Merasa Tidak Asing

Sang nyonya besar sedang mempersilakan dirinya untuk masuki VIP elevator bersama dirinya? Sungguh sangat mengejutkan untuk Kyo! Dan dia sempat hanya berdiri mematung selama beberapa saat.

"Hei, nyonya besar Mamo sedang berbicara padamu! Dimana sopan santun dan etikamu?!" ucap sang asisten pribadi dengan dingin dan tegas.

Disaat Kyo mendapatkan kesadaran kembali, dia segera membungkukan badannya dan berkata, "Baik, Nyonya besar Mamo Aizen. Dan terima kasih atas kemurahan hatinya."

Setelah mengatakannya, Kyo segera memasuki VIP elevator itu masih dengan dada yang berdebar namun juga sangat bahagia. Namun belum sempat pintu elevator itu tertutup kembali, tiba-tiba saja wanita paruh baya itu mengatakan sesuatu untuk asistennya.

"Gabu, sepertinya ponselku tertinggal di ruanganku. Tolong ambilkan! Aku akan menunggumu si bawah." ucap nyonya besar Mamo tiba-tiba karena menyadari ponselnya tak ada di dalam tasnya.

"Baik, Nyonya besar. Hati-hati, dan aku akan segera menyusul nyonya." ucap sang pria asisten yang berusia kira-kira 28 tahun itu lalu segera meninggalkan VIP elevator.

Sang asisten yang kini berdiri di luar elevator sempat menatap tajam ke arah Kyo seolah sedajg mengisyaratkan agar tetap bersikap sopan dan jangan macam-macam! Lalu Gabu membungkukkan badannya tepat sebelum pintu elevator itu kembali tertutup.

Hening menyelimuti suasana di dalam VIP elevator selama beberapa saat, tak ada percakapan apapun yang terjadi. Namun sesekali Kyo juga terlihat melirik wanita paruh baya itu yang berdiri sedikit di depannya dan membelakanginya dengan tatapan penuh keingintahuan dan penasaran yang besar.

Namun tiba-tiba saja lampu di dalam VIP elevator mati. Dan diikuti dengan VIP elevator ini yang berhenti secara tiba-tiba setelah suara keras terdengar begitu saja.

BRAKK ...

Lampu darurat yang berada di langit-langit elevator ini mulai menyala remang-remang. Kyo yang menyaksikan wanita paruh baya itu terkejut dan panik seketika memberanikan diri untuk menanyakan keadaannya.

"Apa nyonya besar baik-baik saja?" tanya Kyo mendekati wanita paruh baya itu dan juga mengkhawatirkannya.

Namun wanita paruh baya itu hanya diam menengadahkan wajahnya memandang Kyo dan terlihat memegangi dadanya.

"Nyonya, tunggu sebentar. Aku akan berusaha untuk membuka pintu itu." ucap Kyo berusaha untuk melakukan sesuatu.

Dia berusaha untuk membuka pintu elevator itu. Namun baru beberapa mejit mencobanya, sebuat suara yang cukup keras telah mengejutkannya.

BRUGHH ...

Kyo berbalik untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dan begitu terkejutnya dia saat melihat wanita paruh baya itu sudah terduduk di atas lantai dan memegangi dadanya. Namun salah satu tangannya terlihat sedang berusaha untuk mencari sesuatu di dalam tas super mewahnya.

"Nyonya besar. Apa nyonya besar baik-baik saja?" tanya Kyo yang sudah duduk bersimpuh di dekat wanita paruh baya itu.

Bibir wanita paruh baya itu bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Tolong ambilkan konsentrator oksigen portable di dalam tasku ..." ucap wanita paruh baya itu lirih dan seakan mulai kesulitan untuk bernafas dan tak berdaya.

"Ba-baiklah, Nyonya besar. Pe-permisi ..." ucap Kyo meminta ijin sebelum dia menggeledah tas berwarna hitam elegan itu.

Setelah mengeledah isi tas tersebut, akhirnya Kyo menemukan konsentrator oksigen portable itu dan segera memberikannya untuk nyonya Mamo. Namun karena tubuhnya yang sudah semakin tak berdaya, akhirnya Kyo memangku tubuh wanita paruh baya itu dan membantunya untuk menggunakan alat pernafasan itu.

Ada perasaan khawatir, namun juga ada perasaan senang dan lega saat melihat kondisi nyonya besar Mamo yang sudah mulai stabil kembali. Meskipun masih bersandar pada pangkuannya.

Setelah beberapa saat akhirnya mulai terdengar beberapa suara dari sebuah benda berat yang sedang berusaha untuk membuka pintu elevator itu. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pintu elevator itu mulai dibuka dengan paksa oleh team penyelamat dan juga maintenance.

"Maaf atas keterlambatan kami untuk penanganan masalah ini, Nyonya besar Mamo." ucap salah satu dari mereka setelah pintu VIP elevator terbuka sempurna.

Kyo segera membantu nyonya besar Mamo untuk berdiri lalu membantu memapahnya berjalan. Sang asisten rupanya juga sudah menunggunya, dan begitu pintu VIP elevator itu terbuka, dia segera memasukinya dan juga membantu memapah nyonya besarnya.

Mereka membawanya untuk beristirahat di sebuah ruangan khusus.

"Terima kasih karena sudah menjaga nyonya besar Mamo saat aku tidak ada. Segera kembalilah dan ini untukmu." ucap Gabu sang asisten sambil memberikan selembar cek untuk Kyo.

"Eh? Terima kasih sebelumnya, Tuan. Tapi ini tidak perlu, Tuan. Aku bahkan tidak banyak melakukan apapun." tolak Kyo dengam sopan. "Kalau begitu aku permisi, Tuan, Nyonya Besar." imbuh Kyo sambil membungkukkan badannya dan bergegas untuk pergi meninggalkan mereka.

Namun disaat Kyo berpamitan, nyonya besar Mamo tiba-tuba malah menahannya.

"Anak muda, tunggu!" sergahnya sukses membuat Kyo kembali menghentikan langkah kakinya dan berbalil menatapnya.

"Siapa namamu, Anak muda? Sepertinya aku belum pernah melihatmu sebelumnya di kantor ini. Apakah kamu adalah anak baru?" tanya nyonya besar Mamo Aizen lagi setelah dia sudah sedikit lebih baik dan duduk bersandar di atas sebuah pembaringan.

"Namaku adalah Kyo Shigeta, Nyonya besar. Dan aku baru 3 hari bergabung dengan Aizen Group cabang Yokohama di divisi keamanan." ucap Kyo dengan nada rendah.

Kyo Shigeta ... entah mengapa wajahnya ... sepasang mata kebiruannya, serta auranya sangat familiar. Dan mengapa anak ini mengingatkanku dengan putraku.

Batin nyonya besar Mamo yang masih saja menatap lekat Kyo cukup lama.

Hingga akhirnya Kyo segera kembali berpamitan karena masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya.

...🍁🍁🍁...

Sementara itu, malam hari kediaman Zaraki terlihat sang bibi dan paman dari Kana yang sedang gelisah. Mereka berada di ruang tengah dan terlihat sedang menunggu kedatangan seseorang.

"Aduh anak itu pergi kemana sebenarnya sih? Sudah dari kemarin dia sama sekali tidak pulang ke rumah besar. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Bahkan dia juga tidak berangkat ke kampusnya. Apa kita harus melaporkanya kepada polisi, Sayang? Aku khawatir sekali dengan keponakanku, karena dia tidak pernah seperti ini sebelumnya." bibi Kana berjalan mondar mandir di ruang tengah dan terlihat sangat khawatir.

"Sayang, kita tidak bisa melaporkannya kepada polisi. Biar bagaimanapun Kana pergi bersama dengan suami sahnya. Dan secara hukum itu tidak ada yang salah." sahut suaminya sambil menyeruput kopi hitamnya yang baru saja diantarkan oleh pelayan rumahnya.

Sang bibi menghembuskan nafas kasarnya ke udara dan terlihat kesal sekaligus khawatir. Di tengah-tengah kekhawatiran dan ketegangan mereka berdua, tiba-tiba saja mulai terdengar suara derap langkah yang semakin mendekat. Pasangan suami istri itu mulai beralih menatap siapa yang baru saja datang itu.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

syukurlah nenek Mamo menyadarinya...semoga nenek Mamo TK berhenti sampai d situ...selisikilah jika memang penasaran...maka kau akan menemukan jawabannya☺️

2024-01-18

1

Jennie

Jennie

beruntung ada Kyo saat elevator mati jadi nyonya Mamo masih bisa selamat coba kalau sendiri bisa bahaya

2023-06-15

1

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

Kyo memang keturunan dari anak anda nyonya🤭

2023-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!