Sakit perut

...~Happy Reading~...

Drrtt.... Drrtt.... Drrtt....

Callie menarik napas nya dengan cukup dalam, saat mendengar suara getaran ponsel yang berasal dari dalam tas nya.

Berusaha sekuat tenaga untuk meraih tas tersebut. Namun, justru malah membuat tubuh nya terjatuh ke lantai.

Brukkk!

"Aahhhh!" Callie langsung menggigit bibir bawah nya sambil terus mencengkram perut nya yang sangat lah sakit.

Ya, sejak kepulangan nya dengan Davis beberapa saat yang lalu. Ia sudah mulai merasa keanehan pada area perut nya.

Callie mengira bahwa itu sakit biasa, mungkin karena ingin ke toilet. Namun, nyatanya hingga kini hampir tengah malam, perut nya jauh semakin sakit seperti sebelumnya.

"Astaga, kenapa sakit sekali," rintih nya begitu lirih.

Menarik napas panjang, kini akhirnya Callie sudah berhasil meraih tas nya. Ia segera mengeluarkan ponsel nya dan melihat siapa yang menghubungi nya.

'Daddy,' gumam nya sambil memejamkan mata saat melihat bahwa ada beberapa panggilan tak terjawab dari sang ayah.

Callie berfikir, bahwa ayah nya begitu peka dan seolah memiliki ikatan batin pada dirinya yang sedang menahan sakit.

Drrtt... Drrtt...

Ethan Calling 📞

"H—halo," jawab Callie berusaha senormal mungkin walau sedikit sulit.

'Darimana? Tadi, tuan Ammer menghubungi mu dan kamu—'

"A—aku gak kemana mana Than, aku baru saja itu, emmtt auwhh!" Callie kembali memekik pelan sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa Cal? Kamu baik baik saja?" tanya Ethan yang langsung di landa ke khawatiran.

"Aku baik, tapi perut aku sakit lagi. Seperti nya aku harus ke toilet, dan sorry tadi saat Daddy menelfon aku sedang ke toilet!" Callie terpaksa berbohong kepada Ethan, agar dirinya tidak mendapatkan masalah.

"Kamu diare?"

Callie langsung menganggukkan kepala nya cepat, "Hemm, sudah dulu ya. A—aku akan ke toilet lagi."

Tanpa menunggu lagi, Callie segera mematikan sambungan telfon nya. Ia tidak mau terlihat sakit, agar ayah nya tidak khawatir dan marah tentu nya.

Ya, marah. Karena kalau sampai ayah Callie tahu bahwa dirinya sakit. Sudah pasti, laki laki paruh baya itu akan langsung datang ke Indonesia dengan membawa pasukan nya.

Tanpa Callie sadari, bahwa sebenarnya sang ayah sudah menempatkan beberapa orang untuk mengawasi nya dan melaporkan segala sesuatu yang terjadi pada nya.

Hanya saja, mereka tidak ada yang tahu dengan apa yang ada di dalam apartemen Callie. Orang orang itu hanya mengawasi saat di luar saja, tidak dengan dalam apartemen.

'Sepertinya aku harus ke rumah sakit,' gumam Callie kembali menghela napas nya panjang.

Callie kembali meraih tas nya. Berusaha berjalan walau sangat sulit dan sakit.

Cklek!

Deg!

Langkah kaki Callie langsung terhenti, saat membuka pintu dan melihat sosok yang sangat ia kagumi dan cintai sudah berada tepat di depan pintu apartemen nya.

"Kenapa?" tanya laki laki yang tak lain adalah Davis itu langsung mengerutkan dahi nya.

Entah mengapa, saat melihat Callie yang baru saja membuka pintu. Davis bisa langsung menafsirkan bahwa gadis itu sedang tidak baik saja.

Wajah Callie yang sedang pucat, di tambah cara berjalan gadis itu membuat Davis semakin curiga bahwa ada yang tidak beres dengan Callie.

"Tidak apa," jawab Callie berusaha sekuat mungkin, ia tidak mau merepotkan Davis lagi.

Rasanya sudah cukup dengan keberadaan dirinya di Jakarta. Callie tidak mau semakin menyusahkan Davis, yang membuat laki laki itu akan semakin jauh dari nya.

"A—aku harus pergi, permisi," ujar Callie segera berjalan dengan wajah yang semakin menahan rasa sakit luar biasa.

Namun, sekuat apapun Callie bertahan dan berpura-pura seolah tidak terjadi apa apa. Nyatanya dirinya tetap saja tumbang dan hampir saja jatuh kalau Davis tak lekas menahan tubuh nya.

"Shittt!" umpat Davis menggeram saat melihat Callie pingsan dan tak sadarkan diri di lantai dengan bertumpu pada paha nya.

...~To be continue.... ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***