[SATC - 04]

Langit malam kini mengaku kalah dengan terangnya cahaya matahari. Rembulan turut bersembunyi bersama para bintang yang sebelumnya tertutup awan. Pagi telah tiba dengan begitu cepat membuat semua orang segera bangun untuk memulai rutinitas mereka. Ini bukan hari libur yang bisa digunakan untuk bermalas-malasan. Ada keluarga yang harus dihidupi dan ada mimpi yang berusaha dicapai.

Dengan menggunakan seragam sekolah yang baru, Sammy keluar dari kamarnya.

"Pagi, non."

Sammy terkejut mendengar sapaan dari wanita setengah baya yang sedang menata makanan di meja makan. Sammy segera mengatur ekspresi wajahnya dan menampilkan senyum tipis. Sammy cepat tanggap dan menebak jika wanita setengah bayi itu pasti pembantu di rumah ini.

"Pagi, bi."

Menarik mundur salah satu kursi untuk di dudukinya, Sammy kembali menanyakan sesuatu. "Datang jam berapa, bi? Kok bisa masuk?"

Sammy tidak mengecek ulang pintu rumah, tapi dia sangat yakin jika sudah menguncinya malam tadi.

"Tadi pagi, non. Sama tuan dan nyonya Frederick. Tuan muda Dante yang buka pintu tadi," ujar wanita setengah baya itu yang masih berdiri di dekat meja makan.

Sammy mengangguk mendengar jawaban itu. "Nama bibi siapa?" tanyanya lagi.

"Sumi, non."

Sammy mulai memasukkan sarapan paginya ke dalam mulutnya. Bi Sumi telah pergi untuk melakukan pekerjaannya yang lain.

Suara sol sepatu yang berbenturan dengan lantai terdengar di telinga Sammy. Tanpa menengok Sammy tentu tahu siapa pemilik suara itu.

Dilanjutkan dengan suara tarikan kursi yang berada di posisi utama. Dante membalikkan piring yang ada dihadapannya lalu mengambil sedikit nasi dan lauk pauk.

"Kita berangkat bareng," ujar Dante menghentikan gerakan Sammy yang akan berdiri setelah kursi sedikit di dorong mundur.

"Maksudnya gue nanti buntutin lo." Dante melanjutkan ucapannya setelah menelan makanan yang tadi berada di dalam rongga mulutnya.

Sammy kembali duduk dan memainkan ponselnya sekedar membuka sosial medianya dan melihat hal yang disukainya, tentu saja. Tak lama Dante telah selesai dengan sarapannya. Menyapukan dua helai tisu di bibirnya kemudian mereka menuju garasi.

Mini cooper berwarna ungu metalik keluar diikuti motor sport berwarna hitam dan emas. Penjaga rumah membuka gerbang selebar-lebarnya untuk dua penghuni rumah.

Sekolah bergengsi yang berada di pusat kota dengan bangunan megah dan halaman luas. Sekolah yang memiliki reputasi baik dengan siswa siswinya yang berprestasi. Itulah yang orang-orang tahu. Terlepas dari apa yang tidak diketahui orang lain, sekolah ini memang sangat bagus dengan biaya perbulannya mencapai angka nominal yang besar.

Mini cooper yang menyimpan Sammy di dalamnya memasuki gerbang sekolah yang terbuka lebar, disusul dengan motor yang ditunggangi Dante. Dante berhenti di parkiran motor yang disediakan, sedangkan Sammy masih tetap berjalan menuju parkiran mobil yang berada beberapa meter dari parkiran motor.

"Tumbenan pagi."

Laki-laki yang juga baru sampai di parkiran sekolah itu bertanya pada Dante. Antonio Wijayanto, sahabat Dante yang selalu setia melihat kebucinan Dante pada Yolanda sejak awal.

"Lagi pengen."

Mereka berdua turun dari motor dan berjalan memasuki bangunan sekolah. Sebelumnya mereka harus melewati lapangan basket yang luas sebelum sampai di koridor lantai satu.

"Akhir-akhir ini lo jarang kelihatan bareng Yola. Nggak kayak dulu awal-awal yang nempel banget kayak upil di hidung gue," ujar Nio untuk mengisi percakapan selagi mereka berjalan menuju ruang kelas.

"Yola lagi sibuk ikut les. Lagian gue nggak mungkin maksa dia buat selalu ada buat gue."

Dante menjadi satu dari banyaknya laki-laki lain yang ingin menghabiskan banyak waktu dengan pasangannya. Memberi kabar dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang menjadi satu keharusan yang harus pasangannya pahami.

Dante adalah seseorang yang jika sudah mencintai seseorang akan benar-benar menyanyanginya, menjaganya, dan memberikan segala hal untuk pasangannya. Jadi tidak perlu heran jika Dante membelikan berbagai hal yang Yola inginkan. Namun, semuanya sudah tidak seperti dulu.

"Yakin les? Gue kok ragu ya?" Nio mengetuk dagunya.

"Ngapain ragu? Yola nggak kayak lo yang sukanya keluyuran. Gue yakin kalau emang dia sibuk les."

"Kadang yang kelihatan baik dan polos itu nyimpen sesuatu yang nggak mungkin Lo bayangin."

Berbeda dengan Dante dan Nio yang berjalan menuju ruang kelasnya, Sammy kini memasuki ruang guru menunggu kedatangan seorang wanita yang akan menjadi wali kelasnya. Tadi di sepanjang koridor yang Sammy lewati beberapa orang berbisik membicarakan siapa dirinya dan melihat parasnya yang menawan.

Sammy memiliki warna bola mata biru yang di dapat dari kakeknya yang memiliki darah eropa. Warna rambutnya yang berwarna coklat terang nampak indah membingkai wajahnya yang berkulit putih susu.

"Kamu Samantha?" tanya seorang wanita yang masih terlihat muda.

"Iya, Bu." Sammy menjawab dengan memberi senyuman kecil yang ramah.

Wanita dengan bros nama yang menempel di dada kirinya itu mengangguk kecil dan tak lupa membalas senyum yang Sammy lemparkan. "Karena sebentar lagi mau bel masuk, kita ke kelas sekarang, ya?" ajak Bu Anita, seperti yang tertera di bros nama itu.

Koridor tidak seramai tadi ketika Sammy datang. Di sepanjang perjalanan mereka Bu Anita menjelaskan mengenai sekolahan ini.

"Nanti kalau ada yang bikin kamu nggak nyaman bisa bilang saya. Anak-anak di kelas memang sedikit rusuh tapi mereka menyenangkan kok. Semoga kamu betah di sini."

Pintu terbuka memperlihatkan ruang kelas yang masih ramai dengan segala tingkah penghuninya. Interupsi dari Bu Anita berhasil membuat mereka diam dan duduk di bangku masing-masing.

Bu Anita membuka percakapan sebelum disambung dengan Sammy yang memperkenalkan namanya dan beberapa hal kecil yang diajukan seperti hobi atau mau tidak jadi pacar salah satu dari mereka.

"Sammy! Jadi pacar gue yok! Gue pastiin lo nggak bakalan absen makan cireng!" ujar seorang siswa dengan rambut berantakan dan duduk di bangku sudut belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!