Bab 4

Beberapa hari berlalu, Rey telah memberikan tempat tinggal yang begitu nyaman untuk Nara dan bukan hanya itu ia juga mempekerjakan Nara di perusahaannya sebagai office girl. Hari pertama dimana Nara mulai masuk kerja di perusahaan besar tanpa ragu dan malu ia mulai mengerjakan beberapa pekerjaan kecil seperti menyapu, ngepel lantai dan mengelap kaca jangan lupakan ia juga membuatkan kopi untuk Rey.

"Kamu ngapain? Kenapa gelas itu bisa di tangan mu?" Tanya salah satu office girl disana.

"Ohh ini aku hanya buatkan kopi untuk Rey, emm.. maksud ku pak Rey." Sahut Nara tersenyum.

"Dia tidak memakai gula dalam kopi nya."

"Benarkah? Tapi aku sudah membuatnya sayang jika di buang." Sahut Nara yang langsung pergi dari pantry menuju ruang kerja Rey.

"Sepertinya gadis itu sebentar lagi dalam masalah." Gumam office girl itu.

Tok tok tok...

Sekiranya tidak ada jawaban dari dalam, Nara langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu. Memang benar ruangan itu kosong hanya terlihat beberapa barang yang tertata rapi disana. Gadis itu memperhatikan sedetail setiap penjuru di ruangan itu sampai matanya terhenti pada satu titik.

Dianna foto Rey di pajang disana dengan aura yang benar-benar berkelas. "Akan ku taklukan dirimu Rey Marvin." Gumam Nara yang di susul dengan senyuman. Tak lama seseorang datang masuk ke ruangan itu dan mendapati Nara yang sedang menyentuh sebuah pajangan di meja.

"Jangan sentuh apapun!" Ucap Rey yang datang menghampiri Nara.

"Ohh hay.." Sahut Nara tersenyum tanpa rasa takut, karena pada dasarnya ia sudah biasa dengan big bos itu. Sungguh tak punya malu emang si Nara ini.

"Siapa izinkan kamu masuk kesini?"

"Haruskah aku izin untuk masuk kesini?"

"Tentu, karena tidak sembarang orang yang bisa masuk kesini."

"Tapi aku bukan orang sembarangan, aku... Emm.. aku siapa nya kamu?" Nara malah mengeluarkan pertanyaan yang membuat Rey semakin heran dengan gadis itu.

"Kamu hanya bawahan aku dan bersikaplah layaknya seorang karyawan!" Sahut Rey dengan tegas tapi itu tidak membuat Nara goyah sedikitpun.

"Baiklah bawahan kesayangan oke?" Nara mengedipkan sebelah matanya dan kemudian melangkah pergi.

"Jangan lupa kopi nya di minum." Sambung Nara yang berteriak ketika sampai di ambang pintu.

Pria itu melirik gelas yang tersimpan di atas meja nya sungguh ia tak habis pikir dengan apa yang di lakukan gadis aneh itu. Niat awal untuk menolong tetapi seakan ia masuk kedalam perangkap Nara. Anehnya Rey tidak bisa memarahi Nara dan bersikap tegas terhadapnya walaupun ia pernah sesekali membentak gadis itu tapi dalam hatinya terbesit rasa kasihan.

Sementara di dalam toilet, Nara berdiri di depan cermin ia menatap dirinya dalam pantulan cermin tersebut. "Kata pepatah buah jatuh tak jauh dari pohon nya oh tidak keadaan lah yang memaksa ku untuk menjadi seperti ini." Gumam Nara sambil mengepalkan kedua tangannya. Bukan keinginannya untuk menjadi gadis yang menyebalkan seperti saat ini tapi rasa trauma yang di berikan papa nya membuat Nara berubah drastis dari sebelumnya.

"Semangat Nara, bagaimanapun juga kamu harus bisa meluluhkan dia." Sambung gadis itu dalam gumam nya.

Nara kembali keluar dari dalam toilet, tak sengaja ia berpapasan dengan kepala office girl yang langsung memarahinya karena di kiranya telah memakai toilet khusus karyawan.

"Bukankah aku juga disini seorang karyawan? Lalu apa salahnya jika aku memakai toilet itu?"

"Bukan karyawan seperti mu yang di maksud tapi bagian divisi lain! Harusnya kamu tuh sadar diri kamu disini bekerja sebagai apa!!" Bentak orang tersebut.

"Ohh." Sahut Nara dengan cuek nya dan langsung meninggalkan orang tersebut begitu saja.

"Lihat saja Nara, aku akan melaporkan mu pada atasan!" Teriak orang itu.

Sungguh disini Nara tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman siapapun karena tujuannya hanya satu yakni mengambil hati sang Presdir.

**

Jam istirahat tiba, sebagian orang pergi ke kantin untuk makan siang ada pula yang membawa bekal dan makan bersama di tempat yang telah di sediakan. Berbeda hal nya dengan Nara yang tidak memiliki banyak uang dan membawa bekal namun ia tidak kehilangan akal, lagi-lagi Nara pergi menuju ruangan Rey dimana ia akan menggunakan aktingnya agar tidak kelaparan.

Tanpa mengetuk pintu Nara masuk kedalam, namun apa yang di lihatnya setelah pintu itu terbuka? Yap Nara di kagetkan dengan pemandangan yang sangat tidak mengenakan dan cukup menyakitkan hati. Terlihat seorang wanita yang telah membawakan bekal untuk Rey dan sedang mencoba menyuapi nya.

"Ohh maaf aku tidak tahu jika sedang ada tamu." Ucap Nara yang hendak berbalik.

Melihat Nara yang seperti itu membuat rey memanggil namanya dan menghentikan langkah gadis itu. Nara kembali berbalik dengan tatapan penasaran untuk apa Rey memanggilnya. "Kenapa?" Tanya Nara untuk sekedar basa-basi.

"Kau makanlah ini bawa ke tempat mu." Ucap Rey menyodorkan kotak makan yang di bawakan istrinya itu.

"Rey, apa kau sudah tidak waras? Aku bawakan ini untuk mu bukan untuk kamu berikan pada orang lain." Ucap Gaby yang tidak terima dengan perlakuan suaminya itu.

"Aku tau sayang, tapi dia lebih membutuhkan dari aku, kita makan siang diluar gimana?"

Deg!

Panggilan sayang yang lembut yang Rey ucapakan pada Gaby lagi-lagi membuat Nara merasa sakit, namun ia tidak ingin menampakkan rasa itu saat ini karena ia sadar hubungan nya dengan Rey saat ini bukan lah apa-apa.

"Nara, kenapa kau masih diam disitu? Cepat kau ambil dan makanlah." Ucap Rey yang berhasil membuyarkan lamunan Nara.

"Baik pak, terimakasih." Nara mengambil kotak bekal itu dan segera pergi dari ruangan Rey dengan perasaan yang tak menentu. Di satu sisi ia telah nyaman bedasa di sisi Rey tapi disisi lain telah ada wanita lain yang mungkin lebih berarti di hatinya.

Gadis itu kembali ke ruangan istirahat para office girl, tanpa pikir panjang lagi Nara langsung melahap makanan itu sampai tak tersisa yang ada di pikirannya saat ini yang terpenting perut kenyang.

"Dapat bonus apa dari pak Rey?" Tanya Windy salah satu office girl disana.

"Bonus? Aku tak mendapat apapun." Sahut Nara dengan tenang.

"Serius? Kau tidak di marahi dia gitu setelah apa yang kamu lakukan tadi pagi?"

Nara hanya menggelengkan kepala nya pelan, ia justru mengatakan sebaliknya kalau ia malah mendapatkan jatah makan siang secara ekslusif langsung dari atasan nya itu.

"Gila! Bekal yang di bawakan istrinya dia berikan untuk kamu? Benar-benar di luar nalar! Sepertinya ada yang gak beres dengan pak Rey." Sahut Windy yang benar-benar heran.

"Istri? Jadi wanita tadi istri nya? Sungguh akan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menantang." Batin Nara.

Terpopuler

Comments

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

kol gak suka ya sama pelakor🙁

2023-10-11

0

❥𝐌𝐢𝐧𝐉𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐩𝐚𝐢🐿~•

❥𝐌𝐢𝐧𝐉𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐩𝐚𝐢🐿~•

terobos wae Nara jadilah pelakor yg bermartabat 🤣

2023-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!