Bab 16 Waktunya balas budi

"Tuan, nanti malam tuan Vino mengundang Anda makan malam di restoran Green dan sahabat-sahabat Anda pasti membawa pasangan. Apa Anda juga akan membawa pasangan?" tanya asisten Sakti, kalau sebelumnya Hardian punya kekasih jadi dia tidak pusing mencarikan wanita untuk sang bos.

Sahabat bosnya itu akan memamerkan pasangan mereka setiap kali pertemuan. Entahlah mereka sahabat atau saingan.

"Tidak!" jawab Hardian sedikit berteriak. Mendengar kata pasangan membuatnya teringat akan mantan yang sudah menghiantinya.

Jika sebelumnya wanita itu yang selalu menemaninya dan mampu membungkam mulut para sahabatnya. Tapi sekarang wanita itu telah pergi

Sakti yang melihat aura bahaya dari wajah sang bos, segera pamit untuk undur diri.

*

*

Malam hari.

Hardian masuk ke dalam restoran yang menjadi tempat pertemuan mereka. Dari jauh dapat ia lihat tidak hanya ketiga sahabatnya yang datang. Vino, Arya, Raka dan satu lagi Afri tentu saja dengan pasangan mereka masing-masing. Diantara mereka yang paling dekat dengan Hardian adalah Vino.

Hardian menghentikan langkahnya ketika melihat wanita yang pernah mengisi hatinya bergelayut manja di lengan pria itu.

Kenapa harus pria itu yang menjadi penggantiku? tanya Hardian dalam hati. Dia harus kalah dari Afri.

Afri adalah saingan bisnis Hardian bahkan mereka selalu bersaing saat masih dibangku kuliah.

"Carikan aku wanita!" Perintahnya tiba-tiba pada Sakti yang berada tepat disebelahnya.

Aduh kena lagi. Harus cari dimana dalam waktu yang singkat.

"Baik, Tuan." Sakti hanya bisa pasrah mendapat perintah dari sang bos. Begitulah nasib bawahan.

Hardian melangkah mendekati meja para sahabatnya setelah mendengar jawaban asisten Sakti.

"Hardian, duduklah," sapa Vino yang berdiri lalu memeluk Hardian.

Hardian menatap tajam pada wanita yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu, sementara wanita itu memalingkan wajahnya. Jujur, Hardian masih mencintai wanita yang selama ini selalu berada di disisinya

Cih...wanita murahan tidak pantas untukku.

"Jangan bilang kalau kau datang sendirian?" tanya Arya membuka perbincangan. Tepatnya menyindir Hardian.

Mereka semua tahu hubungan Hardian, Afri dan Sayla, mantan kekasih Hardian yang sekarang menjadi kekasih Afri.

Hardian hanya diam dengan wajah dinginnya.

"Santai bro, lebih baik nikmati makanan ini. Ar, pesanlah makanan yang kau inginkan," sela Vino memecah suasana supaya tidak panas.

Hardian hanya berdehem tanpa mengalihkan tatapannya pada wanita itu. Afri dapat melihatnya, ia tersenyum bangga bisa merebut milik Hardian. Apapun itu.

Tiga puluh menit berlalu. Hardian masih diam dengan wajah dinginnya.

"Beb," panggil wanita yang baru datang dan langsung duduk di sebelah Hardian. Wanita itu bergelayut manja di lengan Hardian. "Maaf, aku terlambat, perutku sakit, aku harus mengeluarkannya dulu," lanjut wanita itu manja sambil mengedipkan satu matanya ke arah Hardian.

Paman, waktunya bermain. Aku akan memerankan peranku dengan baik paman tampan. Anggap saja ini balas budiku padamu. Ucap Putri dakam hati.

Apa yang dilakukan gadis nakal ini? Yang hanya bisa Hardian tanyakan dalam hati. Sedetik kemudian Hardian tersadar. Jangan bilang kalau Sakti yang membawa gadis nakal ini.

"Perkenalkan, aku Putri kekasih Hardian." Ucapan Putri membuyarkan lamunan pria itu. Putri memperkenalkan dirinya dengan menatap satu persatu sahabat Ardian.

"Kau kekasih Hardian?" tanya Raka dan ada satu wanita yang menatapnya tajam, entah kenapa wanita itu seperti tidak menyukainya.

"Kalian bisa melihatnya sendiri." Putri tidak menjawab pasti, ia malah membiarkan mereka berpikir sendiri. Putri mengecup pipi Hardian lalu meletakkan kepalanya di bahu Hardian manja.

Hardian terkejut dengan wajah dinginnya.

Mereka pun bereaksi yang sama terutama wanita yang menjadi mantan kekasihnya itu. Putri semakin menikmati perannya. Tanpa sungkan ia menyuapi Hardian.

"Enak, Beb?" tanya Putri setelah menyuapi Hardian dengan cemilan.

"Apa yang kau suka dari Hardian?" tanya Arya yang masih belum percaya kalau wanita itu adalah kekasih Hardian. Karena yang ia tahu Hardian tidak mudah dekat dengan wanita kecuali wanita yang menjadi mantan kekasihnya, Sayla.

Putri menatap laki-laki yang bertanya padanya.

Dia masih belum percaya kalau aku kekasihnya. Baiklah.

Putri kembali menatap Hardian. Lalu menggenggam tangan pria itu.

"Dia adalah dewa penolongku dan aku jatuh cinta padanya pada pandangan ketiga." Putri masih menatap Hardian penuh cinta, tapi dalam hatinya mengumpat kesal, karena Hardian hanya diam saja, tidak membantunya sama sekali.

"Kenapa pandangan ketiga?" tanya Vino yang ikut penasaran dengan keduanya.

"Karena pada pandangan pertama dan kedua aku selalu mengumpatnya," jawab Putri jujur sembari terkekeh kecil. "Coba kalian lihat wajah dinginnya, kalian juga pasti ingin mengumpatnya kan?"

"Aku juga dulu seperti itu, tapi sekarang aku gemas pada wajah dinginnya ini." Putri menangkup kedua pipi Hardian agar melihat ke arahnya. Lalu Putri mengeluarkan lidahnya. Wek. Sesuatu yang membuat Hardian tersenyum tipis.

Senyuman samar itu tak luput dari pandangan seorang wanita.

"Mungkin bisa dibilang aku menyukainya karena wajah dinginnya ini, kaku tapi sorot matanya begitu romantis." Entahlah romantis dari mana lanjut Putri dalam hati.

Akhirnya makan malam itu selesai dengan Putri dan Hardian yang menjadi pemeran utama.

Putri masuk ke dalam mobil yang juga ditumpangi Hardian, dan Sakti yang berada di belakang kemudi.

Tidak ada lagi wanita yang bermanja dan menempel seperti ulat bulu padanya. Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing sampai mereka tiba dirumah. Mereka pun turun dari dalam mobil bersamaan. Putri masuk kedalam rumah sedangkan Hardian dan Sakti masih diluar.

Dasar paman sombong, tidak tahu terima kasih.

Hardian menatap Putri yang terlihat kesal, tapi Hardian tetaplah Hardian yang tidak peka tehadap wanita.

"Kenapa wanita itu?"

"Maaf, Tuan. Saat keluar dari restoran saya melihat nona Putri dan karena waktu yang mendesak saya terpaksa meminta bantuannya."

Ya Sakti yang meminta bantuan pada Putri.

"Nona Putri, tolong saya," mohon Sakti pada Putri waktu itu. Putri mengernyitkan keningnya bingung.

"Apa yang bisa aku lakukan?" Lalu Sakti menceritakan tugas yang diperintahkan Hardian.

"Hanya menemani Tuan Hardian, Nona."

"Jadi aku harus berpura-pura menjadi kekasihnya?"

"Bisa dibilang begitu, Nona," jawab Sakti sedikit ragu, takutnya Putri tidak mau membantunya.

Setelah berpikir sebentar, akhirnya Putri mengangukkan kepalanya.

Mungkin ini waktunya balas budi paman.

Hardian hanya diam mendengar penjelasan asistennya. Dia juga yang salah mendadak meminta dicarikan wanita.

Kalau saja ia tidak melihat mantan kekasihnya, dia tidak akan melakukannya. Ternyata wanita itu masih berpengaruh padanya.

"Dia tidak pantas untuk mengganggu hatiku," ucapnya dalam hati dengan emosi. Saat di restoran tadi, mereka tidak saling bicara, malah Putri yang banyak bicara.

"Dia cerewet sekali."

"Siapa, Tuan?" Hardian lupa kalau dia masih bersama Sakti. Tanpa menjawab, Hardian langsuk masuk ke dalam rumahnya.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Dia cerewet tp selalu buat km tersenyum dg samar Hardian jantungmu aja seperti mau loncat keluar dr tubuhmu dan km tdk menyadari peradaanmu yg sdh menyukai putri🤭🤭

2024-02-18

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

si cerewet yg sering kau sebut wanita murahan itu yg udah bikin jantung kamu berdisko, Hardian..! dan wajah kakumu jd terlihat manusiawi krn secara tdk sadar kamu jd sering tersenyum walau samar.. 🙄😏

2023-12-14

1

ɴᴏʟ

ɴᴏʟ

cerewet banget demi kamu

2023-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal di Kota
2 Bab 2 Menerima tawaran kakek
3 Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4 Bab 4 Penyakit depresi
5 Bab 5 Mau sarapan
6 Bab 6 Mulut yang berbisa
7 Bab 7 Bonus sepuluh juta
8 Bab 8 Kejadian lalu
9 Bab 9 Sahabat rasa saudara
10 Bab 10 Cerita pilu Putri
11 Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12 Bab 12 Kisah gadis itu
13 Bab 13 Bertemu Pak Kades
14 Bab 14 Senyuman mahal
15 Bab 15 Dasar gadis bodoh
16 Bab 16 Waktunya balas budi
17 Bab 17 Ulat Bulu
18 Bab 18 Janda oh no, oh yes
19 Bab 19 Pacarku menungguku
20 Bab 20 Nonton Bioskop
21 Bab 21 Menghianati sugesti
22 Bab 22 Ayo kita coba!
23 Bab 23 Hari pernikahan
24 Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25 Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26 Bab 26 Obat penenang
27 Bab 27 Kita jalani saja
28 Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29 Bab 29 Nonton
30 Bab 30 Tas 600 juta
31 Bab 31 Couple kelinci dan singa
32 Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33 Bab 33 Alergi
34 Bab 34 Aku malu
35 Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36 Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37 Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38 Bab 38 Aku akan melindungimu
39 Bab 39 Asisten baru
40 Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41 Bab 41 Emang enak dicuekin
42 Bab 42 Ternyata suka janda segar
43 Bab 43 Benarkah?
44 Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45 Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46 Bab 46 Kue anti stress
47 Bab 47 Dasar tidak romantis
48 Bab 48 Aku rindu
49 Bab 49 Aku belum siap
50 Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51 Bab 51 Wanita baik
52 Bab 52 Tidak ada pelakor
53 Bab 53 Alasan sebenarnya
54 Bab 54 Di ruangan rapat
55 Bab 55 Hubungan kita
56 Bab 56 Siapa wanita itu?
57 Bab 57 Memanggil ayah mertua
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Aku yang salah paham
60 Bab 60 Jangan menghina ibuku
61 Bab 61 Kembali ke kampung
62 Bab 62 Biarkan dia bahagia
63 Bab 63 Rumahku di sini
64 Bab 64 Aku butuh bukti
65 Bab 65 Berangkat kerja
66 Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67 Bab 67 Aku mencintaimu
68 Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69 My Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Awal di Kota
2
Bab 2 Menerima tawaran kakek
3
Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4
Bab 4 Penyakit depresi
5
Bab 5 Mau sarapan
6
Bab 6 Mulut yang berbisa
7
Bab 7 Bonus sepuluh juta
8
Bab 8 Kejadian lalu
9
Bab 9 Sahabat rasa saudara
10
Bab 10 Cerita pilu Putri
11
Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12
Bab 12 Kisah gadis itu
13
Bab 13 Bertemu Pak Kades
14
Bab 14 Senyuman mahal
15
Bab 15 Dasar gadis bodoh
16
Bab 16 Waktunya balas budi
17
Bab 17 Ulat Bulu
18
Bab 18 Janda oh no, oh yes
19
Bab 19 Pacarku menungguku
20
Bab 20 Nonton Bioskop
21
Bab 21 Menghianati sugesti
22
Bab 22 Ayo kita coba!
23
Bab 23 Hari pernikahan
24
Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26
Bab 26 Obat penenang
27
Bab 27 Kita jalani saja
28
Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29
Bab 29 Nonton
30
Bab 30 Tas 600 juta
31
Bab 31 Couple kelinci dan singa
32
Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33
Bab 33 Alergi
34
Bab 34 Aku malu
35
Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36
Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37
Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38
Bab 38 Aku akan melindungimu
39
Bab 39 Asisten baru
40
Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41
Bab 41 Emang enak dicuekin
42
Bab 42 Ternyata suka janda segar
43
Bab 43 Benarkah?
44
Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45
Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46
Bab 46 Kue anti stress
47
Bab 47 Dasar tidak romantis
48
Bab 48 Aku rindu
49
Bab 49 Aku belum siap
50
Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51
Bab 51 Wanita baik
52
Bab 52 Tidak ada pelakor
53
Bab 53 Alasan sebenarnya
54
Bab 54 Di ruangan rapat
55
Bab 55 Hubungan kita
56
Bab 56 Siapa wanita itu?
57
Bab 57 Memanggil ayah mertua
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Aku yang salah paham
60
Bab 60 Jangan menghina ibuku
61
Bab 61 Kembali ke kampung
62
Bab 62 Biarkan dia bahagia
63
Bab 63 Rumahku di sini
64
Bab 64 Aku butuh bukti
65
Bab 65 Berangkat kerja
66
Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67
Bab 67 Aku mencintaimu
68
Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69
My Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!