Keesokan harinya, Nara masih terbalut selimut tebal yang mengikat tubuhnya, sungguh sial rasanya ia bisa keluar dari kandang serigala dan masuk ke kandang harimau. Bukan, lebih tepatnya kucing yang bertubuh harimau, karena paras Rey yang tampan dan memiliki sisi keimutan dengan tubuh tegap serta kekar.
"Pria menyebalkan, bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?" Gumam Nara.
Gadis itu terus menggerakkan tubuhnya seperti ulat sampai ia terjatuh dan terbaring di lantai. "Shitt!" Gadis itu hanya bisa pasrah sampai seseorang datang menolongnya untuk melepaskan ikatan yang mengikat tubuhnya.
Sementara di sisi lain, setelah menyelesaikan sarapannya Rey pamit pada sang istri untuk pergi ke kantor. Di tengah jalan pria itu teringat pada sosok gadis yang mengganggunya kemarin, Rey langsung memutar balik menuju hotel tempat dimana Nara berada.
Benar saja, sesaat setelah sampai dan membuka pintu ia melihat Nara meringkuk di bawah terbungkus selimut seperti kepompong dengan wajah yang sedikit pucat.
"Akhirnya kau datang." Ucap Nara dengan suara yang lemah.
"Apa yang kau lakukan di bawah sana?" Tanya Rey tanpa berdosa.
"Cepat buka dulu ikatannya nya, apa kau ingin membunuh ku hah?!" Bentak Nara.
Pria itu segera melepaskan ikatan serta selimut yang membungkus tubuh Nara. Ia membantu gadis itu untuk duduk dan merilekskan tubuh nya. "Haus..." Ucap Nara seolah tak berdaya.
"Kau mau minum?"
"Apa kau tuli?! Kenapa masih bertanya?" Lagi-lagi Nara membentak Rey karena kesal dengannya.
"Ohh baiklah tunggu sebentar." Rey segera beranjak dan pergi mengambil air.
Buka menggunakan gelas tapi pria itu membawa botol minum yang berisi air lumayan penuh. Sengaja Rey menyuruh Nara untuk menengadah dan membuka mulutnya layaknya ia sedang membully seorang gadis lemah.
"Kamu pikir bisa membully ku seenak mu!" Nara beranjak dan merebut botol minum yang di genggam Rey.
Ia langsung meneguk air dalam botol tersebut hingga tersisa setengah. Akhirnya semangat dalam diri Nara bangkit kembali layaknya seekor ikan yang di kembalikan kedalam kolam.
"Baiklah dan sekarang aku lapar, apa kau datang membawa sesuatu?"
Rey mengangkat sebelah alisnya menatap gadis yang berdiri di depannya itu. Beru kali ini rasanya ada yang berani pada seorang CEO ternama sepertinya. Bahkan istrinya saja terkadang tidak berani bertindak semaunya.
"Aku datang kesini bukan untuk memberimu makan tapi untuk mengusir mu pergi."
"Ohh iyakah? Setidaknya beri aku makan sebelum kau mengusirku maka itu akan lebih baik dan kau tidak akan berdosa karena telah menelantarkan ku."
"Ohh satu lagi beri aku pinjaman uang atau tidak pekerjaan supaya aku bisa bertahan hidup dan kau tidak merasa bersalah."
"Kenapa aku harus merasa bersalah?"
"Karena kau telah membuang ku." Celetuk Nara dengan rasa percaya dirinya.
"Ha?"
Sebenarnya siapa yang membutuhkan siapa? Kenapa disini rasanya Rey yang harus bertanggungjawab atas keselamatan Nara? Sungguh benar-benar membuat pria itu berpikir keras mengenai ucapan dan tingkah gadis aneh itu.
"Ohh ayolah.. apa kau tidak mendengar suara teriakkan cacing dalam perutku? Apa kau tidak kasihan pada gadis malang ini? Huhu... Kau sangat tega kau bahkan pria terkejam yang pernah ku temui seumur hidupku!" Ucap Nara yang berakting seolah dia teraniaya.
Teringat lagi pada cerita gadis itu tadi malam membuat hati Rey tersentuh kembali, apa salahnya dia menolong gadis malang sepertinya. "Bersihkan dirimu dan bersiaplah." Rey memutar balikkan tubuhnya keluar dari kamar tersebut.
"Yes!" Gumam Nara yang berhasil membujuk pria datar itu.
Selesai membersihkan dirinya Nara tidak langsung memakai baju, ia keluar dari kamar mandi dengan terbalut handuk yang cukup kecil untuk menutup tubuhnya. Nara bernyanyi dengan menggunakan hairdryer sebagai mic tanpa ragu dan rasa malu ia mengeluarkan suara nya yang setengah berteriak.
Sampai Rey kembali masuk dan menatap heran gadis itu. Setelah beberapa detik kemudian Nara baru menyadari akan kedatangan Rey dan membuatnya berhenti dengan sebuah cengiran dari bibirnya. Rambut yang masih basah serta berantakan tidak lah membuat dia malu di lihat pria di depannya.
"Gila." Gumam Rey yang kemudian melangkah menghampiri ranjang.
Pria itu menaruh sebuah paper bag yang berisi pakaian untuk Nara. "Apa yang kau bawa?" Tanya Nara sambil melihat isi paper bag dengan posisi membungkuk hingga terlihat tubuh mulusnya yang seksi.
Glek... Rey menelan saliva nya ketika melihat Nara di posisi itu. Ia langsung memalingkan wajahnya demi menghindari pergerakkan aset miliknya.
"Ini untuk ku?" Tanya Nara yang mengeluarkan sebuah dress.
"Hm." Sahut Rey dengan simpel yang kemudian duduk di sebuah sofa.
Tanpa sadar Nara hendak membuka handuknya dan memakai baju disana sementara disitu Rey terus memperhatikannya. "Apa kau sudah gila? Disana masih ada ruang ganti kenapa kau membuka handuk mu disini?" Ucap Rey dengan mata yang menatap ke arah lain.
"Hehe... Sorry, ku kira kamu tadi pergi ke luar." Sahut Nara yang kemudian berlari masuk ke ruang ganti.
"Sudah selesai ayo pergi." Ucap Nara dengan tanpa polesan make up.
Walau tanpa makeup yang menempel di wajah nya gadis itu masih terlihat cantik karena pada dasarnya Nara memang memiliki wajah yang cantik natural. Tanpa berkata lagi Rey beranjak dan melangkah pergi terlebih dulu dari Nara. Sementara gadis itu berjalan di belakangnya layaknya seorang asisten.
Sesampainya di sebuah restoran, Rey memesan beberapa menu makanan untuk Nara tanpa peduli gadis itu suka atau tidak. Beruntungnya gadis itu tidak pilih-pilih makanan jadi ia mampu menghabiskan semua makanan yang di pesan oleh Rey.
Selesai makan Rey kembali berjalan menuju mobilnya, sementara dengan Nara masih berjalan santai di belakang pria itu sampai tatapannya terhenti pada beberapa orang pria yang berjalan ke arahnya. "Sial! Kenapa dunia ini sempit sekali." Gumam Nara yang langsung berlari ke arah Rey.
Ia masuk kedalam mobil dengan begitu cepat dan menarik Rey agar menghalanginya. Tanpa tahu apa yang terjadi pria itu sedikit memarahi Nara. "Sssttt diam lah, lihat mereka." Ucap Nara yang mengarahkan kepala Rey pada kaca jendela.
"Mereka siapa?" Tanya Rey.
"Ternyata daya ingat mu tak sebanding dengan wajah tampan mu."
"Cepat jalan." Sambung Nara kembali.
Entah kenapa Rey langsung saja menuruti permintaan gadis di sampingnya itu layaknya ia seorang sopir pribadi yang akan mengantarkan majikannya. Sampai di pertengahan jalan Rey baru menyadari semuanya. "Kenapa kau berhenti tiba-tiba?" tanya Nara. Pria itu menoleh ke arah Nara dengan tatapan yang cukup menyeramkan.
"Siapa kamu berani menyuruh ku?"
"Haishh... kenapa kau baru tanya sekarang? bukankah tadi kau sudah melajukan mobil mu?"
"Ada-ada saja pria satu ini." Gumam gadis itu.
Sementara dengan Rey hanya terdiam karena ada benar nya juga apa yang di katakan oleh Nara.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Fitrani Ai
duh Nara ko galak banget
2023-04-05
0
*✿❀ Khanza ❀✿*
parah si gadis licik satu ini 🤣
2023-04-04
2
❥𝐌𝐢𝐧𝐉𝐮𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐩𝐚𝐢🐿~•
lanjut bestai 🚶🏻♀️
2023-04-04
0