari mana lanjut Putri dalam hati.
Akhirnya makan malam itu selesai dengan Putri dan Hardian yang menjadi pemeran utama.
Putri masuk ke dalam mobil yang juga ditumpangi Hardian, dan Sakti yang berada di belakang kemudi.
Tidak ada lagi wanita yang bermanja dan menempel seperti ulat bulu padanya. Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing sampai mereka tiba dirumah. Mereka pun turun dari dalam mobil bersamaan. Putri masuk kedalam rumah sedangkan Hardian dan Sakti masih diluar.
Dasar paman sombong, tidak tahu terima kasih.
Hardian menatap Putri yang terlihat kesal, tapi Hardian tetaplah Hardian yang tidak peka tehadap wanita.
"Kenapa wanita itu?"
"Maaf, Tuan. Saat keluar dari restoran saya melihat nona Putri dan karena waktu yang mendesak saya terpaksa meminta bantuannya."
Ya Sakti yang meminta bantuan pada Putri.
"Nona Putri, tolong saya," mohon Sakti pada Putri waktu itu. Putri mengernyitkan keningnya bingung.
"Apa yang bisa aku lakukan?" Lalu Sakti menceritakan tugas yang diperintahkan Hardian.
"Hanya menemani Tuan Hardian, Nona."
"Jadi aku harus berpura-pura menjadi kekasihnya?"
"Bisa dibilang begitu, Nona," jawab Sakti sedikit ragu, takutnya Putri tidak mau membantunya.
Setelah berpikir sebentar, akhirnya Putri mengangukkan kepalanya.
Mungkin ini waktunya balas budi paman.
Hardian hanya diam mendengar penjelasan asistennya. Dia juga yang salah mendadak meminta dicarikan wanita.
Kalau saja ia tidak melihat mantan kekasihnya, dia tidak akan melakukannya. Ternyata wanita itu masih berpengaruh padanya.
"Dia tidak pantas untuk mengganggu hatiku," ucapnya dalam hati dengan emosi. Saat di restoran tadi, mereka tidak saling bicara, malah Putri yang banyak bicara.
"Dia cerewet sekali."
"Siapa, Tuan?" Hardian lupa kalau dia masih bersama Sakti. Tanpa menjawab, Hardian langsuk masuk ke dalam rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
Dia cerewet tp selalu buat km tersenyum dg samar Hardian jantungmu aja seperti mau loncat keluar dr tubuhmu dan km tdk menyadari peradaanmu yg sdh menyukai putri🤭🤭
2024-02-18
0
Sandisalbiah
si cerewet yg sering kau sebut wanita murahan itu yg udah bikin jantung kamu berdisko, Hardian..! dan wajah kakumu jd terlihat manusiawi krn secara tdk sadar kamu jd sering tersenyum walau samar.. 🙄😏
2023-12-14
1
ɴᴏʟ
cerewet banget demi kamu
2023-09-13
0