Boneka Tuan Debt Collector
..."Aku harus memastikan kesucianmu agar aku tau bahwa kamu bernilai atau tidak untukku jadikan jaminan!" - Noah...
...💸💸💸...
Senja itu entah kenapa udara begitu dingin hingga menusuk ke tulang. Apa karena hujan baru saja berhenti membasahi bumi? Entahlah, yang penting panasnya mentari tak lagi mengusik dan membakar kulit.
Ruby Eleanor. Seorang gadis muda yang berusia delapan belas tahun. Ia sebentar lagi akan menyelesaikan masa putih abu-abunya dengan coret-coret seragam, ia berjalan dengan gontai memasuki rumah. Kupingnya yang disumbat menggunakan headset membuatnya tak mendengarkan suara apapun yang ada di sekitar.
Langkah kakinya tiba-tiba saja terhenti saat ia mendapati ada sekitar lima orang pria bertubuh kekar dengan tato di sekujur tubuh sedang berdiri di ruang tamu.
Ruby memicingkan matanya mengamati siapa pria-pria itu. Apa itu tamu orangtuanya? Sepertinya tidak. Kemudian ia melepaskan headset yang menyumbat telinganya sambil berjalan mendekat. Mulutnya setengah terbuka karena penasaran ingin bertanya siapa mereka. Tapi ia mengurungkan niat itu. Entah kenapa, ada aura dingin yang membuat sekujur tubuhnya bergidik.
Dengan perasaan penasaran yang menyelimuti pikirannya, ia memberanikan diri untuk bertanya.
“C-cari siapa, Om?” tanya Ruby sambil mengernyitkan dahinya.
“Bapak Reno Saputra,” ucap salah seorang dari pria yang bertubuh kekar tadi.
“Oh … Ayah,” gumam Ruby pelan.
“Hubungi dia sekarang!” bentak salah seorang pria tadi tanpa basa-basi. Sepertinya mereka telah lelah berada di sana karena menunggu sosok yang mereka cari tak kunjung tiba.
Mendengarkan suara lantang tersebut, sekujur tubuh Ruby semakin bergidik ngeri. Namun matanya tiba-tiba teralihkan ke seorang pria berjas abu-abu yang sedang duduk menyilangkan kaki di sofa ruang tamu itu. Sepertinya, ia merupakan ketua dari kelompok mafia itu, pikirnya.
“Hah?! Mafia?!” gumamnya dalam hati sambil kedua alisnya tersentak kaget dengan sorot mata terbelalak ke arah keenam pria di depannya. Sejak tadi entah kenapa ia tak dapat mengerti dengan situasi yang ia hadapi itu. Padahal, di depannya saat ini merupakan orang-orang berwajah bengis yang sepertinya bukan orang baik.
Tanpa berfikir panjang, Ruby bergegas menghubungi ayahnya dengan tubuh yang bergetar. Dipikirannya saat ini, apa yang sedang terjadi? Kenapa ada orang yang menyeramkan seperti ini di dalam rumahnya?
Selang beberapa menit kemudian, Ruby dibuat gelisah saat kedua orangtuanya tak menjawab panggilan. Panggilan pertama yang sempat memberikan nada tersambung, kini menyisakan jawaban operator yang menyuruh meninggalkan pesan. Silih berganti ia mencoba menghubungi ayah dan ibunya. Tapi hasilnya tetap sama.
Ruby menatap gusar ke arah pria yang sedang duduk menyilangkan kaki di sofa. Baginya, pria bermata hazel berkulit putih itu lebih menyeramkan ketimbang pria-pria berotot dan bertato yang berdiri di sebelahnya. Terlebih lagi ada bekas luka di pelipisnya. Tatapan tajam pria itu seolah-olah sedang mengulitinya sejak tadi tanpa henti.
“Sebaiknya aku kabur,” pikir Ruby dalam hati. Perlahan, langkah kakinya bergerak mundur setapak demi setapak.
"Tangkap dia!" titah Noah yang merupakan ketua dari kelompok mafia tersebut. Ia adalah pria yang duduk bersilang kaki di sofa.
Belum sempat gadis itu berbalik badan menyelamatkan dirinya, salah seorang pria galak bertubuh kekar tadi langsung menyergap tubuh mungilnya hanya menggunakan satu tangan. Tubuh mungil gadis itu dipanggul ke atas bahu.
"Lepaskan!!!" pekik Ruby sambil meronta-ronta berusaha membebaskan diri. "Kalo nggak, aku akan berteriak!!!"
"Ck!" Noah berdecak sebal mendengarkan ucapan gadis kecil tersebut. Ia merasa kesal dengan ancaman tak berguna gadis kecil itu. Tak ingin membuang-buang waktu, pria berhidung mancung dan berwajah blasteran bule itu akhirnya bangkit dari sofa.
"Bawa dia ke kamar!" titah Noah dengan suara yang lantang dan mengerikan.
"Tolong!!! Tolong!!! Hiks... hikss..." pekik Ruby meronta-ronta sambil berteriak ingin melepaskan tubuhnya. Ia tak mampu menahan tangisnya akibat ketakutan yang teramat sangat mengerikan pada senja yang mencekam itu.
Di saat yang sama, pria bertubuh tegap tadi mengikuti perintah Noah, lalu mereka mencari kamar yang ada di lantai satu rumah tersebut. Sesaat setelah menemukan kamar yang ada, tanpa menghidupkan lampu, tubuh Ruby dibanting dengan kasar ke atas ranjang.
"Aakk!!!" pekik Ruby kesakitan.
Noah masuk ke dalam, sedangkan pria-pria bertubuh tegap tadi keluar sehingga menyisakan mereka di kamar.
"A-apa mau, Om?!" tanya Ruby sambil bangkit dari tidur dan bergegas duduk. Kemudian ia bergerak mundur menggunakan kedua tangannya ke belakang hingga ia tersandar mentok ke dinding.
"Buka bajumu!" tegas Noah gamblang.
Saat suara lantang pria itu memerintahkannya melepaskan pakaian, sekujur tubuh Ruby bergetar dengan hebat. Apa yang ingin dilakukan pria itu? Kenapa dengan seenaknya saja ia disuruh melakukan tindakan asusila tersebut?!
"Nggak!" protes Ruby tak kalah lantang. Ia berusaha menjaga kehormatan serta harga dirinya. Terlebih lagi di depan pria asing yang baru ia temui.
"Ck! Membuatku kesal saja!" rutuk Noah dengan wajah yang bengis. Sosok wajah tampannya terlihat begitu jelas di kamar yang gelap gulita itu saat dentuman petir menyambar sekilas dari luar rumah.
Kilat yang menggelegar disambut derasnya rintikan hujan pada senja yang mulai tenggelam digantikan malam itu membuat Ruby semakin bergidik ketakutan. Ia tak mengerti dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Kesalahan apa yang telah ia lakukan sampai-sampai ia harus menghadapi situasi menakutkan ini? Lalu, kenapa mereka mencari ayahnya?
Tanpa sepatah katapun, Noah memanjat ranjang yang di tempati oleh Ruby, kemudian ia menarik kedua kaki Ruby yang masih mengenakan sepatu sekolah.
"Aakk!!!" pekik Ruby saat tubuhnya ditarik mendekat ke arah pria tersebut. Posisinya yang semula duduk, kini terbaring saat tubuhnya ditarik paksa.
"Lepaskan!" teriak Ruby dengan lantang sembari berusaha meronta-ronta melepaskan kakinya dari genggaman erat tangan kekar pria yang ada di depannya saat ini.
"Apa yang ingin Om lakukan?!!!" kecamnya tak berdaya saat tangan kasar pria itu menyibak paksa rok abu-abunya ke atas. Kini kedua paha mulusnya terpampang dengan sangat indah di depan pria tersebut. Wajahnya memerah menahan malu akibat perbuatan cabul pria itu.
"Aku harus memastikan kesucianmu agar aku tau bahwa kamu bernilai atau tidak untukku jadikan jaminan!" suara lantang Noah terdengar begitu jelas meskipun kilat saling bersahutan dengan derasnya rintikan hujan di luar rumah.
"Salahkan orangtuamu!" bentak Noah sembari melepaskan segitiga milik Ruby dan melemparnya ke lantai.
"Siapa suruh minjam uang setelah itu kabur?!" sambungnya.
Sesaat setelah itu, suara guruh yang menggelegar membuat Ruby yang menangis tadi mendadak terhenyak saat mendengarkan ucapan pria itu. Ia terkejut saat mengetahui bahwa orangtuanya meminjam uang, kemudian melarikan diri meninggalkannya sendiri. Rasanya tak masuk akal jika orangtuanya berbuat demikian.
Lamunannya tiba-tiba terusik saat ia merasakan jari kasar milik pria tadi menyibak paksa kedua lipatan daging tebal miliknya. Ia berusaha dengan sekuat tenaga menempik tangan kasar tersebut. Namun hanya dengan sekali tangkap, tangan kiri yang kekar milik pria itu dapat mengunci kedua tangan ringkihnya, lalu kedua tangannya ditekan ke atas.
Tak mampu melawan kuatnya tenaga kasar dari pria itu, Ruby hanya pasrah sembari menangis terisak-isak akibat pelecehan yang pria itu berikan padanya. Kesucian yang selama ini ia jaga, apa harus direnggut paksa malam ini oleh seorang pria yang tak ia tahu asal usulnya?
Dengan kasar, Noah melebarkan kedua paha Ruby menggunakan tangan kanannya, kemudian jari kasarnya kembali membuka lipatan tebal yang berbulu tipis milik gadis yang sedang terbaring tak berdaya tersebut. Matanya menelisik mengamati isi di balik lipatan daging tebal milik gadis itu.
Pria itu mendadak tersenyum sumringah saat melihat isi dari lipatan daging tebal tersebut. Selaput-selaput dara yang berwarna merah muda begitu indah terpampang di sana. Belum terusik dan belum pernah diterobos walau hanya sebuah jari pun. Benar-benar masih tersegel dengan rapi.
"Okay! Kamu cukup bernilai untuk menjadi jaminan!"
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Cellestria
hmm hmm
2023-04-10
3
Nefertari Atika
Diksi dan cara penyampaian mu keren, Mak suka. 💃💃😁
2023-04-05
2
Hana Florencia
Makkk... bar-bar kali kau Noah
2023-04-04
1