Vilia sedang menjemur pakaian di samping rumahnya. Dengan sebuah kawat jemuran panjang yang ditautkan ke pohon-pohon yang ada di sana, dia menjemur beberapa pakaian mereka yang hanya berjumlah beberapa biji saja.
"Eh, Vilia, baru jemur pakaian jam segini? Kok siang banget, saya baru mau angkat," ucap Bu Susi dengan senyuman tipis.
"Iya, Bu, sebenarnya mau saya cuci besok. Tapi karena saya lagi santai, jadi saya cuci sekarang," ucap Vilia sambil tersenyum ramah.
"Vilia, kamu itu rajin dan kerjaannya bersih. Daripada nganggur, kenapa nggak kerja aja di rumah juragan Malih. Saya dengar dia lagi nyari art. Kan lumayan gajinya. Atau kalau nggak mau kerja laundry pakaian aja dari rumah ke rumah. Saya yakin itu bisa mencukupi kebutuhan kalian," ucap Bu Susi dengan gampangnya.
"Suami saya nggak mengijinkan, Bu, hehe. Lebih baik saya di rumah saja menjaga Vira dan mengurus rumah."
"Halah, suami kamu itu belagu banget, Vil, udah miskin tapi nggak mau mengizinkan istrinya kerja. Harusnya dia bersyukur kalau ada yang mau membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Daripada kalian terus hidup sengsara. Daster aja sampai bolong begitu," ucap Bu Susi sambil melirik pakaian yang ada di jemuran Vilia.
"Terima kasih sudah diingatkan, Bu. Setiap orang punya pemikiran masing-masing. Lagipula kami nggak sengsara, Bu. Kami tetap bisa makan tiga kali sehari meski seadanya dan nggak berhutang dimana-mana," ucap Vilia masih dengan senyuman ramahnya.
"Kamu nyindir saya, ya." Bu Susi tampak sewot saat Vilia menyebutkan hutang.
"Eh, enggak, Bu. Saya juga nggak tau kalau apa-apa soal Ibu. Saya hanya berbicara seadanya saja." Vilia menggelengkan kepalanya sambil menyakinkan Bu Susi.
"Heh, Vilia. Saya ini peduli sama kamu saya nggak saya mengatakan ini. Kami itu sudah jauh berbeda dari yang dulu. Bapak kamu aja bisa kerja di perusahaan BUMN. Suami Maira seorang manager. Masa iya suami kamu ojol yang gajinya pas-pasan. Yang makannya tergantung ada penumpang atau tidak. Kalau saya jadi kamu, lebih baik saya tinggalkan suami miskin begitu. Buat apa rajin ibadah kalau nggak bisa memenuhi kebutuhan keluarga."
"Astaghfirullah, jangan begitu, Bu. Kita nggak boleh mengukur kemampuan seseorang dari pekerjaannya. Dan lagi, ibadah itu jauh lebih penting. Karena dunia ini hanyalah sementara dan di akhirat lah kehidupan kita yang sebenarnya. Jangan terlena dengan duniawi, Bu."
"Kamu jangan mencoba untuk menasehati saya, ya, Vilia. Saya ini jauh lebih tua dari kamu dan lebih tahu. Saya kan hanya menasehati kamu saja. Kenapa kok jadi kamu yang sewot. Memangnya kalau kamu kesusahan siapa yang akan menolongmu kalau bukan tetanggamu?"
"Oh ya? Memangnya pertolongan apa yang pernah Bu Susi berikan pada Vilia," ucap seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Vilia.
"Siska?" toleh Vilia sambil tersenyum. Tetangga paling baik hati di daerah tempat tinggalnya. Bahkan sikap Siska lebih baik dari ibunya sendiri.
"Heh, Siska, ngapain kamu ikut campur dalam pembicaraan kami."
"Ibu belum jawab pertanyaan saya yang tadi. Kapan Ibu memberikan pertolongan sama Vilia? Sedangkan waktu suami Vilia minjem sepeda motor Ibu untuk beli bensin ke depan aja Ibu nggak mau kasih dengan alasan mogok. Padahal itu motor baru dipakai suami Ibu. Mas Fahri juga tahu itu mesin masih panas. Nggak usah jauh-jauh, deh. Waktu Vilia minta jeruk nipis Ibu satu doang aja langsung Ibu bilang nggak ada. Padahal saya lihat sendiri di rumah Ibu ada banyak." ucap Siska hingga membuat Vilia terkejut.
"Heh! Kamu mentang-mentang temannya terus belain dia. Lihat aja nanti juga kamu yang direpotkan dia!"
"Saya direpotkan? Justru malah dia yang sering saya repotin. Dia sering bantuin saya bersihin rumah kalau mau lebaran. Kadang kalau saya pergi sama suami, saya nitipin anak saya sama dia. Bu, kalau nggak tahu apa-apa, mending ibu diem aja. Pikirin aja hutang Ibu yang bejibun di bank keliling. Tuh, Mas Parto ada di rumah Bu Rini, Mas Irawan lagi di rumah Bu Teti. Mas Dani lagi di rumah Bu Marni. Terus siapa lagi, Bu. Saya lupa. Kan kalau nggak salah ada lima. Mereka kayaknya bentar lagi ke rumah Ibu. Ada duit nggak? Kalau nggak ada, buruan sembunyi."
"Awas kamu, ya," ucap Bu Susi yang langsung masuk ke dalam dan mengunci pintu dan jendela rumahnya.
Vilia terkekeh melihat Siksa menakut-nakuti Bu Susi. Dia memang memiliki banyak hutang di bank keliling. Suaminya sama seperti ayah Vilia yang bekerja di perusahaan BUMN. Namun, karena hutangnya banyak, mereka tak bisa menikmati uangnya. Hanya untuk membayar setiap bulan. Belum lagi hutang pinjaman online dan di perusahaan.
Kemana uangnya? Bu Susi pernah mengadakan pesta pernikahan anaknya besar-besaran hingga menghabiskan dana yang sangat besar yaitu dari modal pinjaman bank, namun tak kembali modal. Makanya, dia berhutang kemana-mana untuk menutupi angsuran setiap bulan ke bank yang dipinjamnya.
"Vil, ini, tadi aku masak rendang daging. Cobain, deh, enak banget pake resep baru," ucap Siska sambil memberikan sebuah plastik berisi kotak Styrofoam.
"Kamu sengaja ya ngasih pake ginian biar aku nggak ngasih kamu balik?" tatap Vilia dengan sorot mata curiga.
"Enggak, ah. Su'udzhon aja. Aku tuh ngasih ini karena piring dan mangkok di rumahku belum ada yang dicuci. Aku mode males banget hari ini."
"Males kok masak?"
"Males nyentuh air. Udahlah, lagian kamu kamu mulangin pasti bikin aku makan terus soalnya masakan kamu enak banget. Gagal diet, deh. Udah, ah, aku mau pulang. Mau cuci piring, entar mertua aku datang, aku kena sembur karena disangka nggak ngurus suami. Kan istri selalu salah di mata mertua."
"Bisa aja kamu. Ya udah, makasih, ya. Vira pasti suka."
Siksa mengangguk dan tersenyum. Dia pun segera kembali ke rumahnya. Namun, tak ada satu piring pun yang kotor karena semuanya telah dicucinya selesai memasak. Dia memang sengaja berbohong pada Vilia agar temannya itu tidak mengembalikan makanan yang mungkin saja akan menambah bebannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yuli maelany
Alhamdulillah , selalu aja ada orang yang baik d sekitar kita....
2023-05-04
0
Ayas Waty
Bu Susi tipe emak2 yg suka nyinyir
2023-04-27
0
19senja Kimpluk87
Semoga Vilia dan suami mendapatkan Rezeki yg melimpah...
2023-04-09
2