Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda

Hanya satu hal yang tidak Hardian ketahui yaitu tentang sesuatu yang selama ini Putri sembunyikan dibalik sikap cerianya. Trauma yang selalu menghantuinya setiap malam.

"Mas, Putri balik ke kamar dulu ya, tidak enak malam-mlam dikamar pria, nanti kita dikira ngapain," ucap Putri dengan terkekeh kecil.

Setelah berpamitan, Putri pun keluar dari dalam kamar. Sedangkan Raditya masih termenung, sedetik kemudian terbit sentum tipis di bibirnya.

*

Di kamar Hardian.

Hardian menatap pintu yang berada di kamarnya. Pintu di balik rak buku. Rak buku yang sebelumnya ia tatap dengan penuh maksud sekarang sudah berpindah tempat.

Ternyata ada pintu rahasia di balik rak buku seperti di film-film. sepuluh menit berlalu, Hardian masih setia di depan pintu itu. Ia seperti enggan untuk membuka pintu itu, namun tak sedikitpun Hardian melepaskan tatapannya.

Wajah dinginnya mengisyaratkan sesuatu yang hanya Tuhan dan Hardian yang tahu.

*

Malam pun berganti pagi.

Putri berangkat lebih pagi karena dia harus ke kontrakan dulu, sekarang malamnya terbagi beberapa hari di kontrakan sisanya dirumah kakek. Sebenarnya ia tak tega meninggalkan Ratna sendirian, mereka terbiasa bersama.

Namun mau bagiamana lagi, meskipun kakek tidak pernah menegur jam kerjanya, dia harus tahu diri, gajinya mahal tapi kerjanya hanya sebentar.

Di meja sarapan.

"Kakek, Putri nanti malam tidak kesini ya."

"Kenapa?"

"Putri ijin libur, Kek."

"Kakek?" tanya Hardian yang barusaja sampai di meja makan. "Ayah punya cucu perempuan?" tanyanya pada ayah Malik.

Ayah Malik hanya tersenyum menanggapi pertanyaan putranya itu. Ayah Malik tahu putranya itu tidak menyukai Putri.

Putri yang tersindir, baru sadar dengan panggilannya pada orang tua itu. Dari awal dia memanggik kakek, ia lupa bahwa kakek itu sekarang adalah majikannya.

"Maaf, Ka... eh.. Tuan... " ucap Putri kikuk.

"Sudahlah, tidak perlu kau hiraukan perkataannya. Anggap saja kau cucu perempuanku."

"Cucu perempuan kok di bayar," sindir Hardian.

"Anggap saja itu uang saku."

Ayah Malik dan Hardian masih berdebat. Putri diam melongo, mendengarkan perdebatan orang kaya.

"Uang saku, oh my God. Uang saku sebanyak itu, jiwa miskinku meronta.

"Kek, Putri berangkat dulu," sela Putri ditengah perdebatannya dengan putra bungsu si kakek. Putri menyalami sang kakek lalu mencium tangannya, hal yang selalu ia lakukan.

"Putri berangkat dulu, paman?" sapanya pada Hardian tanpa bersalaman, membuat Hardian terdiam.

Putri segera pergi dari hadapan mereka, sebelum Hardian mengeluarkan umpatan yang berbisa. Ia sengaja memanggil pria itu paman.

"Siapa suruh menggangguku, tapi panggilanku untuknya lumayan bagus," gumam Putri setelah berada di dalam taxi.

*

*

Malam hari.

Raditya keluar dari kamar.

"Radit... " panggil kakek penuh haru, akhirnya cucu satu-satunya keluar dari kamar. Bulir bening keluar dari kedua sudut matanya turun membasahi kulit keriput pria tua itu. "Radit... " panggilnya lagi. Sebesar apapun cucunya, bagi kakek Radit tetaplah seperti Radit kecil, padahal cucunya itu sudah menikah.

Kakek memeluk Raditya erat.

"Dimana Putri, Kek?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut pria tampan itu setelah lebih dari dua bulan mengurung diri di dalam kamar. Kakek melepaskan pelukannya.

"Putri...?" tanya kakek heran sekaligus terkejut.

Entahlah kakek harus bahagia atau bersedih. Dia bahagia cucunya mau keluar kamar dan mencari Putri, itu artinya dia tak salah pilih. Putri melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.

Dia sedih karena bukan dia yang pertama kali dicari oleh cucu kesayangannya itu.

"Putri hari ini libur, besok dia akan datang lagi," jawab kakek yang kemudian kembali terkejut karena Raditya langsung pergi setelah mendengar jawabannya.

"Hanya itu, dia hanya mencari Putri," gumam kakek yang kemudian terpaku ditempatnya. Rasanya kakek ingin menangis disela kebahagiaannya itu.

Kakek bergegas menghubungi kedua putranya. Ayah Raditya mengucap syukur mendengar kabar putranya.

Sementara Hardian langsung pulang setelah mendapat telpon ayahnya.

Tak ketinggalan, kakek juga menghubungi Putri.

Putri yang merasa bahagia memutuskan tidak jadi libur, setelah pulang kerja dia akan kesana.

"Kakek akan menjemputmu," ucap kakek sebelum mematikan sambungan teleponnya.

*

*

Putri belum melihat mobil kakek, tapi daritadi ada sebuah mobil mewah tak jauh dari tempat Putri berdiri. Hardian memutar mobilnya dan langsung berhenti di depan Putri. Dia membuka kaca mobilnya sedikit.

"Masuklah!" perintahnya.

"Tapi... " Putri langsung masuk setelah mendapat tatapan tajam dari Hardian.

Hening. Tidak ada yang membuka suara selama dalam perjalanan. Putri duduk dibelakang, ia kurang percaya diri untuk duduk disamping laki-laki dingin itu.

Beberapa menit kemudian mobil berhenti disebuah rumah mewah. Hardian turun lebih dulu diikuti Putri yang juga keluar dari dalam mobil.

Kakek menyambut keduanya dengan tersenyum lebar.

"Kakek, bagaimana keadaan mas Radit?" tanya Putri tak kalah bahagia. Hanya Hardian yang diam saja lalu masuk lebih dulu ke dalam rumah meninggalkan mereka diluar.

"Sekarang dia di kamar, mungkin sudah tidur. Terima kasih," ucap kakek mengungkapkan rasa terima kasih, ia sungguh terharu. Dia juga tidak tahu apa yang dilakukan Putri hingga membuat Raditya kekuar kamar untuk pertama kalinya setelah kejadian itu.

Mereka saat ini berada di ruang tengah.

"Kakek, itulah gunanya kakek membayarku." Putri bingung harus menjawab apa, jadi ucapan matre yang kekuar dari mulutnya.

Bertepatan dengan Hardian yang berjalan menuju ke tempat keduanya berada dan terdengar jelas di telinganya.

"Hanya karena uang?" tanya Hardian dalam hati sembari tersenyum getir. Di dalam hatinya bertanya kenapa semua wanita seperti itu? Kenapa semua wanita tidak bisa setia.

*

*

Pagi hari.

Rumah ini besar sekali, tapi kenapa aku harus selalu berpapasan dengan pria dingin itu. Tidak bisakah kami tidak usah bertemu.

Putri berjalan santai, berpura-pura tak melihat pria itu.

Hardian menatapnya sinis kembali, padahal kejadian Raditya keluar kamar masih hangat, dan hubungan keduanya lumayan ada kemajuan, meskipun belum bisa dibilang dekat.

"Berhentilah jadi wanita penggoda!" tegas Hardian. Ya yang dia tahu Putri selalu menggoda pria hidung belang.

Jadi baginya aku wanita penggoda, terlanjur basah jadi tercebur saja sekalian.

Putri berbalik ke arah pria itu, lalu menatapnya dengan tatapan menantang.

"Aku butuh uang untuk menyambung hidup," jawabnya dengan mimik wajah serius.

"Ck... Ayah tidak mengeluarkan uang sedikit untuk membayarmu, meskipun kau tidak bekerja, kau masih bisa makan." Ucapan Raditya yang kali ini panjang sekali tidak seperti biasanya.

"Manusia itu serakah, setelah dapat uang hanya untuk makan, tentu saja akan muncul keinginan yang lain, salah satunya, ingin jadi kaya."

"Meskipun pekerjaan itu kotor," sindir Hardian dengan wajah dinginnya.

Putri terdiam sejenak.

"Tidak semua orang beruntung," ucap Putri lirih. Kalau saja bisa memilih, dia ingin hidup normal tanpa ada orang yang menyinggungnya. Tapi takdir tidak sesuai rencana manusia.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Hardian.. bukankah kamu udah tau bagaimana Putri... mulutmu iku loh.. haish.. wong lanang ko lambe ne lemes..!!

2023-12-14

2

Bzaa

Bzaa

semangat put💪🫰

2023-11-17

0

Ida

Ida

🤔 prediksi ku akan ada persaingan antar Paman Hadian dan Raditya 🤪😂

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal di Kota
2 Bab 2 Menerima tawaran kakek
3 Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4 Bab 4 Penyakit depresi
5 Bab 5 Mau sarapan
6 Bab 6 Mulut yang berbisa
7 Bab 7 Bonus sepuluh juta
8 Bab 8 Kejadian lalu
9 Bab 9 Sahabat rasa saudara
10 Bab 10 Cerita pilu Putri
11 Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12 Bab 12 Kisah gadis itu
13 Bab 13 Bertemu Pak Kades
14 Bab 14 Senyuman mahal
15 Bab 15 Dasar gadis bodoh
16 Bab 16 Waktunya balas budi
17 Bab 17 Ulat Bulu
18 Bab 18 Janda oh no, oh yes
19 Bab 19 Pacarku menungguku
20 Bab 20 Nonton Bioskop
21 Bab 21 Menghianati sugesti
22 Bab 22 Ayo kita coba!
23 Bab 23 Hari pernikahan
24 Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25 Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26 Bab 26 Obat penenang
27 Bab 27 Kita jalani saja
28 Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29 Bab 29 Nonton
30 Bab 30 Tas 600 juta
31 Bab 31 Couple kelinci dan singa
32 Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33 Bab 33 Alergi
34 Bab 34 Aku malu
35 Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36 Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37 Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38 Bab 38 Aku akan melindungimu
39 Bab 39 Asisten baru
40 Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41 Bab 41 Emang enak dicuekin
42 Bab 42 Ternyata suka janda segar
43 Bab 43 Benarkah?
44 Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45 Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46 Bab 46 Kue anti stress
47 Bab 47 Dasar tidak romantis
48 Bab 48 Aku rindu
49 Bab 49 Aku belum siap
50 Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51 Bab 51 Wanita baik
52 Bab 52 Tidak ada pelakor
53 Bab 53 Alasan sebenarnya
54 Bab 54 Di ruangan rapat
55 Bab 55 Hubungan kita
56 Bab 56 Siapa wanita itu?
57 Bab 57 Memanggil ayah mertua
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Aku yang salah paham
60 Bab 60 Jangan menghina ibuku
61 Bab 61 Kembali ke kampung
62 Bab 62 Biarkan dia bahagia
63 Bab 63 Rumahku di sini
64 Bab 64 Aku butuh bukti
65 Bab 65 Berangkat kerja
66 Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67 Bab 67 Aku mencintaimu
68 Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69 My Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Awal di Kota
2
Bab 2 Menerima tawaran kakek
3
Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4
Bab 4 Penyakit depresi
5
Bab 5 Mau sarapan
6
Bab 6 Mulut yang berbisa
7
Bab 7 Bonus sepuluh juta
8
Bab 8 Kejadian lalu
9
Bab 9 Sahabat rasa saudara
10
Bab 10 Cerita pilu Putri
11
Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12
Bab 12 Kisah gadis itu
13
Bab 13 Bertemu Pak Kades
14
Bab 14 Senyuman mahal
15
Bab 15 Dasar gadis bodoh
16
Bab 16 Waktunya balas budi
17
Bab 17 Ulat Bulu
18
Bab 18 Janda oh no, oh yes
19
Bab 19 Pacarku menungguku
20
Bab 20 Nonton Bioskop
21
Bab 21 Menghianati sugesti
22
Bab 22 Ayo kita coba!
23
Bab 23 Hari pernikahan
24
Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26
Bab 26 Obat penenang
27
Bab 27 Kita jalani saja
28
Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29
Bab 29 Nonton
30
Bab 30 Tas 600 juta
31
Bab 31 Couple kelinci dan singa
32
Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33
Bab 33 Alergi
34
Bab 34 Aku malu
35
Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36
Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37
Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38
Bab 38 Aku akan melindungimu
39
Bab 39 Asisten baru
40
Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41
Bab 41 Emang enak dicuekin
42
Bab 42 Ternyata suka janda segar
43
Bab 43 Benarkah?
44
Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45
Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46
Bab 46 Kue anti stress
47
Bab 47 Dasar tidak romantis
48
Bab 48 Aku rindu
49
Bab 49 Aku belum siap
50
Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51
Bab 51 Wanita baik
52
Bab 52 Tidak ada pelakor
53
Bab 53 Alasan sebenarnya
54
Bab 54 Di ruangan rapat
55
Bab 55 Hubungan kita
56
Bab 56 Siapa wanita itu?
57
Bab 57 Memanggil ayah mertua
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Aku yang salah paham
60
Bab 60 Jangan menghina ibuku
61
Bab 61 Kembali ke kampung
62
Bab 62 Biarkan dia bahagia
63
Bab 63 Rumahku di sini
64
Bab 64 Aku butuh bukti
65
Bab 65 Berangkat kerja
66
Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67
Bab 67 Aku mencintaimu
68
Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69
My Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!