...“Setidaknya berikan aku kesempatan untuk menikmati ciuman pertamaku dengan seseorang yang kucintai!” – Ruby ...
...💸💸💸...
Noah membuka matanya dengan kepala yang masih ia rebahkan di atas sandaran sofa. Meskipun kepalanya mendongak ke atas, sorot matanya masih bisa melihat sosok tubuh gadis yang ia bawa paksa semalam. Gadis itu sedang mematung di sampingnya dengan kepala tertunduk dan wajah yang kesal seperti sedang menahan amarah.
“Nggak jadi?” tanya Noah datar.
Melihat gadis itu masih tak bergeming, Noah pun meraih ponselnya yang berada di atas meja. Kemudian ia membuka situs dewasa dan memilihkan sebuah video seorang wanita muda yang berseragam sekolah sedang memberikan servis pada benda sakti milik pria.
“Nih!” Noah menyodorkan ponselnya di mana video dewasa tersebut sedang terputar.
Tanpa sengaja Ruby melihat video tersebut dan wajahnya mendadak merah. Gadis itu bergegas menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan. Jantungnya berdebar dengan kencang karena ia tak sengaja melihat sesuatu yang erotis itu di depan seorang pria lajang.
“Nggak jadi,” sergah Ruby sambil membalikkan tubuhnya dan mencoba meninggalkan ruang tamu tersebut.
Noah bergegas meraih tangan Ruby dan menarik tubuh gadis itu ke atas pangkuannya. Lalu kedua tangan kekarnya melingkar di tubuh Ruby yang sedang duduk menyamping di atas pangkuannya.
“Kamu pikir, aku nggak tau kamu mau menelefon polisi?” bisik Noah dengan nada yang menyeramkan ke telinga Ruby.
Ruby terbelalak. Bagaimana pria itu bisa mengetahui rencananya?
“Aku sudah hidup lebih lama dari kamu,” imbuh Noah.
Pria itu kembali menunjukkan video dewasa yang tadi sempat terjeda karena ia ingin menangkap tubuh gadis itu.
“Lepaskan tanganmu dari wajah!” seru Noah dengan tegas.
Ruby tak berkutik. Gadis itu masih menutupi wajahnya dengan erat. Entah karena malu atau apa, yang jelas saat ini ia ingin cepat-cepat berdiri dari pangkuan pria itu.
“Jika aku yang melepaskan tanganmu, bukan hanya tangan … tapi bajumu juga akan kulepaskan,” Noah menyeringai iblis dengan raut wajah yang bengis.
Mendengar ucapan tersebut, tanpa ada pilihan lain, Ruby bergegas membuka wajahnya yang memerah.
“Ck!” tak dapat dipungkiri bahwa Noah sempat terpesona sesaat setelah melihat anggunnya wajah merona milik gadis yang ada dipangkuannya, tapi ia bergegas menangkis perasaan kagum tersebut. Kemudian ia memberikan ponselnya pada Ruby dengan kasar.
“Lihat ke hp-nya!” bentak Noah.
Ruby pun memaksakan dirinya untuk melihat adegan dewasa yang ada di video tersebut. Benar, sebelum ini ia pernah melihat video-video seperti ini beberapa kali, tapi tetap saja, menonton video dewasa seperti ini dengan seorang pria asing merupakan hal absurd yang tak pernah sekalipun ia bayangkan.
Glek!
Ruby mendadak menelan salivanya saat melihat wanita muda di dalam video itu melahap habis benda sakti yang besar dan keras itu. Gila! Memangnya benda besar itu muat di dalam mulut?! Pikir Ruby di dalam hati.
Noah yang saat itu ikut menyaksikan video panas, tanpa sengaja ia melirik ke arah bibir Ruby yang entah kenapa terlihat begitu sensual. Bibir yang berwarna merah muda tanpa tersentuh riasan itu entah kenapa begitu menggoda saat itu.
“Pernah ciuman?” tanya Noah datar.
Ruby menggelengkan kepalanya pelan dengan sorot mata yang masih terfokus pada video panas tadi. “Belum.”
Tiba-tiba Ruby tersentak. Dasar gila! Kenapa dia menjawab pertanyaan pria itu dengan polos begitu? Secara refleks ia menoleh ke arah Noah. Namun di saat yang sama, ternyata wajah Noah begitu dekat sehingga bibir mereka saling bersentuhan.
Kedua mata mereka terbelalak. Noah menganggap bahwa ini merupakan inisiatif gadis itu karena ingin mencoba bagaimana rasanya berciuman. Sedangkan Ruby menganggap bahwa ini adalah sebuah kesalah pahaman dan ketidak sengajaan karena syok dan terkejut.
Di saat Noah mulai melahap bibir mungil dan hangat gadis itu, di saat yang sama juga Ruby bergegas mendorong tubuh Noah agar bibir mereka dapat terpisahkan. Tangan kanan Noah memegang dan mendorong paksa wajah Ruby agar tak bisa lepas darinya. Sedangkan tangan kiri Noah melingkar dan memeluk dengan erat pinggul ramping milik gadis itu.
Kurang lebih beberapa menit Noah melahap habis bibir gadis itu, hingga akhirnya keduanya saling melepaskan ciuman tersebut. Ruby yang merupakan pertama kali merasakan ciuman hangat tersebut dibuat terengah-engah karena kehabisan oksigen.
“Hosh … hosh … hosh …” dada Ruby naik turun mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sambil tangan kanannya menyeka paksa air liur Noah yang membasahi bibirnya.
Dengan wajah yang memerah dan jantung yang berdebar-debar, Ruby bergegas bangkit dari pangkuan pria itu, kemudian ia pun melayangkan sebuah tamparan.
Plak!
“Setidaknya berikan aku kesempatan untuk menikmati ciuman pertamaku dengan seseorang yang kucintai!” geram Ruby dengan mata yang berkaca-kaca. Ia tak mampu menahan rasa sesalnya lagi ketika ciuman pertama yang ia simpan-simpan untuk seseorang yang ia cintai dirampas dengan paksa oleh pria asing yang juga merupakan seorang debt collector.
“Ciuman pertama atau terakhir, nggak ada artinya,” gumam Noah tanpa bersalah.
“Tapi itu berarti buatku! Aku ingin mengenang ciuman pertamaku yang indah, bukan ciuman pertama yang seperti ini!” tukas Ruby dengan wajah yang memanas. Kepalanya terasa berdenging karena amarah yang meluap-luap.
“Kayaknya, orang seperti anda ini nggak tau ya apa itu cinta! Pantes aja hidup anda mengerikan seperti ini, gonta ganti wanita hampir setiap hari sampai-sampai menyediakan sebuah ruang khusus untuk wanita yang silih berganti di penthouses yang megah ini. Ck! Dasar sampah yang menjijikkan!” sembur Ruby dengan kedua mata yang melotot.
Ruby bergegas meninggalkan ruang tamu menuju kamar dan menghempaskan pintu kamar tersebut dengan kasar. Lalu ia juga tak lupa mengunci pintu. Tanpa sadar, ia membawa ponsel milik Noah ke dalam kamar.
Saat menyadari bahwa ia memegang ponsel di tangannya, tanpa berlama-lama, gadis itu bergegas menekan nomor darurat dan membuat sebuah laporan.
“Hallo! Pak polisi, bantu saya. Saya di sekap di gedung Black Moon lantai 37. Sekarang saya disekap oleh orang jahat, Pak. Tolong bantu saya, Pak! Katanya saya akan dijual.” Ruby memelas sembari menangis. Setelah memberikan laporan tersebut, panggilan pun terputus dan ia di suruh menunggu. Kurang lebih lima belas menit polisi akan datang menghampirinya di gedung Black Moon.
Ruby menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang sambil menatap langit-langit. Kemudian, gadis itu mencoba mengatur nafasnya yang masih terengah-engah akibat emosi yang belum mereda.
Kurang lebih beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja ada sebuah panggilan masuk di ponsel milik Noah.
“Jenderal Edward Rahardja?” gumam Ruby lirih saat menatap ke arah ponsel milik Noah. Entah kenapa nama itu terdengar tak asing. Tapi ia tak begitu memikirkannya. Pikirnya, mungkin itu salah satu pelanggan atau relasi pria gila itu.
...****************...
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments