Kai benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
"Bagaimana bisa Kai nikahi dia, Pa, sedangkan sekarang Kai masih berstatus suami Medina?" seru Kai.
"Nikahlah secara siri, kasihan Luna karena bagaimana pun itu adalah anak kamu!" tegas Papa Mahaprana.
"Tapi, Pa------"
"Tidak ada tapi-tapian, kamu itu seorang pria jadi kamu harus gentle jangan lepas dari tanggung jawab!" bentak Papa Mahaprana.
Semua orang tampak terdiam, bahkan Luna hanya bisa menundukkan kepalanya merasa takut akan bentakan Papa Mahaprana.
Kai memutuskan untuk keluar dari kamar itu, dia masuk ke dalam kamarnya sendiri.
"Aaaarrggghhh....kenapa semuanya menjadi kacau seperti ini? bagaimana aku bisa menikahi dia, sedangkan cintaku hanya untuk Medina seorang bahkan aku tidak bisa mengkhianati Medina seperti ini!" teriak Kai sembari menjambak rambutnya sendiri.
Sementara itu, di kamar Luna. Luna terlihat menangis dan Bi Sum menggenggam tangan anaknya itu.
"Maafkan Ibu Nak, Ibu sudah berprasangka buruk kepadamu," seru Bi Sum dengan meneteskan airmatanya.
"Tidak Bu, seharusnya Luna yang minta maaf. Seandainya malam itu Luna tidak kepo dengan apa yang sudah Tuan Kai lakukan, mungkin ini semua tidak akan terjadi," sahut Luna.
"Ya Allah, malang sekali nasibmu Nak."
"Luna takut Bu, Tuan Kai sepertinya tidak mau menikahi Luna."
Bi Sum menarik tubuh putrinya itu ke dalam pelukannya, sungguh saat ini ia juga merasa bingung. Bi Sum tidak bisa membayangkan, bagaimana kalau istrinya Kai sadar dan bagaimana nasib putrinya nanti.
***
Keesokan harinya....
Papa Mahaprana mengurus surat-surat yang dibutuhkan untuk pernikahan, bagaimana pun hari ini Kai dan Luna harus melakukan pernikahan. Walaupun mereka melakukan pernikahan siri dan anak dari Luna tidak berhak atas kekayaan Kai, tapi Papa Mahaprana akan memberikan sebagian hartanya untuk anak yang dikandung oleh Luna.
Tok..tok..tok..
"Kai, bolehkah Mama masuk!" seru Mama Arini.
"Masuklah Ma, tidak dikunci."
Mama Arini masuk dan terlihat putra tunggalnya itu sedang duduk melamun di kursi samping jendela.
"Kai, Mama tahu kamu tidak mencintai Luna tapi perbuatanmu itu harus kamu pertanggung jawabkan, kasihan Luna," seru Mama Arini lembut.
"Tapi bagaimana dengan pernikahan Kai dan Medina? Kai sangat mencintai Medina, Kai tidak mungkin mengkhianati pernikahan kita apalagi saat ini Medina sedang koma dan berjuang untuk kesembuhannya. Kai akan menjadi pria yang paling brengsek kalau melakukan pernikahan ini," sahut Kai lemah.
"Tapi kamu juga harus memikirkan nasib Luna yang harus menanggung semuanya. Jujur, entah kenapa Mama sangat bahagia mendengar Luna hamil mungkin karena selama ini Mama sangat merindukan sosok cucu."
"Ma, kenapa Mama jadi membela wanita itu? Kai dan Medina pun sedang berusaha untuk mendapatkan keturunan, jadi Mama harus sabar."
"Berapa lama lagi Kai? kalian sudah menikah selama 3 tahun, tapi Medina sama sekali tidak ada tanda-tanda hamil."
"Ma, semuanya juga butuh proses bahkan Kai dan Medina sudah sering memeriksakan diri ke dokter dan dokter bilang kalau kita sehat-sehat saja, jadi Kai mohon, bersabarlah."
"Sudahlah Kai, Mama sudah tidak mau bertengkar denganmu, sekarang juga kamu turun ke bawah karena penghulu sudah datang," kesal Mama Arini.
Mama Arini pun akhirnya keluar dari kamar Kai, dan lagi-lagi Kai hanya bisa diam.
"Aku harus bagaimana, Medina? aku tidak mau mengkhianati kamu," gumam Kai.
Luna tampak gugup, bahkan saat ini dia meremas tangannya sendiri. Tidak lama kemudian, akhirnya Kai pun menuruni anak tangga membuat jantung Luna semakin berdetak tak karuan.
"Kai, akhirnya kamu turun juga," seru Mama Arini.
"Kai akan menikahi dia, tapi Kai mempunyai beberapa permintaan," seru Kai dingin.
"Permintaan apa, Kai?" tanya Papa Mahaprana.
"Pertama, Kai tidak mau tidur sekamar dengan dia karena kamar Kai hanya untuk Medina jadi dia tetap tidur di kamarnya sendiri, kedua jangan mengharapkan nafkah batin dari aku karena aku tidak akan pernah melakukannya karena saat itu hanyalah kesalahanku tapi tenang saja masalah nafkah lahir akan aku laksanakan, ketiga jangan sampai ada yang tahu masalah pernikahan ini terutama Medina karena aku tidak mau menyakiti hatinya, dan yang terakhir aku menikahi dia hanya sampai anak itu lahir, setelah anak itu lahir aku akan menceraikannya," seru Kai dingin.
Betapa hancurnya hati Luna dan Bi Sum mendengar apa yang dikatakan oleh Kai, bahkan saat ini Luna sudah meremas ujung bajunya dan mati-matian menahan airmatanya supaya tidak jatuh.
"Kai, kamu sungguh keterlaluan!" geram Papa Mahaprana.
"Itu terserah kalian, kalau kalian mau menerima permintaan Kai, sekarang juga Kai akan mengucapkan ijab kabul tapi kalau kalian tidak menyetujui syarat yang Kai inginkan, Kai tidak akan menikahi dia," seru Kai dengan menatap tajam ke arah Luna.
Semuanya hanya bisa terdiam, bahkan Bi Sum sudah dari tadi meneteskan airmatanya.
"Ti-tidak apa-apa Nyonya, sa-saya terima," lirih Luna.
"Baiklah, tapi ingat selama kamu menikah dengan Luna jangan sekali-kali kamu bersikap kasar kepada Luna," seru Papa Mahaprana.
Akhirnya setelah terjadi kesepakatan, Kai pun mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar. Airmata Luna pun menetes, hatinya begitu sangat hancur. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib dia dan anaknya kelak, suatu saat nanti anaknya pasti akan menanyakan Ayahnya dan Luna tidak tahu harus menjelaskan apa kepada anaknya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
🌸so0bin🌸
yakin medina bakalan hamil...gimana klo medina sengaja gak mau hamil anak kamu kai
2023-09-27
1
Enung Samsiah
kai bodoh dan d bodohi oleh medina &mark
2023-05-15
1
Enung Samsiah
kai pengecut,,,,, nnti kamu akan mnjilat ludah sendiri dng ucpnmu,,,,,,
2023-05-15
1