Aizen ?

Di dalam kamarnya, Kyo masih terduduk di sofa tunggal sambil menimang-nimang sebuah kalung berliontin kebiruan bak okabango blue diamond yang begitu indah dan menawan.

Dia mencoba menelisik kalung itu dan berusaha untuk menemukan sesuatu tentang keluarganya pada kalung itu. Hingga pada akhirnya dia menemukan sebuah nama marga Aizen yang terukir manis pada tepian bingkai dari liontin tersebut.

"Aizen?" gumam Kyo mengkerutkan keningnya berusaha untuk mengingat nama marga itu. "Nama marga ini sepertinya sangat tidak asing dan cukup fakiliar. Dan sepertinya aku pernah mendengarnya." gumamnya lagi dengan kening berkerut.

Karena masih juga tak berhasil mengingat apapun, akhirnya Kyo mulai merogoh ponselnya dan mulai berseluncur di salah satu search engine dengan memasukkan nama kunci nama marga tersebut.

Hingga dalam beberapa detik saja mulai terlihat beberapa hasil pencariannya. Sepasang mata Kyo membelalak sempurna ketika melihat semua itu. Karena kini ponselnya menampilkan sebuah perusahaan besar yang beroperasi di Tokyo dan merupakan milik dari keluarga besar Aizen.

"Aizen Group? Salah satu group Finance terbesar di Negara ini? Bahkan diakui se-Asia dan mendapatkan peringkat 10 besar? Saat ini dipimpin oleh Mamo Aizen ( 68 tahun ). Tidak mungkin bukan jika aku adalah bagian dari keluarga bear itu? Ini sungguh tidak mungkin bukan ... mungkin saat itu aku hanya kebetulan sedang berada di dalam mobil itu karena diajak oleh ibuku yang memang bekerja untuk mereka." gumam Kyo masih berusaha untuk mencari tau tentang perusahaan besar maupun dengan keluarga besar Aizen.

Bahkan Kyo juga berusaha mencari informasi tentang sebuah kecelakaan yang pernah terjadi saat 25 tahun yang lalu. Karena mungkin dari situlah dia akan mendapatkan sebuah jawaban dari misteri hidupnya.

Namun belum sempat Kyo berselancar dalam dunia digital lebih jauh lagi, tiba-tiba saja saja mulai terdengar sebuah ritme teratur yang berasal dari pintu kamarnya.

Kyo segera menyimpan kembali kalung itu di dalam kotak penyimpanannya dan segera bergegas untuk membukakan pintu kamarnya untuk sang tamu. Dan rupanya sang bibi yang sedang mengetuknya.

Seketika wanita paruh baya itu memperlihatkan ekspresi tak mengenakkan disaat Kyo membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa, Bibi?" tanya Kyo ramah dan sopan seperti biasanya.

"Ada apa?! Aku kamu amnesia? Atau kamu memang bodoh dan memiliki daya ingat yang sangat buruk? Sudah jam berapa sekarang ini?! Hah?!! Saat ini sudah waktunya kamu untuk menjemput Kana ke kampusnya! Bukankah kamu masih baru akan mulai bekerja besok? Jadi cepat jemput dia dan jangan bermalas-malasan seperti ini saja! Dasar menantu tak berguna sama sekali!! Bukannya berperilaku baik karena sudah diijinkan tinggal di istana ini, tapi malah bermalas-malasan!! Bikin muak saja!!"

Ucap sang bibi sangat ketus dan memelotototi Kyo, seakan sepasang matanya hampir saja mau loncat dari tempatnya.

"Eh? Iya. Benar juga." ucap Kyo melirik jam tangannya pada pergelangan tangan kirinya dan sangat terkejut bukan main karena dia telah melupakam sesuatu untuk menjemput istrinya pulang dari kampusnya.

"Baiklah, Bibi. Aku akan segera menjemput Kana." imbuhnya lagi masih dengan sopan dan patuh.

Bahkan Kyo tak pernah sedikitpun merasa sakit hati karena ucapan-ucapan pedas yang telah dilontarkan oleh sang bibi dan paman dari Kana. Kyo segera bergegas untuk menjemput Kana.

Sedangkan sang bibi hanya menatap kepergian Kyo penuh dengan rasa kebencian dan jijik. Karena wanita paruh baya itu selalu saja memandang Kyo seperti sampah yang sangat tidak berguna. Dia selalu memandang Kyo seperti seorang menantu benalu yang hanya bisa menikmati kekayaan dari keluarga besar sang istri saja.

...🍁🍁🍁...

Tokyo University, 5 PM.

Kyo menepikan Lexus hitam metalik yang ia kemudikan sendiri dan segera melakukan parkir di depan gedung megah nan kokoh salah satu Universitas bergengsi di kota Tokyo ini.

Dari kejauhan mulai terlihat seorang gadis cantik dengan balutan dress selutut berwarna pastel yang dia padankan dengan pakaian hangat berwarna putih lembut membuatnya terlihat semakin manis. Gadis itu membiarkan rambut indahnya yang sedikit bergelombang tergerai begitu saja menari-nari saat terkena semilir angin sore ini.

Melihatnya dari kejauhan, Kyo mulai keluar dari mobil untuk menyambut sang istri yang baru saja keluar dari gerbang kampusnya.

Kana terlihat sedang melenggang bersama dengan kedua teman wanitanya yang tak kalah cantik. Dan mereka juga mulai menyebrangi jalan untuk sampai ke seberang, dimana Kyo memarkir mobilnya.

"Kana, supir kamu sudah menunggumu tuh!" celutuk salah satu gadis itu disertai tawa mengejek dan sesekali melirik ke arah Kyo dengan tatapan sinis dan meremehkan.

"Haha. Benar-benar ya kamu sangat sabar menghadapi suami biasa-biasa saja seperti dia. Bahkan kamu sangat cantik dan sempurna. Kamu adalah Dewi di kampus kita dan juga Putri dari seorang Menteri Pertahanan Jepang. Begitu banyak pemuda yang jauh lebih tampan dan kaya dibandingkan dengan dia loh!" celutuk salah satu gadis lainnya setengah berbisik.

Namun semua itu masih bisa didengar oleh Kyo yang kini hanya berjarak 3 meter saja dari mereka. Kyo terlihat biasa saja dan tidak sakit hati saat mendengarkan semua itu. Sebaliknya dengan Kana, gadis cantik itu terlihat murung dan malah merasa sungkan dengan Kyo karena harus mendengarkan semua itu.

Belum sempat terjadi perbincangan itu di antara ketiga gadis itu, tiba-tiba saja seorang pemuda dengan gaya trendi dan terlihat sangat berkelas mulai menghampiri ketiga gadis itu.

"Hallo, Kana!" sapa pemuda tampan itu dengan memamerkan senyuman menawannya di hadapan Kana.

"Kiro? Ada apa?" tanya Kana mendongak menatap Kiro, karena saat ini Kiro sudah berdiri di hadapannya dan membelakangi Kyo.

"Aku antar pulang yuk! Sekalian aku juga ingin mengajak kamu makan malam!" ucap Kiro antusias dan mengabaikan keberadaan Kyo.

"Maaf, Kiro. Tapi ... suamiku sudah menjemputku." ucap Kana beralih menatap Kyo, sedangkan Kyo hanya tersenyum tipis dan terlihat canggung dengan situasi ini.

"Dia sudah sangat terlambat untuk menjemputmu, Kana. Itu tidak benar! Padahal dia hanya bersantai di rumah besarmu kan? Jadi lebih baik kamu pulang bersama denganku saja deh. Mamaku juga ingin sekali bertemu denganmu, karena kamu tak pernah lagi main di rumahku."

Ucap Kiro seakan sengaja mengatakan semua itu di hadapan Kyo. Bahkan Kiro sengaja mengeraskan suaranya agar Kyo semakin mendengarnya dengan jelas.

Selama ini Kiro dan Kana sudah cukup lama berteman baik. Sebelum Kana menikah, meereka juga sering bersama dan mengerjakan tugas bersama. Dan sebenarnya Kiro juga berharap lebih dari itu, karena pemuda itu rupanya diam-diam menyukai Kana.

Namun tidak dengan Kana. Selama ini Kana hanya menganggapnya sebagai seorang teman saja.

"Maaf, Kiro. Tapi aku akan pulang bersama dengan suamiku." Kana memutuskan dan segera menghampiri Kyo yang masih memasang senyum kaku dan merendah.

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

sebaiknya pakailah kalung itu Kyo...agar seandainya keluargamu melihatnya dia akan tau bahwa kau masih hidup

2024-01-18

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

paman & bibi ini kenapa jahat gini ya?

2023-06-04

0

⍣⃝𝑴𝒓 αη∂ι ✩⍣⃝కꫝ 🎸👻ᴸᴷ

⍣⃝𝑴𝒓 αη∂ι ✩⍣⃝కꫝ 🎸👻ᴸᴷ

lagian merendah dan diam mengalah bukan berarti orang itu mudah ditindas. lagian cuma cinta sebelah saja kok ngejek yg sudah status sah jadi suaminya 🙊🤣🤣🤣

2023-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!