Bab 14 Senyuman mahal

Sesekali Hardian melirik wanita yang berada disampingnya sambil fokus menyetir. Hal yang tak pernah Hardian lakukan pada wanita termasuk kekasihnya. Peduli. Itu sama sekali bukan gayanya. Tapi gadis nakal itu mampu membuatnya simpati. Menarik perhatiannya tanpa pria itu sadari.

Mereka sampai di apartemen. Hardian menunjukkan kamar yang akan ditempati Putri. Wanita itu langsung masuk ke dalam kamar, lalu membersihkan diri, dengan hanya menggunakan handuk kimono dia kelaur dari kamar mandi. Mencari pakaian ganti di dalam lemari, dia hanya menemukan kaos berwarna biru dengan ukuran besar. Ia lalu mengenakannya tentunya dengan pakaian dalam sebelumnya.

"Aku harus bisa," gumamnya pelan setelah duduk di atas ranjang. Berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri dengan apa yang terjadi hari ini. Karena ia tidak punya siapapun di kota ini selain Ratna. Tidak ada waktu untuk bermanja.

Ia teringat akan kejadian yang telah lalu. Pak Kades yang terkenal baik hati memanggilnya mendekati gubuk ketika dia mengantar makanan untuk ayahnya di sawah.

Curiga, tentu saja tidak. Pak Kades adalah laki-laki yang menjadi panutan, orang yang paling dihormati orang sekampung. Tapi siapa sangka pak kades yang terkenal baik itu melecehkannya, pak kades hampir saja memperkosanya. Untung saja ada orang yang mendengar teriakannya. Kedatangan orang-orang, bagaikan cahaya terang baginya. Namun cahaya itu terasa redup ketika pak kades bisa membalikkan keadaan. Padahal mereka dapat melihat dengan jelas, kondisinya yang berantakan , pakaian kusut dan sedikit robek.

Tapi, siapalah Putri. Mereka lebih mempercayai perkataan pak kades busuk itu.

"Sepertinya aku harus berhenti kerja, aku belum siap bertemu pak tua itu," gumam Putri setelah cukup tenang.

"Mungkin tinggal dirumah kakek untuk sementara akan lebih baik."

Setelah cukup lama berbincang dengan pikirannya sendiri. Putri merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur itu, tak lama wanita itu pun terlelap dan terbang ke alam mimpi.

*

*

Pagi hari.

Hardian yang keluar dari dalam kamar disuguhkan dengan aroma masakan yang sangat menggoyang lidah. Ia mengayunkan langkah kakinya menuju asal aroma tersebut. Terlihat Putri sedang mondar mandir di dapur sambil menggoreng.

Pemandangan yang terlihat seksi dimata Hardian. Hardian menatap wanita itu tanpa kedip.

Memperhatikan gerakan lincah wanita itu dan juga baju miliknya yang kebesaran ditubuh wanita itu dengan bagian bawah mulus yang terekspos sempurna, karena gerakan wanita itu membuat baju yang sudah pendek itu naik turun.

Hardian mendekati wanita itu lalu melingkarkan kedua tangannya memeluk erat tubuh wanita itu sambil menghirup aroma maskaan yang dimasak wanita itu. Diciumnya gemas pipi wanita itu membuat waita itu tertawa cekikikan. Hardian membalik tubuh wanita itu lalu tangan satunya mematikan kompor. Ia mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan bibir wanita itu.

Hardian menggelengkan kepalanya ketika pikiran kotor berani masuk kepikirannya. Hardian melangkah pergi darisana.

Gadis nakal itu membuat pikiranku kotor. Dan aku lupa satu hal dia bukan gadis tapi wanita berstatus janda.

Hardian kembali masuk kedalam kamarnya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdebar kencang. Setelah menutup pintu Hardian memegang dadanya.

"Tidak... Bukan wanita itu yang harus membuat jantungku berdebar." Tolak hardian pada hatinya. Meskipun dia jarang terlihat dengan wanita hanya mantan kekasihnya. Bukan berarti ia tidak tahu apa-apa tentang perasaan.

Dulu ia pernah merasakan perasan itu pada gurunya sendiri. Tapi dia hanya diam tidak melakukan apapun. Pada mantan kekasihnya pun dia tidak pernah berdebar seperti ini. Dia hanya merasa nyaman dengan keberadaan wanita itu, yang selalu mengerti dirinya dan selalu ada untuknya. Mantan kekasihnya pun tidak pernah menuntut apapun. Meskipun begitu ia selalu memberikan fasilitas terbaik untuk mantan kekasihnya itu.

"No... No janda." Hardian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Kemudain keluar kembali dengan pakaian kantor yang sudah rapi.

Putri menunggu Hardian di meja makan, Dia juga sudah berganti pakaian dengan seragam kerjanya.

Senyum terbaik ia suguhkan untuk menyambut pria tampan yang berjalan ke arahnya. Hardian berjalan dengan wajah dinginnya, tapi dengan hati yang bergemuruh.

"Silahkan duduk, Paman!" Putri menarik kursi untuk pria tampan itu. Hardian menatapnya tajam, panggilan paman merusak pendengarannya.

Hardian tidak suka dipanggil paman, maunya dipanggil sayang aja. Hardian memejamkan kedua matanya ketika pikiran aneh itu datang kembali.

Putri menyiapkan sarapan untuk Hardian lalu mereka sarapan bersama sampai sarapan mereka habis.

"Paman, terima kasih sudah menolongku. Aku akan pulang." Putri berterimakasih sekaligus berpamitan.

"Hemm.... "

Mereka berdua keluar dari dalam apartemen. Mereka diam, tidak ada yang membuka pembicaraan. Putri juga bingung harus bicara apa, karena biasanya Hardian selalu menghinanya.

Saat mereka sampai dibawah, Hardian langsung menarik tangan Putri kenuju ke parkiran.

"Eh... paman... " pekiknya terkejut, tiba -tiba Hardian menggiringnya seraya menarik tangannya untuk mengikuti langkahnya.

"Masuklah!"

Putri diam melihat ke arah Hardian.

Apa susahanya sih bilang akau akan mengantarmu. Dasar pria dingin! Aku gak bisa ngebayangin bagaimana kalau si paman pacaran.

Putri tertawa dalam hati seperti dirinya pernah pacaran saja.

Tak lama mobil itu sampai di kontrakan Putri. Setelah mengucapkan terima kasih Putri keluar dari dalam mobil setelah itu Hardian melajukan mobilnya kembali.

"Senyumnya mahal sekali, apa susahnya sedikit tersenyum, tinggal mengangkat sedikit bibir ke atas," gerutunya kesal sambil melangkah ke rumahnya.

"Put, apa yang terjadi? Kenapa kau tiba-tiba menghilang? Kau kemana saja? Kenapa tidak menghubungiku? Apa ada yang menyakitimu?" Ratna langsung menanyai Putri dengan banyak pertanyaan ketika Putri masuk ke dalam rumah.

"Kak, aku bingung harus menjawab yang mana dulu. Pertanyaan kakak banyak sekali, aku sampai lupa, apa yang kakak tanyakan tadi?"

"Kalau begitu cerita saja semuanya."

"Aku duduk dulu ya, kak." Karena Putri sedari tadi masih dalam posisi berdiri di dekat pintu.

Setelah itu Putri menceritakan semuanya pada Ratna, tentang kejadian di masa lalu dan pertemuannya dengan pak kades. Tentang pria yang menolongnya yang tak lain adalah paman dari cucu kakek kaya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku? Aku akan menendang burungnya," ucap Ratna menggebu-gebu, jiwa bar-barnya keluar. Ia benci laki-laki yang suka melecehkan wanita. Dia yakin Putri bukan satu-satunya wanita yang dilecehkan oleh pak kades.

"Tidak keburu kak, aku sudah lemes duluan."

"Lain kali, berusahalah untuk teriak," nasehat Ratna.

Putri hanya menganggukkan kepalanya.

"Kak, aku akan berhenti bekerja."

"Kenapa, apa karena pak kades?" Yang mendapat anggukan kepala dari Putri.

"Aku belum bisa menghilangkan trauma ini, apalagi dia sudah tahu tempat tinggalku. Untuk sementara aku akan tinggal dirumah kakek. Apa kakak tidak apa sendirian?" tanya Putri hati-hati.

"Kau tidak perlu memikirkanku, mungkin aku hanya akan merindukanmu. Tapi jika itu baik untukmu maka lakukanlah!"

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

😄😄😀😀Hardian habis menolong putri terus berkhayal kan sdh mulai tertarik wah ada rasa Hardian ke putri begitu juga Raditya

2024-02-18

0

Dewi Chusnual

Dewi Chusnual

😂😂😃berhalu kan akhirnya

2024-01-31

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ribet banget hidupmu ya Put.. harus di kasih pelajaran itu org² yg udah jahatin kamu.. biar pd kapok..

2023-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal di Kota
2 Bab 2 Menerima tawaran kakek
3 Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4 Bab 4 Penyakit depresi
5 Bab 5 Mau sarapan
6 Bab 6 Mulut yang berbisa
7 Bab 7 Bonus sepuluh juta
8 Bab 8 Kejadian lalu
9 Bab 9 Sahabat rasa saudara
10 Bab 10 Cerita pilu Putri
11 Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12 Bab 12 Kisah gadis itu
13 Bab 13 Bertemu Pak Kades
14 Bab 14 Senyuman mahal
15 Bab 15 Dasar gadis bodoh
16 Bab 16 Waktunya balas budi
17 Bab 17 Ulat Bulu
18 Bab 18 Janda oh no, oh yes
19 Bab 19 Pacarku menungguku
20 Bab 20 Nonton Bioskop
21 Bab 21 Menghianati sugesti
22 Bab 22 Ayo kita coba!
23 Bab 23 Hari pernikahan
24 Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25 Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26 Bab 26 Obat penenang
27 Bab 27 Kita jalani saja
28 Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29 Bab 29 Nonton
30 Bab 30 Tas 600 juta
31 Bab 31 Couple kelinci dan singa
32 Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33 Bab 33 Alergi
34 Bab 34 Aku malu
35 Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36 Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37 Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38 Bab 38 Aku akan melindungimu
39 Bab 39 Asisten baru
40 Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41 Bab 41 Emang enak dicuekin
42 Bab 42 Ternyata suka janda segar
43 Bab 43 Benarkah?
44 Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45 Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46 Bab 46 Kue anti stress
47 Bab 47 Dasar tidak romantis
48 Bab 48 Aku rindu
49 Bab 49 Aku belum siap
50 Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51 Bab 51 Wanita baik
52 Bab 52 Tidak ada pelakor
53 Bab 53 Alasan sebenarnya
54 Bab 54 Di ruangan rapat
55 Bab 55 Hubungan kita
56 Bab 56 Siapa wanita itu?
57 Bab 57 Memanggil ayah mertua
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Aku yang salah paham
60 Bab 60 Jangan menghina ibuku
61 Bab 61 Kembali ke kampung
62 Bab 62 Biarkan dia bahagia
63 Bab 63 Rumahku di sini
64 Bab 64 Aku butuh bukti
65 Bab 65 Berangkat kerja
66 Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67 Bab 67 Aku mencintaimu
68 Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69 My Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Awal di Kota
2
Bab 2 Menerima tawaran kakek
3
Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4
Bab 4 Penyakit depresi
5
Bab 5 Mau sarapan
6
Bab 6 Mulut yang berbisa
7
Bab 7 Bonus sepuluh juta
8
Bab 8 Kejadian lalu
9
Bab 9 Sahabat rasa saudara
10
Bab 10 Cerita pilu Putri
11
Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12
Bab 12 Kisah gadis itu
13
Bab 13 Bertemu Pak Kades
14
Bab 14 Senyuman mahal
15
Bab 15 Dasar gadis bodoh
16
Bab 16 Waktunya balas budi
17
Bab 17 Ulat Bulu
18
Bab 18 Janda oh no, oh yes
19
Bab 19 Pacarku menungguku
20
Bab 20 Nonton Bioskop
21
Bab 21 Menghianati sugesti
22
Bab 22 Ayo kita coba!
23
Bab 23 Hari pernikahan
24
Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26
Bab 26 Obat penenang
27
Bab 27 Kita jalani saja
28
Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29
Bab 29 Nonton
30
Bab 30 Tas 600 juta
31
Bab 31 Couple kelinci dan singa
32
Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33
Bab 33 Alergi
34
Bab 34 Aku malu
35
Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36
Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37
Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38
Bab 38 Aku akan melindungimu
39
Bab 39 Asisten baru
40
Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41
Bab 41 Emang enak dicuekin
42
Bab 42 Ternyata suka janda segar
43
Bab 43 Benarkah?
44
Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45
Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46
Bab 46 Kue anti stress
47
Bab 47 Dasar tidak romantis
48
Bab 48 Aku rindu
49
Bab 49 Aku belum siap
50
Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51
Bab 51 Wanita baik
52
Bab 52 Tidak ada pelakor
53
Bab 53 Alasan sebenarnya
54
Bab 54 Di ruangan rapat
55
Bab 55 Hubungan kita
56
Bab 56 Siapa wanita itu?
57
Bab 57 Memanggil ayah mertua
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Aku yang salah paham
60
Bab 60 Jangan menghina ibuku
61
Bab 61 Kembali ke kampung
62
Bab 62 Biarkan dia bahagia
63
Bab 63 Rumahku di sini
64
Bab 64 Aku butuh bukti
65
Bab 65 Berangkat kerja
66
Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67
Bab 67 Aku mencintaimu
68
Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69
My Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!