Siang itu, Vilia yang baru saja selesai mencuci piring mendengar suara ribut-ribut di luar. Semakin lama, suara ribut-ribut itu semakin mendekat dan membuat Vilia terkejut. Karena ada suara tangisan anaknya yang membuat dirinya buru-buru berlari keluar.
Setibanya di luar, Vilia dikejutkan dengan kedatangan anaknya yang menangis. Vira berlari ke arahnya dan menghambur ke pelukannya.
Di belakangnya, muncullah Bu Susi dengan beberapa anak-anak dan ibu-ibu yang lain. Wajah Bu Susi terlihat sangat murka, bahkan sesekali meludah dan mengatakan bahwa dia tak sudi punya cucu seperti Vira.
"Maaf, Bu, ada apa?" tanya Vilia yang menggeser posisi Vira agar anak itu berdiri di belakangnya.
"Heh, Vilia! Anak kamu itu pernah nggak sih kamu ajarin sopan santun! Barusan dia nyuri mainan cucu saya, tau kamu!" Bu Susi menunjuk wajah Vilia. Sedangkan tetangga dan anak-anak lain menonton mereka.
"Apa? Mencuri? Vira, apa benar kamu mencuri mainan Yuna?" tanya Vilia sambil menoleh ke belakang.
"Enggak, Buk. Tadi Vira dipinjemin mainan terus kita main petak umpet sambil bawa mainannya," ucap Vira dengan raut wajah ketakutan.
"Bu, anak saya nggak mencuri. Cucu Ibu yang meminjami mainan dan mengajak main petak umpet sambil membawa mainan itu," ucap Vilia.
"Nggak! Tadi kata cucu saya, anak kamu nyuri, kok. Dia ngambil terus ngumpet!"
"Apa bener begitu, Yun?" tanya Vilia sambil menatap serius pada Yuna yang berwajah cemas.
"Emm, iya, Bik, memang begitu kejadiannya," ucapnya ragu. Namun Vilia menaruh curiga pada Yuna yang sepertinya disuruh oleh seseorang.
"Tuh, kan, anak kamu memang maling! Makanya kalau punya anak itu ya dibeliin mainan dong! Memang dasar orang susah, beli mainan harga sepuluh ribu aja kamu nggak sanggup!"
"Iya, nih, Vil, makanya jangan nikah sama ojol. Liat tuh si Titin, dapat suami pegawai negeri. Hidupnya sejahtera. Padahal dibanding Titin, kamu itu jauh lebih cantik. Tapi emang dasar mata kamu buta mau-maunya sama tukang ojol," celetuk salah seorang ibu.
"Eh, ada apa ini ribut-ribut?" tanya Siska yang baru saja pulang kerja. Dia melihat kerumunan di rumah Vilia dan datang untuk menolong.
"Ini nih temen kamu. Anaknya nyuri mainan anak saya! Mau ngapain kamu? Mau benerin tindakannya?"
"Mainnya dimana?"
"Di halaman depan rumah."
"Oke, kasih saya waktu satu menit. Sebentar, ya." Siska langsung mengambil ponselnya dan memeriksa sesuatu. Setelah mendapatkannya, dia pun tersenyum dan menatap Bu Susi dengan tatapan geli.
"Bu, umurnya berapa?"
"Ngapain kamu nanya umur saya?"
"Pengen tau aja."
"Empat puluh lima tahun!"
"Oh, udah empat puluh tahun kok pikirannya masih bocah? Memangnya sekarang masih zaman ya nyuruh bocil buat bo'ong."
"Heh? Apa maksud kamu?" Bu Susi terlihat khawatir dengan ucapan Siska.
"Sekarang saya tanya sekali lagi, apa benar Vira mencuri di rumah Ibu?"
"Iya! Dia mencuri mainan cucu saya."
"Oke, para hadirin sekalian. Sekarang kalian lihat, apa ini yang namanya mencuri?"
Siska menunjukkan sebuah rekaman CCTV yang terdapat di ponsel Siska. Dalam rekaman itu, menunjukkan jika Yuna memberikan mainannya pada Vira dan mereka pun bermain petak umpet dengan Yuna yang menjaga duluan. Namun setelahnya, Bu Susi datang dan membisikkan sesuatu pada Yuna. Awalnya Yuna terlihat menggelengkan kepalanya. Namun, Susi terlihat marah sehingga Yuna pun mengangguk pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yuli maelany
lagian kenapa sih villia yang hidup susah tapi tentang yang pada resah.....
2023-05-04
0
Ayas Waty
Susi ini sebelas dua belas dg Nura
2023-04-27
0
Nanik Andriyani
susi si melekete,,, anak kecil kok diajari berbohong.
2023-04-09
2