"Put, nanti pulang bareng ya! Ratna sudah pulang kan?" bujuk pria yang berseragam sama dengannya. Biasanya Ratna yang menjadi alasan Putri menolaknya.
"Maaf Bim, aku ada urusan, mungkin lain kali," tolak Putri halus.
"Kau menolak ku lagi," ucap Bima dengsn mimik wajah sedih, karena untuk kesekian kalinya ia ditolak.
Bima punya perasaan lebih pada wanita itu. Ia ingin sekali menyatakan perasaannya, tapi bagiamana? Mengantar pulang saja sudah ditolak, apalagi menyatakan cinta.
Tentu saja iya. Mana mau aku pulang bersama pria yang suka celap-celup, yang ada ntar aku dicelupin juga. Kalau teh celup mah enak.
"Tentu saja tidak, aku hanya ada urusan." Jika sekali kalau sering menolak baru benar lanjutnya dalam hati.
"Aku pergi dulu ya, pekerjaanku masih banyak." Putri langsung meninggalkan pria itu setelah berpamitan tanpa menunggu jawaban pria itu.
"Lihat saja nanti, aku akan membuatmu menjerit dibawahku." Seringai tipis muncul di bibir Bima. Pria itu sepertinya punya rencana buruk pada Putri.
*
*
Waktunya pulang kerja, Putri shift sore jadi jam 10 malam ia sudah pulang. Bima yang satu shift dengannya sudah bersiap menunggu Putri.
"Put aku antar ya, ini sudah malam, tidak baik gadis pulang sendirian." Bima masih berusaha untuk mengantar pulang Putri, pantang menyerah adalah mottonya.
"Aku sudah janda, kalau kau lupa."
"Ya, janda menggoda, bagiku kau tetap gadis."
Tin Tin
Terdengar suara klakson mobil dari kejauhan.
Keduanya spontan menatap ke arah mobil yang mengeluarkan bunyi itu.
"Kakek ... terima kasih sudah datang diwaktu yang tepat," ucapnya dalam hati.
"Aku duluan ya." Putri berlari menuju mobil mewah yang ditumpangi kakek.
Bima menatapnya dengan wajah memerah menahan amarah. Dia berpikir Putri menolaknya karena dia hanya pria miskin.
Sementara di tempat yang lain, seorang pria juga memperhatikan Putri masuk ke dalam mobil mewah itu. Padahal ia sangat kenal dengan pemilik mobil itu karena pemiliknya adalah ayah kandungnya sendiri. Orang kaya mah banyak mobil sampai lupa. Kalau dicuri mereka ingat gak ya?
Hardian menatapnya dengan mimik wajah tidak suka. Ia seperti alergi pada wanita yang terlihat nakal.
"Ada apa, Tuan?" Asisten yang berada disampingnya bertanya karena bosnya itu berhenti mendadak.
Hardian tak menjawab, ia langsung menuju mobilnya. Ia akan sering ke hotel karena sepupu laknatnya itu.
"Kenapa kakek menjemputku?" tanya Putri setelah mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang.
"Hanya ingin saja, kakek hanya merasa bosan dirumah."
"Kakek ada masalah? Butuh teman bicara? Tenang kek Putri siap menjadi pendengar yang baik dan bisa menjaga rahasia." Putri bertanya dan dijawab sendiri.
"Sok tahu, bosan bukan berarti punya masalah."
"Tapi dilihat dari wajah Kakek, sepertinya iya."
"Kakek hanya merindukan istri kakek." Kakek mengalihkan tatapannya kedepan.
"Istri kakek wanita yang beruntung, mendapat cinta tulus Kakek."
Tidak semua wanita beruntung mendapat suami yang tulus mencintainya. Apalagi janda sepertinya, sulit dapat jodoh yang sholeh.
"Begitukah?"
Berpikir sejenak. Kakek lebih sering menyakitinya . Lanjut kakek dalam hati.
"Kakek ingin menyusulnya?" tanya Putri dengan senyum ditahan.
"Kau menjebak kakek, menyusul kemana? Ke alam lain?" Kakek tersenyum mendengar candaan Putri.
Putri tertawa. "Ternyata kakek pintar. Putri juga tidak akan membiarkan kakek pergi sebelum membayar Putri."
"Kau jangan khawatir, kalau kakek meninggal sebelum membayarmu, asisten kakek yang akan melakukannya."
"Bulan ini kakek sudah mentransfer 10 juta ke rekeningmu," lanjut kakek.
"Kakek sudah membayarku? Tapi ini kan belum satu bulan Kek?" Putri merasa dilema antara senang dan tak enak, karena pekerjaannya belum beres.
"Anggap saja itu bonus."
"Kakek sudah mencobanya dulu, membawanya keluar kamar, tapi dia malah mengamuk. Terima kasih," lanjut kakek sendu diakhir kalimat. Dia tulus berterimakasih pada Putri.
"Kakek, itu sudah jadi tugas Putri. Kakek sudah membayar Putri mahal."
"Ya, kakek akan mengingatnya. Kau sudah makan?"
"Sudah Kek."
"Kalau begitu, bawa ini. Tadi kakek membelinya dijalan. Kue ini sangat enak."
"Terima kasih, Kek. Sering-sering ya Kek," ucap Putri tak tahu malu, sudah dikasih eh minta lagi.
"Bercanda Kek, dianggap serius juga tidak apa-apa," lanjut Putri cengengesan.
Kakek hanya menggelengkan kepalanya. Sopir yang mengemudikan mobil itupun tersenyum mendengar candaan Putri.
Sopir itu merasa kasihan pada Tuannya itu. Ayah dan Ibu Raditya tidak bisa mendampingi putranya itu setiap hari karena harus mengurus perusahaan yang ditinggalkan Raditya.
Semoga gadis ini akan membawa cahaya terang dalam keluarga Tuan. Do'a sopir itu dalam hati.
*
*
Tak terasa mobil sudah berhenti di gang rumah kontrakan Putri. Setelah mengucapkan terima kasih Putri keluar dari dalam mobil lalu melambaikam tangannya ketika mobil iyu mulai melaju.
"Dasar wanita malam, malam begini diantar mobil mewah," ucap Ibu julid yang lewat di depannya.
Putri hanya tersenyum, sudah habis tenaganya untuk melawan kekuatan ibu julid.
"Cantik kok jual diri!" sambung ibu yang satunya lagi.
"Bukannya kerja yang benar. Pantas saja sudah janda, kelakuannya minus. Pasti dicerai sama suaminya"
"Bagaimana perasaan orang tua mereka dikampung, melihat putrinya menjula diri."
Sudah panas telinga Putri, semakin diam kok semakin jadi.
"Terima kasih pujiannya ya Bu. Dan jangan lupa jaga baik- baik suami dirumah, takutnya saya khilaf masuk kerumah ibu."
"Kau... Dasar wanita murahan!"
Putri meninggalkan ibu tadi, entah umpatan apa saja yang wanita itu keluarkan. Putri terlalu lelah untuk mengurusnya.
Putri masuk ke dalam rumah.
"Kenapa lesu begitu?" tanya Ratna yang emlihat Putri lemes banget.
"Lelah, lelah badan dan pikiran." Lalu mendudukkan tubuhnya di atas sofa.
"Apa itu?"
"Ini, dikasih Kakek kaya. Katanya enak."
Ratna langsung membuka bungkusan yang dibawa Putri. Lalu mengambil satu potong kue kering.
"Enak banget," ucap Ratna setelah menggigit kue kering yang dipegangnya. "Cobalah!"
Ratna pun menyuapi Putri. Spontan Putri membuka mulutnya lalu mengunyahnya.
"Emm... ya, enak banget. Kue orang kaya mah beda, ini harganya berapa ya?" tanya Putri sambil menatap kotak kue, dia tidak bisa membacanya karena tulisannya bahasa mandarin. Tubuhnya langsung bertenaga karena kue itu.
"Seringlah bawa kue seperti ini."
"Malu kak." jawab Putri singkat.
"Malu? Memang masih punya?" goda Ratna sambil mengunyah kue yang ada dimulutnya.
Spontan Putri melempar bantal sofa ke arah Ratna.
"Ajaran sesat!"
Ratna menangkap bantal yang dilempar Putri. "Yang penting perut kenyang, malunya ungsikan dulu dah."
Tak terasa mereka menghabiskan satu kotak kue. Putri membawa lima kotak kue. Stok masih aman untuk beberapa hari kedepan.
"10 juta buat bonus. Apa aku berhenti saja ya, kerja di hotel?" tanya Putri pada Ratna, lebih tepatnya meminta pendapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
berhenti aja kerja di hotel kan mdnding jd perawat untuk cucu Kakek blm 1 bln sfh dpt bonus 10 juta
2024-02-17
0
Rupink Chiabella
mending keluar krj aja dihotel put terlalu beresiko
2024-02-04
0
Sandisalbiah
penasaran gimana reaksi si bungsu pas lihat Putri ada di rumahnya..? 🤔🤔🤔 jangan² Putri di kira sugar baby ayahnya lagi.. 🤭🤭
2023-12-14
1