...“Dengan begitu, malam ini akan menjadi menyenangkan.” - Lucas...
...💸💸💸...
Malam hari, tepatnya pukul sebelas malam, Ruby membuka pintu kamarnya. Gadis itu memaksakan telapak kakinya yang diperban mengenakan heels. Dengan berbalut dress minim berwarna maroon dan dada yang sedikit terekspos, gadis itu melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Rambut hitamnya yang semula lurus, ia bentuk menjadi curly dan dengan sentuhan makeup yang sedikit membuatnya terlihat dewasa. Terlebih lagi, malam itu ia mengenakan lipstick berwarna merah maroon.
Di saat yang sama, Noah keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaos putih dengan kemeja santai berwarna hitam polos dipadukan celana hitam dan sepatu kets putih. Pria itu berjalan menuju ruang tamu sambil mengenakan jam tangan tanpa melihat ke depan.
BRUK!
“Liat jalan dong, Om,” gumam Ruby sembari kedua tangannya menyilang ke dada. Ia juga berusaha membuat suaranya menjadi nakal setelah berlatih berulang kali selama beberapa jam tadi di kamar.
Noah terperangah dengan mata yang tak dapat ia alihkan dari gadis cantik yang ada di depannya saat ini. Cantik, sangat cantik bahkan terlihat sangat segar. Ia mendadak menelan salivanya melihat penampilan Ruby pada malam itu. Ada sesuatu yang bangkit di balik celana sampai-sampai ia dibuat kesal dan mengutuki dirinya.
“Come on! Gadis ini akan di jual malam ini!”
Dengan gugup dan kerongkongan yang tercekat, Noah menuju pintu keluar tanpa berkata apa-apa. Ruby mengikuti pria tersebut dengan perasaan yang berdebar-debar karena sejujurnya ia takut.
Saat di dalam lift, Noah memulai percakapan.
“Aku akan langsung mengantarkanmu ke ruang VIP,” tutur Noah. “Dia membayarmu seratus juta karena kamu masih segar.”
“Jangan membuatnya kesal!” imbuhnya.
TING!!!
Pintu lift pun terbuka. Mereka langsung di arahkan ke lantai di mana club itu sedang ramai dikunjungi oleh pelanggan.
Suara riuh musik yang memekakkan telinga membuat Ruby sedikit kesulitan dalam menyesuaikan diri. Tak ada seorangpun yang ia kenal di sana selain Noah. Apapun yang terjadi padanya setelah ia masuk ke ruangan yang Noah suruh, tak akan pernah ada yang bisa menyelamatkannya.
“Masuk!” perintah Noah kepada Ruby saat di depan pintu nomor delapan di ruang VIP.
Dengan tubuh yang bergetar, gadis itu mengumpulkan keberaniannya untuk membuka ruangan tersebut. Namun ia terhenti dan menatap ke arah Noah.
“A-aku nggak bisa,” ucap Ruby dengan wajah yang memelas dan tubuh yang bergetar.
Noah merasa kesal dan memegang lengan Ruby dengan kasar. Ia menarik tubuh ringkih gadis itu hingga dekat dengannya. “Heh! Jangan membuat malu Black Moon! Lagi pula, yang akan kamu layani sekarang adalah pria tampan yang masih muda. Nikmati saja!”
Tanpa menunggu persetujuan Ruby, Noah bergegas membuka pintu ruangan tersebut dan ia menarik Ruby masuk dengan paksa.
“Hallo, Tuan Black!” seru seorang pria bertubuh tegap dengan perawakan yang kharismatik.
Benar apa yang dikatakan oleh Noah, pria itu tampan dan masih muda.
“Hey, Lucas!” sapa Noah sambil tersenyum setengah.
“Ini gadisnya?” tanya Lucas sambil menatap Ruby dari atas sampai bawah. Tatapan pria itu seperti sedang menelan.jangi tubuh Ruby meskipun ia masih berbalut busana.
“Ck! Black Moon tak pernah membuatku menyesal! Hahaha…” seru Lucas senang sambil tangannya meraba-raba punggung Ruby yang terbuka.
Entah kenapa, Noah seketika mendidih melihat kelakuan Lucas pada Ruby. Perasaan aneh yang ia sendiri tak mengerti. Seperti, barang yang ia sukai sedang disentuh oleh orang asing.
“Come, Baby,” panggil Lucas sambil memberikan segelas bir yang sudah tertuang di dalamnya. “Minum.”
Tanpa berfikir panjang, Ruby pun menenggak minuman tersebut dengan wajah yang kecut karena rasa minuman alkohol yang baru kali itu ia cicipi.
“Tuan Black?” panggil Lucas yang merasa risih dengan keberadaan pria tersebut. “Wanna join us?”
“Oh… tidak. Aku ada urusan lain,” ucap Noah sambil bergegas pergi menuju pintu dan meninggalkan ruangan tersebut.
Saat berjalan meninggalkan ruangan tersebut, entah kenapa ia begitu terusik dengan benda yang ada di atas sofa. Seperti tali untuk mengikat hewan beserta sebuah tali yang berfungsi untuk mencambuk.
“Haaa… bukan urusanku. Aku telah menjualnya dan uang telah ditransfer,” gumam Noah sembari berjalan menuju ruangan nomor VIP satu di mana ruangan itu khusus hanya untuk dia.
Di saat yang sama, sesaat setelah Noah meninggalkannya di ruangan itu, kini tinggal Ruby dan Lucas berdua. Ruby dicekokin bir sampai-sampai gadis itu menjadi pusing dan sempoyongan. Tubuhnya seketika menjadi panas dan kepalanya mendadak pusing. Padahal, ia baru saja menenggak tiga gelas bir.
“P-panas,” ringis Ruby. Tubuh gadis itu merasa tak nyaman dan seolah-olah dipaksa bergerak-gerak dengan sendirinya.
“Ck! Obatnya cepat juga bereaksi!” seru Lucas sambil menyeringai.
Pria itu bergegas menciumi leher jenjang Ruby sambil tangannya silih berganti mere.mas dada milik gadis itu dengan penuh semangat.
“Mhh…. A-apa yang terjadi p-pada tubuhku?” tanya Ruby di sela-sela len.guhannya.
“Sedikit obat perang.sang, Sayang,” ucap Lucas sambil menyeringai iblis. “Dengan begitu, malam ini akan menjadi menyenangkan.”
“Oh… be-begitu ya,” ucap Ruby yang mulai tak sadar dan berada di bawah pengaruh alkohol serta obat. “A-apa aku juga bisa … melupakan masalahku?”
“Tentu,” sahut Lucas sembari menurunkan dress Ruby sebatas perut sehingga terpampang dengan jelas bentuk dari dua gunung padat gadis itu.
BRAKKK!!!
Noah tiba-tiba muncul membuka pintu.
“Lucas, lepaskan gadis itu!” seru Noah dengan lantang dan nafas yang terengah-engah.
“D-dia … memiliki riwayat HIV AIDS!” imbuh Noah asal sebut. Kepalang basah, ia tak tahu alasan apa lagi yang harus ia berikan agar pria itu menjauhi gadis yang perlahan mengusik pikirannya.
...****************...
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
HNF G
hahahaha..... ya ampun noah... noah.... ada2 aja lu😂😂😂😂
2023-10-27
1
Kariati Ningsih
wkwkwkwkwk
2023-09-20
1
Asih
ha ha Noah cemburu 😂
2023-08-21
0