...“Gimana caranya aku nonton video i-itu … sedangkan ponselku rusak.” – Ruby...
...💸...
...“Pakai hp ku dan nonton di sampingku. Kuberi waktu satu jam untuk menonton video itu. Setelah satu jam, praktekkan padaku pelajaran apa yang telah kamu dapatkan.” – Noah...
...💸💸💸...
“S-sa-saya di culik!” seru Ruby gamblang tanpa basa-basi.
Bi Sumi terlihat tak terkejut sama sekali. Malahan, wanita paruh baya itu tetap santai melakukan pekerjaannya sampai selesai.
“Bi Sumi bisa bantu saya keluar dari sini?” ujar Ruby lagi dengan raut wajah yang memohon dan memelas belas kasih.
Bi Sumi menghela napasnya berat. Kemudian, wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arah Ruby dan menepuk pelan bahu gadis itu.
“Nak, Bibi tau ini berat. Tapi, sekalinya udah masuk ke Black Moon, susah untuk keluar,” tutur Bi Sumi dengan wajah yang bersalah.
Sepertinya, wanita paruh baya ini sudah tahu dengan jelas bahwa gadis yang ada di depannya sekarang akan di jual pada pelanggan-pelanggan yang datang ke Black Moon. Meskipun ia iba, orang kecil dan tak berkuasa sepertinya tak bisa apa-apa selain memberikan semangat untuk terus bertahan hidup.
“Bertahanlah sampai urusanmu selesai, karena Pak Noah tak pernah berbuat jahat pada orang yang tak bersalah,” imbuh wanita paruh baya itu.
TING TONG!
Bi Sumi bergegas ke depan pintu lift. Sepertinya itu pelayan yang datang mengantarkan sarapan.
Di saat yang sama, Ruby bangkit dari duduknya dan menyibak tirai yang menutupi pintu kaca menuju balkon di kamar itu. Dibukanya pintu kaca tersebut dan ia melangkahkan kaki keluar. Ruby memperhatikan sekeliling dan menatap kota metropolitan itu dari lantai 37.
“Aku harus menghubungi polisi,” gumamnya lirih.
...****************...
Beberapa menit kemudian, kini hanya tinggal Ruby dan Noah yang sedang berada di meja makan. Beberapa saat sebelumnya, Bi Sumi sudah pulang karena urusannya untuk bersih-bersih sudah selesai.
Ruby menyuapi mulutnya dengan nasi goreng dengan wajah yang tertunduk. Ia sedang mengumpulkan keberanian untuk mengajak pria yang ada di depannya itu bicara.
“Om… hp ku rusak,” ucap Ruby dengan kerongkongan tercekat. Pasalnya, tanpa ia melihatpun ke arah Noah, entah kenapa aura dingin dan mencekam dari pria itu tetap dapat ia rasakan.
Noah tak bergeming. Ia sibuk menyeruput kopi di cangkirnya sembari menatap layar ponsel.
Ruby menggenggam erat sendok yang ia pegang saat ini sambil menggigit bibir karena kesal. Selama ini, tak pernah ada orang yang mendiamkannya saat berbicara.
“Om harus ganti hp ku yang Om rusakin kemaren malam!” terang Ruby tak tahan.
“Okay aku akan menggantinya. Kembalikan juga uang sebelas miliar itu,” sahut Noah dengan wajah tanpa ekspresi. “Dan berhenti memanggilku Om!”
Huk! Ruby tersedak. Ia bergegas meraih jus apel dan menyeruputnya dari sedotan. Gadis itu dibuat tak bisa berkata-kata saat Noah membalikkan ucapannya. Benar, ponselnya yang rusak semalam tak sebanding dengan uang sebelas miliar yang dibawa kabur oleh orangtuanya.
“… karena Pak Noah tak pernah berbuat jahat pada orang yang tak bersalah.”
Seketika, ucapan Bi Sumi tadi berkelebat di kepala Ruby. Gadis itu mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap ke arah Noah.
“K-kamu ‘kan bukan orang yang akan berbuat jahat pada orang yang nggak bersalah?” tegas Ruby dengan sorot mata yang tajam. “Jadi, tolong lepaskan aku. Aku ini hanya anak angkat yang—”
“Kata siapa kamu tak bersalah?” tanya Noah dingin tanpa melirik ke arah Ruby sedikitpun.
Hati Ruby menjadi begitu sakit saat Noah mengatakan hal tersebut. Sudah jelas bahwa ia sama sekali tak bersalah, kenapa tetap saja pria itu tak peduli? Apa jangan-jangan yang dikatakan Bi Sumi itu tak benar?
“Sudahlah, buang-buang waktu aja,” gumam Noah sambil bangkit dari meja makan.
“Oh… jangan lupa pelajari cara servis yang baik untuk pelanggan. Sering-sering aja nonton video por.no,” imbuhnya sembari berjalan meninggalkan meja makan dan menuju ruang tamu.
Pria itu menghempaskan tubuhnya dan duduk di atas sofa sambil menatap nanar sebuah foto wanita cantik yang sedang tersenyum manis menjadi wallpaper ponselnya.
“Haaa… aku merindukanmu,” gumam Noah lirih dengan mata yang berkaca-kaca.
Kurang lebih lima belas menit berlalu, Ruby telah selesai melahap sarapan sambil berkutat dengan pikirannya sendiri. Apa yang ia pikirkan sejak tadi adalah bagaimana caranya untuk dia dapat mendapatkan ponsel dan menghubungi polisi? Pasalnya, telefon di rumah itu hanya bisa dilakukan untuk panggilan antar ruangan di gedung itu. Tak bisa disambungkan keluar.
Tiba-tiba saja Ruby mendapatkan sebuah ide. Gadis itu bangkit dari meja makan dan berjalan mendekat ke arah Noah yang sedang menyandarkan tubuhnya dengan kepala di atas senderan sofa. Kepala pria itu mendongak ke atas dengan mata yang tertutup.
“Gimana caranya aku nonton video i-itu … sedangkan ponselku rusak,” ucap Ruby terbata-bata. Gadis itu mengutuki dirinya di dalam hati. Jika bukan karena keadaan terdesak seperti ini, ia tak akan meminta dengan cara yang buruk seperti ini.
“Pakai hp ku,” tutur Noah dengan mata yang masih tertutup. “Dan nonton di sampingku.”
Ruby terbelalak. Dasar pria gila! Bagaimana bisa ia berfikir seperti itu? Memangnya ia gadis tak bermoral sampai-sampai dengan santainya menonton video mesum dengan pria yang baru ia temui semalam?
“Nggak! Aku akan menontonnya sendiri!” tegas Ruby sambil kedua tangannya dikepalkan dengan kuat dan kedua bahunya terangkat dengan tegap.
“Kuberi waktu satu jam untuk menonton video itu. Setelah satu jam, praktekkan padaku pelajaran apa yang telah kamu dapatkan,” tukas Noah santai tanpa basa-basi.
Sepertinya pagi ini pria itu sedang tak bersemangat, karena malam tadi ia memimpikan Lyodra, gadis yang ia cintai meninggal dua tahun yang lalu. Di mimpinya tadi malam, suara terakhir Lyodra sebelum meninggal hanya dapat ia dengarkan melalui ponsel. Gadis itu menangis tersedu-sedu memintanya untuk segera datang menyelamatkan dia dari pria-pria jahat yang menculiknya sebagai tawanan.
Sebenarnya, mimpi itu seringkali hadir hampir setiap malam dalam waktu dua tahun terakhir. Karena mimpi itu adalah kisah nyata yang tragis yang menjadi akhir kisah cinta antara dia dan belahan jiwanya itu. Setelah itu, Lyodra ditemukan tak bernyawa di sebuah gudang kosong yang usang dengan tubuh tak berbusana dan beberapa bekas tembakan di dada.
Noah terlambat datang untuk menyelamatkan belahan jiwanya. Sejak saat itu, ia selalu mengundang wanita panggilan dan melampiaskan hasratnya agar bisa tidur dengan nyenyak tanpa memimpikan mimpi yang mengerikan itu. Meskipun tak berhasil dan sia-sia karena ia tetap saja terbelenggu dengan mimpi buruk itu hampir setiap malam, kini ia telah terbiasa dengan menggunakan servis wanita panggilan untuk melampiaskan hasrat semata.
...****************...
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Asih
Noah jahat 😭
2023-08-21
0
ADE YAHYA
tragis sekali...pantesan si noah kayak gitu.
2023-04-08
1