Ketahuan

...~Happy Reading~...

"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Davis yang tiba tiba duduk berjongkok tepat di depan Callie.

Tentu saja, hal itu membuat Callie terkejut bukan kepalang. Jantung nya mendadak seperti habis lari maraton. Ia sangat gugup bahkan ia merasa bahwa tubuh nya sampai bergetar.

"A—aku tidak aauuwhhh! Sakitt!" pekik Callie ketika luka nya di sentuh oleh tangan Davis.

Menghela napas nya dengan berat, Davis bangkit dari posisi nya dan segera mengambil kotak peralatan kesehatan.

"Buka rok kamu!" titah Davis seketika membuat mata Callie mengerjap bingung beberapa kali.

"Apakah kamu tidak mengenakan celana pendek?" imbuh Davis yang lagi lagi membuat Callie semakin terkejut.

"A—aku akan mengobati luka ku sendiri!" jawab Callie tiba tiba.

"Kenapa? Bukankah ini yang kamu harapkan? Terluka, agar aku bisa menolong mu, Callieana Ammer!"

Deg!!

Mata Callie sukses membola dengan sempurna, saat ternyata penyamaran nya terbongkar secepat itu oleh Davis.

Hanya kurang dari dua minggu, Davis sudah menyadari bahwa itu adalah dirinya. Benar benar luar biasa, batin Callie dalam hati.

"D—Davis kamu sudah—"

"Apakah kamu pikir aku bodoh?" tanya Davis, laki laki langsung berdiri dan membelakangi Callie.

Ia memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana, sambil menikmati pemandangan kota Jakarta dari balik dinding kaca.

"Awal nya, aku ragu kalau itu kamu. Tapi, setiap kejadian yang terjadi di antara kita, aku rasa itu bukan kebetulan. Dan satu satu nya wanita yang bisa berbuat seperti itu hanya kamu." imbuh Davis seraya menghela napas nya berat.

"Kamu tidak bisa memecat ku. Aku sudah menandatangani kontrak kerja selama satu tahun, jadi tidak bisa batal!" saut Callie dengan cepat karena takut.

Ya, gadis itu takut karena rahasia nya sudah terbongkar. Ia takut jikalau Davis akan memecat nya dan mengusir nya begitu saja agar tidak bisa bertemu lagi.

"Aku bos nya disini. Dan aku berhak membatalkan kontrak kapan pun!" ucap Davis dengan tersenyum miring.

"Gak bisa! Pokok nya aku gak mau keluar dari sini. Aku sudah berjanji, aku tidak akan pergi sebelum misi ku berhasil,"

"Misi apa?" tanya Davis berbalik dan menatap ke arah Callie.

"Tentu saja, misi untuk mendapatkan hati kamu. Jadi tolong, beri aku kesempatan. Biar bagaimana pun, kita masih sepasang kekasih, jadi jangan bersikap sadis pada ku," jawab Callie yang sudah berdiri dan menghampiri Davis.

"Ckckc kekasih? Apa kau sedang bermimpi?" tanya Davis berdecak.

"Tidak! Aku tidak sedang bermimpi. Kita memang masih kekasih, ini kamu lihat cincin ini masih tersemat di leher ku! Jadi—"

"Kau sendiri yang membeli cincin itu, kau sendiri juga yang memakai nya. Jadi itu bukan urusan ku," saut Davis menggelengkan kepala nya.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Callie. Di tolak beberapa kali oleh orang yang sama, namun tak membuat gadis itu pantang menyerah.

Callie sudah yakin, bahwa Davis adalah jodoh nya. Takdir hidup nya, dan kelak cepat atau lambat ia pasti bisa mendapatkan nya.

Tapi, usaha yang bagaimana lagi yang harus Callie lakukan. Karena kini, rahasia nya sudah terbongkar, dan bahkan laki laki itu hendak mengusir nya.

"Satu bulan, Beri aku waktu satu bulan lagi. Setidaknya, berikan aku kesempatan. Dan jika memang nanti aku tidak bisa mendapatkan hati kamu, maka aku bersedia mundur dan pergi dari hidup kamu. Saat kecil, aku tidak bisa membuktikan tapi sekarang, kita sudah dewasa dan aku yakin kalau aku bisa buktiin, bahwa kamu adalah lelaki ku. Kamu milik ku, Davis Frenando!" ucap Callie panjang lebar yang dengan tiba tiba dan berani mengalungkan kedua tangan nya di leher Davis.

Cklek!

Mendengar suara pintu terbuka, sontak saja membuat kedua insan yang tengah saling menatap dengan Callie yang di depan Davis sangat terkejut.

"Oops, sepertinya aku salah waktu!" ucap seorang gadis yang tanpa permisi sudah membuka pintu ruangan Davis, lalu segera menutup nya kembali.

...~To be continue.. ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***