Bab 10 Cerita pilu Putri

"Uang," jawab Putri singkat lalu berlalu pergi meninggalkan pria itu, tanpa melihat pria itu lagi.

Toh memang benar, Putri bekerja karena uang, tidak mungkin kan dia bekerja sukarela tanpa dibayar, dia tak sebaik itu. Realistis saja dalam menjalani hidup, tidak ada yang tidak butuh uang. Hidup butuh makan, pakaian dan banyak lagi. Tentunya itu semua bisa didapat hanya dengan uang.

Sementara Hardian masih diam terpaku ditempatnya. Rasa tidak suka masuk ke dalam hatinya. Semenjak penghianatan kekasihnya, pikirannya selalu buruk terhadap wanita. Apalagi Putri yang jelas- jelas wanita murahan di matanya.

Tak lama Hardian pun kembalai ke dalam kamarnya. Dia menghubungi Sakti dan memerintahkan asistennya itu untuk mencari tahu tentang Putri.

Hardian menatap rak buku dihadapannya dengan tatapan tajam, entah apa yang ada di rak itu.

Sementara di dalam kamar. Putri memegang jantungnya yang berlompat ria. Sungguh menghadapi laki-laki itu butuh tenaga ekstra.

"Tatapannya saja seakan melucuti pakaianku. Bagaimana bisa pria setampan itu terlihat begitu mengerikan," ujar Putri sambil memegang bajunya.

Setelah itu Putri naik lagi ke atas ranjang untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

*

*

Keesokan paginya.

Putri keluar dari kamar lalu masuk lagi ketika melihat pria yang membuatnya spot jantung juga keluar dari dalam kamar. Dia tidak mau tenaganya habis untuk menghadapi laki-laki itu.

Hardian yang juga keluar kamar sempat melihat kelakuan Putri yang tidak jadi keluar kamar ketika melihatnya.

Sepuluh menit berlalu. Putri pun keluar dari kamar sambil mengintip ke kamar sebelah.

"Sepertinya dia sudah turun," ucap Putri lega sembari menghela napas panjang. Ia menutup pintu.

"Astaga... " pekiknya terkejut melihat laki-laki itu bersandar di tembok sebelah kanan kamarnya. "Kau membuatku jantungan." Putri memegang dadanya.

"Kau menghindariku?" tanya Hardian tanpa ekspresi dengan tatapan tajamnya.

"Cihh ... percaya diri sekali!" Putri berusaha menutupi kegugupannya. Setelah itu dia meninggalkan Hardian dengan langkah tergesa. Lalu masuk kedalam kamar Raditya.

Hardian tidak melepas tatapannya pada wanita itu hingga tak terlihat kembali. Terukir senyum tipis di bibirnya, senyum yang begitu samar, tidak ada yang akan tahu jika dia tersenyum karena wanita yang ia anggap murahan.

*

Di kamar Raditya.

"Mas, pamanmu sangat menakutkan," ucapnya pada Raditya. Setelah mengatur napasnya.

"Tatapannya itu loh bikin leleh... eh mengerikan."

"Ternyata cerita di novel itu benar ya, laki-laki tampan dengan tatapan tajamnya, dan sekarang aku bisa melihatnya."

"Mas, jawab dong." Putri menghela napas panjang.

Putri menelisik wajah tampan Raditya.

"Mas mau dengar cerita sedih? Tidak jawab, artinya setuju."

"Ada seorang gadis cantik yang memiliki cita-cita tinggi, ingin kuliah lalu jadi wanita sukses, tapi itu hanya menjadi khayalan wanita itu saja, karena setelah lulus SMA dia dijodohkan dan menikah. Wanita kampung harus cepat menikah agar tidak dibilang perawan tua." Putri mulai bercerita.

"Mas tidak mau bertanya bagaimana kelanjutan kisah wanita itu?"

"Tidak apa, aku akan menjawabnya. Selanjutnya jalan hidupnya tidak semudah seperti apa yang direncanakan," lanjut Putri sendu diakhir kalimat.

Putri diam sebentar, sebelum berpamitan pada laki-laki yang belum juga mengeluarkan suara emasnya itu.

"Mas, aku berangkat kerja ya, ingat, mas harus segera sembuh."

Setelah mengucapkannya, Putri keluar dari kamar itu. Setelah pintu tertutup, Raditya menoleh kearah pintu tanpa bersuara.

*

*

Putri keluar dari rumah mewah itu. Namun langkahnya terhenti di depan pintu.

"Berapa?"

Putri diam lalu berbalik ke asal suara itu. Meskipun tidak menyebut namanya, namun Putri tahu pria itu berbicara padanya.

"Berapa harga tubuhmu?" Pria itu mengulangi pertanyaannya.

Putri masih menatapnya, detik berikutnya ia tersenyum sinis.

"Kenapa? Kau ingin mencicipinya?"

"Aku tidak suka barang bekas." Balas pria itu dengan tersenyum tak kalah sinisnya.

Barang bekas katanya, yang benar saja.

Putri berjalan lebih mendekat ke arah pria itu.

"Baguslah, aku juga tidak berminat menjualnya padamu," bisik Putri tepat ditelinga Hardian, bahkan pria itu dapat merasakam hembusan napas wanita itu.

Setelah membuat pria itu terdiam, Putri tersenyum mengejek lalu berbalik meninggalkan pria itu.

Hardian masih menatap punggung wanita itu. Darahnya berdesir merasakam hembusan napas wanita itu. Entah kenapa melihat kesombongan wanita itu, Hardian merasa tertantang.

Tertantang untuk apa? Tidak. No Janda. Itulah yang dipikirkan Hardian.

Sementara Putri menggerutu kesal. "Dasar menyebalkan, pria sialan, mulutnya penuh dengan bisa."

Putri langsung masuk ke dalam hotel setelah turun dari taxi.

*

*

Hari ini begitu melelahkan, banyak tamu pariwisata dari luar negeri. Meskipun sibuk, tapi Putri senang tenaganya terkuras habis jadi nanti malam saat tidur dia tidak harus bermimpi buruk lagi.

Putri pulang kerumah kontrak yang selama ini ia tempati bersama sahabatnya, karena dia merasa lelah. Dia akan mempertimbangkan untuk berhenti kerja, bekerja di dua tempat cukup menguras tenaganya.

*

*

"Pernikahan yang baru seminggu itu hancur hanya karena satu kabar berita. Wanita itu harus menjanda di usia muda, tidak mudah baginya menjalani kehidupan dikampung." Putri melanjutkan ceritanya pada Raditya.

Cerita yang sebenarnya adalah kisahnya sendiri. Tapi dia tidak menyebutkan itu pada Raditya.

Setahun hidup menjanda tidak mudah bagi putri, apalagi hidup di desa. Keluar rumah saja dibilang janda kegatelan, padahal ia hanya ingin ke warung depan rumah.

Menyapu halaman di depan rumah saat sore hari dibilang lagi nunggu para laki pulang kerja, siapa tahu ada yang kecantol katanya.

Rasanya tidak ada yang bisa ia lakukan, hanya bisa bergerak bebas di dalam rumah, keluar pintu depan pun sudah salah.

Dicaci maki orang sudah biasa ia terima, padahal bukan keinginannya untuk hidup dengan status janda. Siapa yang ingin menjanda, apalagi diusia muda.

"Mas bisa bayangin, kan? Bagaimana perasaan wanita itu? Bagaimana sakitnya wanita itu." Apalagi dia belum merasakan yang enak-enak, lanjut Putri dalam hati, setelah lama kerja di hotel, pikirannya sudah tak semurni dulu lagi.

"Sakit mas, sakit... " Putri terisak akan cerita yang diceritakannya sembari memegang dadanya. Yang sebenarnya kisah pilunya selama ini.

"Maaf, mas.. aku hanya terbawa suasana, jadi ikutan sedih mendengar cerita wanita itu hingga menangis seperti ini."

"Putri lucu sekali ya ... " puji Putri berusaha tertawa disaat luka lama itu hadir kembali.

Pernikahannya atas dasar perjodohan, meskipun tak ada cinta di hatinya, tapi jadi janda muda juga bukan keinginannya.

Sementara di depan pintu kamar itu, Hardian berdiri disana dan daoat dengan jelas mendengar cerita Putri.

"Kerjanya hanya curhat, perawat tidak profesional."

Ya Hardian sudah tahu bagaimana asal usul Putri di masa lalu, dari kehidupannya di desa sampai ke kota. Tidak ada satupun cerita yang terlewatkan, termasuk semua pria yang menggodanya atau digoda olehnya.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

iya Putri menghindar krn takut spot jantung dan akan keluar dr tubuh nya jika dekat dg mu Hardian

2024-02-18

0

Dika Pm

Dika Pm

mampir Thor ke cerita mu, Pasti Sumpah putri kejadia "bucin ma janda"/Smile//Smile//Smile//Smile/

2023-12-24

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Helleh.... si Hardian mah sekarang boleh bilang benci, jutek, ketus.. lihat aja entar lagi bucin... ! nanti kalau udah bucin di ketekin aja ya Put.. biar asem sekalian.. 🙄🙄

2023-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal di Kota
2 Bab 2 Menerima tawaran kakek
3 Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4 Bab 4 Penyakit depresi
5 Bab 5 Mau sarapan
6 Bab 6 Mulut yang berbisa
7 Bab 7 Bonus sepuluh juta
8 Bab 8 Kejadian lalu
9 Bab 9 Sahabat rasa saudara
10 Bab 10 Cerita pilu Putri
11 Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12 Bab 12 Kisah gadis itu
13 Bab 13 Bertemu Pak Kades
14 Bab 14 Senyuman mahal
15 Bab 15 Dasar gadis bodoh
16 Bab 16 Waktunya balas budi
17 Bab 17 Ulat Bulu
18 Bab 18 Janda oh no, oh yes
19 Bab 19 Pacarku menungguku
20 Bab 20 Nonton Bioskop
21 Bab 21 Menghianati sugesti
22 Bab 22 Ayo kita coba!
23 Bab 23 Hari pernikahan
24 Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25 Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26 Bab 26 Obat penenang
27 Bab 27 Kita jalani saja
28 Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29 Bab 29 Nonton
30 Bab 30 Tas 600 juta
31 Bab 31 Couple kelinci dan singa
32 Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33 Bab 33 Alergi
34 Bab 34 Aku malu
35 Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36 Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37 Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38 Bab 38 Aku akan melindungimu
39 Bab 39 Asisten baru
40 Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41 Bab 41 Emang enak dicuekin
42 Bab 42 Ternyata suka janda segar
43 Bab 43 Benarkah?
44 Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45 Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46 Bab 46 Kue anti stress
47 Bab 47 Dasar tidak romantis
48 Bab 48 Aku rindu
49 Bab 49 Aku belum siap
50 Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51 Bab 51 Wanita baik
52 Bab 52 Tidak ada pelakor
53 Bab 53 Alasan sebenarnya
54 Bab 54 Di ruangan rapat
55 Bab 55 Hubungan kita
56 Bab 56 Siapa wanita itu?
57 Bab 57 Memanggil ayah mertua
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Aku yang salah paham
60 Bab 60 Jangan menghina ibuku
61 Bab 61 Kembali ke kampung
62 Bab 62 Biarkan dia bahagia
63 Bab 63 Rumahku di sini
64 Bab 64 Aku butuh bukti
65 Bab 65 Berangkat kerja
66 Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67 Bab 67 Aku mencintaimu
68 Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69 My Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Awal di Kota
2
Bab 2 Menerima tawaran kakek
3
Bab 3 Hari pertama jadi babysitter
4
Bab 4 Penyakit depresi
5
Bab 5 Mau sarapan
6
Bab 6 Mulut yang berbisa
7
Bab 7 Bonus sepuluh juta
8
Bab 8 Kejadian lalu
9
Bab 9 Sahabat rasa saudara
10
Bab 10 Cerita pilu Putri
11
Bab 11 Berhentilah jadi wanita penggoda
12
Bab 12 Kisah gadis itu
13
Bab 13 Bertemu Pak Kades
14
Bab 14 Senyuman mahal
15
Bab 15 Dasar gadis bodoh
16
Bab 16 Waktunya balas budi
17
Bab 17 Ulat Bulu
18
Bab 18 Janda oh no, oh yes
19
Bab 19 Pacarku menungguku
20
Bab 20 Nonton Bioskop
21
Bab 21 Menghianati sugesti
22
Bab 22 Ayo kita coba!
23
Bab 23 Hari pernikahan
24
Bab 24 Tiba-tiba jadi istri
25
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
26
Bab 26 Obat penenang
27
Bab 27 Kita jalani saja
28
Bab 28 Aku butuh bantuan Paman
29
Bab 29 Nonton
30
Bab 30 Tas 600 juta
31
Bab 31 Couple kelinci dan singa
32
Bab 32 Misi menjerat pria dingin
33
Bab 33 Alergi
34
Bab 34 Aku malu
35
Bab 35 Apa paman mencintaiku?
36
Bab 36 Anggap saja ini balas budiku
37
Bab 37 Aku tidak akan berjuang lagi
38
Bab 38 Aku akan melindungimu
39
Bab 39 Asisten baru
40
Bab 40 Kenapa aku jadi menciut?
41
Bab 41 Emang enak dicuekin
42
Bab 42 Ternyata suka janda segar
43
Bab 43 Benarkah?
44
Bab 44 Aku hanya sedikit marah
45
Bab 45 Aku akan menendang bokongmu
46
Bab 46 Kue anti stress
47
Bab 47 Dasar tidak romantis
48
Bab 48 Aku rindu
49
Bab 49 Aku belum siap
50
Bab 50 Aku akan mengabaikan perasaanku
51
Bab 51 Wanita baik
52
Bab 52 Tidak ada pelakor
53
Bab 53 Alasan sebenarnya
54
Bab 54 Di ruangan rapat
55
Bab 55 Hubungan kita
56
Bab 56 Siapa wanita itu?
57
Bab 57 Memanggil ayah mertua
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Aku yang salah paham
60
Bab 60 Jangan menghina ibuku
61
Bab 61 Kembali ke kampung
62
Bab 62 Biarkan dia bahagia
63
Bab 63 Rumahku di sini
64
Bab 64 Aku butuh bukti
65
Bab 65 Berangkat kerja
66
Bab 66 Berhentilah tersenyum!
67
Bab 67 Aku mencintaimu
68
Bab 68 Wanita yang paling bahagia
69
My Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!