Putri keluar dari dalam kamar Raditya dengan wajah lesu sambil membawa nampan dengan makanan yang belum tersentuh sama sekali.
"Jangan menyerah, ini masih hari pertama." Kakek memberi semangat.
"Apa dia tidak pernah makan, Kek?"
"Dia akan makan jika ingin dan itu tidak setiap hari?"
"Tapi tubuhnya terlihat sehat, Kek?"
"Ada dokter yang akan memeriksa keadaannya."
"Sayang sekali ya Kek. Kenapa orang tampan harus sakit," ucapnya tanpa sadar.
"Apa cucuku tampan?"
"Sangat, Kek?"
"Yach, keturunanku tidak pernah gagal produk."
"Hah?" Putri melebarkan kedua matanya sambil menatap kakek. Apa baru saja kakek itu narsis pikirnya. Kakek hanya tersenyum.
"Istirahatlah! Nanti siang bisa kau coba lagi."
"Bibi, antar Nona Putri ke kamarnya." Kakek memberi perintah pada salah satu pelayannya.
"Mari, Nona," ajak bibi. Putri pun mengangguk.
*
*
Di dalam kamar.
Putri menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru kamar. Menatap kagum dekorasi kamar.
"Mimpi apa sampai bisa tinggal dikamar cantik seperti ini?" Putri berputar lalu mendudukkan bokongnya di atas ranjang.
"Empuk sekali, kasur orang kaya mah beda, biasanya hanya kasur spon," ucapnya dengan senyum yang terus mengembang.
"Aku baru tahu pekerjaan babysitter seenak ini." Putri belum menyadari kalau dia adalah babysister yang spesial.
Coba bayangin saja, mana ada babysister kerjanya diwaktu suka-suka, dengan gaji yang fantastis.
"Mungkin sudah rezeky, ibu bapak putrimu hampir jadi orang kaya." Putri terkekeh kecil dengan ucapannya sendiri. Belum apa-apa sudah berkhayal tingkat gunung.
*
*
Waktu makan siang.
Putri kembali membawa nampan yang berisi dua porsi makan siang ke kamar Raditya, balita ajaibnya.
Tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk begitu saja ke kamar itu. Posisi laki-laki itu masih sama. Putri mengambil kursi dan meja kecil yang sudah ia persiapkan dengan bantuan bibi. Putri meletakkan itu semua di samping Raditya.
"Tuan, kita makan siang ya," ajak Putri lembut, masih sama, tidak ada perubahan sedikitpun.
"Aku makan duluan ya, Tuan." Karena lapar atau apa Putri makan lebih dulu.
"Apa Tuan tidak lapar? jangan menyiksa diri Tuan, hidup harus tetap berlanjut."
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan untuk menyembuhkan pria tampan ini.
"Makanannya sangat enak, kalau tidak mau, aku makan ya." Putri mengambil piring milik Raditya lalu menyodorkannya pada pria itu.
"Benar, Tuan tidak mau makan siang? Nanti malam Tuan makan sendiri ya, setiap hari harus makan, Tuan," Putri tiada henti mengoceh sambil menghabiskan porsi milit Raditya.
Dua piring makan siang habis dimulut Putri.
"Aku kenyang sekali." Putri beranjak dari duduknya. "Aku kebawah dulu ya Tuan."
Putri meletakkan piring kotor di dapur lalu mencucinya.
"Apa dia mau makan?" tanya kakek penasaran karena piring yang dibawa Putri , keduanya kosong. Senyum bahagia terbit dibibirnya, namun berubah sendu ketika mendengar jawaban Putri.
"Puti yang habisin, Kek," jawab Putri sambil terkekeh kecil.
Melihat wajah kakek yang sendu, Putri kembali berkata. "Jangan khawatir kek, Putri akan berusaha lebih keras lagi."
Putri kembali ke kamar Raditya.
"Sebenarnya apa sih penyakit depresi itu?Bukannya hanya stress dan banyak pikiran ya?"
Putri merogoh ponsel yang ada disakunya. Jari lentiknya mencari tahu arti depresi dan penyembuhannya. Ia sangat penasaran karena Raditya tidak bergerak sama sekali.
'Depresi merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati. Tanda berikutnya adalah berhenti menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu.'
"Tapi ini sudah dua bulan lebih," gumam Putri. Putri mencari pengertian yang lain.
'Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi emosi, cara berpikir, dan perilaku penderitanya. Orang yang mengalami depresi cenderung tidak semangat dalam menjalani hidup, merasa sedih terus menerus, putus asa, hingga berpikir untuk bunuh diri.'
"Bunuh diri?" Putri melirik ke arah pria yang masih setia menatap jauh ke arah jendela. "Pria tampan tidak boleh bunuh diri," ucap Putri yakin pada dirinya sendiri. Ia tidak akan membiarkan Raditya bunuh diri.
Putri melanjutkan membaca artikel di ponselnya.
'Dampak depresi pada tubuh diantaranya : Masalah pada sistem pencernaan, Penurunan gairah seksual, Gangguan fungsi otak, Masalah pada jantung, Imunitas tubuh melemah.'
"Pantas saja tidak nafsu makan."
'Cara mengatasi depresi bagi orang dewasa : Tetap berhubungan dengan orang lain, melakukan hal-hal yang menyenangkan, aktif bergerak, konsumsi makanan sehat anti depresi, dapatkan paparan sinar matahari.'
"Ayo kita praktekkan!" Putri melangkah mendekati Raditya.
"Mas ... " panggil putri membuat Raditya berkedip. Melihat ada reaksi dari Raditya, Putri mengulang panggilannya. "Mas... "
"Mas harus bertahan ya, jangan menyerah, lanjutkan hidupmu, mas harus bahagia."
Tangan Raditya bergerak, dari kedua ekor matanya mengeluarkan cairan bening.
"Apa Mas sangat menderita ? Sesakit itukah? Mas Radit pasti sangat mencintainya."
Putri mengusap punggung Radit sambil berkata, "Semua akan baik-baik saja."
Tak terasa Putri juga mengeluarkan air mata, seakan dia juga bisa merasakan apa yang Raditya rasakan. Kehilangan orang yang kita cintai dan tak bisa melihatnya lagi.
Mungkin mudah bagi orang yang belum merasakannya. Putri juga pernah mengalami itu, meskipun pernikahan Putri dan suaminya tanpa adanya cinta, namun Putri menerima pernikahan itu.
Hingga akhirnya membuatnya menyandang status janda. Siapa yang kuat menjadi janda muda. GAK KUAT rasanya Putri ingin mengucapkan kata itu dengan lantang.
*
*
Dihotel
Putri sudah terbiasa dengan pekerjaannya. Menghadapi para pria hidung belang sudah menjadi makanannya setiap hari. Dari laki - laki yang ingin menjadi kekasihnya hingga ingin menidurinya sudah bukan hal yang mengejutkan baginya. Seperti saat ini.
"Sayang, jadilah kekasihku." Laki - laki itu semakin mendekat lalu memojokkan Putri ke dinding, posisi mereka berada di lorong hotel. Sepi. Hanya mereka berdua di sana.
Rasa takut menyelimuti hatinya, bagaimana kalau pria itu melecehkannya? Putri menutupi rasa takut itu dengan mulut manisnya.
"Saya hanya seorang pelayan, tidak pantas bersama,Tuan."
"Tidurlah denganku, jadilah penghangat ranjangku."
Ingin rasanya ku tendang burungnya.
"Kalau itu, hargaku sangat mahal, Tuan. Apa Tuan mampu membayarku?" tanya Putri dengan suara sedikit menggoda, hanya sedikit.
Telunjuknya menyentuh dada laki - laki itu, membuat tubuh laki - laki itu mundur. Sentuhannya membuat pria itu bergairah
"Kau sangat menggoda sayang, tapi aku tidak punya uang sebanyak itu, bolehkah aku mencicilnya."
Emang cicilan Bank.
Putri tersenyum manis sambil melangkah ke samping. "Maaf, aku tidak bisa menghangatkan ranjang, Tuan. Selamat malam." Putri menyentuh dada pria itu lalu melangkah pergi. Pria itu menatap Putri yang sudah melangkah dengan penuh damba.
"Aku akan mendapatkanmu nanti, lihat saja." gumam laki - laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
siapa laki laki itupenisirin🤭
2024-02-17
0
Lanjar Lestari
siapa laki kaki itu penisirin🤭
2024-02-17
0
Sandisalbiah
hah.. kan lebih aman berinteraksi dgn tuan depresi Put.. kenapa masih mempertahankan pekerjaan di hotel yg penuh risiko itu..?
2023-12-14
3