Cari Perhatian

Siang itu Nita sampai di rumah. Hanya ada Nabila disana sementara Riki izin bermain futsal sepulang sekolah. Nita merasa rumahnya sepi, jika biasanya dia sering mendengar teriakan sang ibu mertua, telinganya seakan dimanjakan hari ini, terasa tenang.

Rumah pun terlihat masih bersih, sama saat dia tinggalkan pagi tadi. Ya… Arman dan ibu mertuanya pergi ke Rumah Sakit pagi-pagi sekali. Karena tidak ada yang perlu dirapikan, Nita pun membaringkan tubuhnya di ranjang.

"Mah, kok nenek gak ada? Apa nenek sekarang tinggal dirumah om Firman, atau om Romi? Asyik dong Mah," tanya Nabila. Anak bungsunya itu malah terlihat bahagia tanpa kehadiran neneknya. Memang Nita tidak membenarkan sikap anaknya itu, tapi ini adalah buah hasil dari masa lalu. Dimana Maryati selalu menorehkan luka pada Nabila, membuatnya tidak dekat bahkan tak suka pada sang nenek.

"Nenek lagi di rumah sakit, nanti sore juga pulang," jawab Nita. Dia berpikir tak mungkin juga suaminya menghamburkan uang berjuta-juta untuk menginap di Rumah sakit padahal luka ibunya tidak serius.

"Oh, memangnya nenek kenapa Bu?" Tanya Nabila.

"Semalam nenek jatuh, kakinya bengkak. Kamu udah makan sayang? Kalau belum makan dulu gih..! Ibu mau tidur siang sebentar," jawab Nita.

Nabila pun patuh, dia keluar dari kamar itu dan tidak mau mengganggu waktu istirahat ibunya. "Mamah pasti capek, bisa tidur siang kalau gak ada nenek saja," gumamnya pelan.

***

Nita terbangun karena suara ponselnya yang terus berdering. Dia merasa belum puas tidur siang, tapi karena takut ada hal penting, dia pun bangkit dan menjawab panggilan itu.

Terdengar Arman menelpon agar istrinya mau bergantian menjaga ibunya di Rumah Sakit. "Apa kamu mau mengabulkan permintaan ibu Mas? Semalam aja bisa sampai dua juta loh, bujuk aja Mas..!" Jawab Nita.

"Susah dek, kamu coba yang bujuk saja jika tak percaya, Mas gerah mau pulang, mau mandi. Kamu kesini ya, gantiin mas..!" Ucapnya seperti memohon.

"Lalu tagihannya nanti, siapa yang bayar?" Tanya Nita.

"Pake uang kamu dulu aja, kamu kan kemarin gajian. Nanti mas ganti Minggu depan, uang yang buat ke kampung aja yang mas pinjam, ayolah dek… kali ini aja..!" Ucap Arman.

"Tapi Mas, kalau telat begini kasian ibu di kampung Mas, yang dari aku dipakai buat makan juga. Sementara ibu kamu buat sesuatu yang tidak penting," jawab Nita menolak.

"Gini aja, mas ganti besok deh. Mas coba bicara sama kak Dela," ucap Arman.

"Terserah…!" Jawab Nita. Dia menutup telepon itu secara sepihak. Dia kesal pada suaminya, disatu sisi juga dia merasa menyesal karena dia bersikap tidak sopan pada sang suami.

Nita melihat pesan masuk dari suaminya yang menyuruhnya datang ke Rumah Sakit. Dia yang tak mau menjadi istri durhaka, diapun bangkit dan bergegas mandi untuk berjaga di rumah sakit.

Karena hari masih sore dan Riki sudah pulang ke rumah. Membuat Nita tidak khawatir meninggalkan Nabila. "Riki tolong jaga Nabila sebentar ya, kunci saja pintunya sampai papa kalian datang..! Mamah pergi dulu ya?" Ucap Nita.

Riki pun mengangguk, anak lelaki remajanya itu memang selalu patuh. Tidak seperti anak kebanyakan diluar sana yang suka bermain, keluyuran tidak jelas. Nita bersyukur memiliki dua anak yang pengertian.

Nita pun pergi, Arman juga sudah menelponnya berulang kali membuat dia harus terburu-buru pergi.

Malam itu dia menginap di Rumah Sakit, dibujuk begini dan begitu tidak membuat ibunya mau pulang. Nita menyerah dan dia tidur menemani ibu mertuanya, sementara Arman malah memilih tidur di rumah menjaga anak-anaknya.

"Seharusnya Mas Arman yang menjaga ibu, dia cuti sementara aku harus mengajar besok. kenapa dia tidak mau mengalah, dia kan bisa menjaga ibunya disini dan aku dirumah?" Gumam Nita.

Maryati selama di Rumah Sakit pun banyak maunya, membuat Nita kerepotan harus keluar Rumah Sakit untuk sekedar mencari makanan yang diinginkan ibu mertuanya. Dia memang harus memegang uang lebih untuk kebutuhan ibu mertuanya.

Saat malam tiba, Nabila menelpon Nita dan mengatakan jika dia ingin ibunya itu pulang. Tapi sekali lagi Nita memberikan pengertian jika dia tidak bisa pulang malam itu.

"Mas, kamu kesini ya..! Besok aku kan kerja," ucap Nita.

"Dek, kamu libur dulu aja ya..! Besok Mas yang masuk kerja. Kita gantian aja, karena Mas juga gak mau cuti lama," jawab Arman.

Nita pun mengalah, dia menuruti apa yang diinginkan sang suami. Dia meminta izin kepada kepala sekolah kalau dia tidak bisa masuk besok. Dia menyimpan ponselnya kembali dan memilih tidur mengistirahatkan pikirannya yang terasa berat banyak masalah.

***

keesokan harinya, sekitar pukul 9, Nita pulang ke rumahnya untuk mandi dan berganti pakaian. Dia juga ingin melihat keadaan rumah tanpa dirinya. Terlihat jika rumahnya masih rapi. Mungkin Riki dan Nabila yang membersihkannya, batin Nita.

Saat dia menuju kamarnya, dia melihat kamar yang berantakan. Sepertinya Arman berusaha mencari seragam kerja dan kaos kaki dan mengacak-ngacak semuanya. Suaminya itu terbiasa ada Nita yang menyiapkan semuanya.

Nita yang lelah, dia bergegas mandi air hangat dan kembali ke Rumah Sakit mengingat ibu mertuanya ditinggal sendirian, meninggalkan kamar yang masih berantakan.

Sesampainya di rumah sakit, baru saja Nita ingin masuk. Tapi dia mendengar suara kakak iparnya disana. Nita .engurungkan niatnya untuk masuk dan menunggu diluar.

"Bu, ibu kenapa malah disini? Lihatlah luka ibu gak begitu parah, dipijat aja lah Bu sama tukang urut biar murah. Disini kan mahal, Arman juga meminta bantuan uang perawatan ibu. Ini sungguh pemborosan yang tidak perlu Bu. Ayo pulang Bu!" Ucap Dela dengan menarik tangan ibunya.

"Ibu mau disini aja biar cepet sembuh. Ibu mau pulang kalau kamu juga menginap di rumah Arman. Ibu kangen banget sama kamu Nak," ucap Maryati, dia menatap Dela dengan mata berkaca-kaca.

"Aku sibuk Bu. Ayo pulang! Kalau semakin ditunda, tagihannya akan semakin besar Bu," jawab Dela.

Della adalah anak kedua Bu Maryati. Anak perempuan satu-satunya, tapi jarang mengunjungi ibunya. Mungkin saat ini memang Bu Maryati sedang mencari perhatian anak-anaknya yang lain dengan bersikap manja dan keras kepala seperti ini.

Ya… sepertinya ibu memang sengaja bersikap seperti ini, batin Nita.

Della menarik lengan sang ibu dengan paksa. Karena kakinya sakit, Maryati berjalan sedikit pincang. Tapi Della sepertinya tidak memperdulikan itu semua, dia terus saja menarik lengan ibunya dan berjalan dengan cepat.

Mereka keluar ruangan dan melewati Nita. Nita bersembunyi dibalik pintu dan beruntung Dela tidak melihatnya.

Nita melihat ibu mertuanya dari jauh, ada rasa kasihan terbesit dalam hatinya. Ada rasa sedih yang membuatnya kini tak kuasa menahan air matanya. Meski Nita selalu disakiti oleh Maryati, tapi dia tidak tega melihat ibu yang diperlakukan kasar oleh anaknya apalagi disaat ibunya berusia lanjut seperti itu. Nita membayangkan betapa sakit hatinya jika dia diposisi ibu mertuanya.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

karissa 🧘🧘😑ditama

karissa 🧘🧘😑ditama

menjijikan udah lah tua keras kepala jga

2024-10-21

0

Cen Li

Cen Li

rasain km maryati

2023-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!