Ceklek...
"Mampuss." Gumam gadis itu ketika seseorang membuka bagasi mobil yang kini jadi tempat persembunyiannya.
Rey yang selaku pemilik mobil akan memasukkan beberapa belanjaannya untuk sang istri namun ia di kejutkan oleh sosok gadis yang meringkuk di bagasinya dengan pakaian yang cukup minim. Tatapan datar nya ia berikan pada gadis itu hingga membuat si gadis tersenyum menunjukkan gigi rapinya.
"Siapa kamu?" Tanya Rey dengan nada suara yang tegas.
Nara pun segera keluar dengan niat untuk meminta maaf karena telah masuk kedalam mobil itu tanpa izin. Di saat ia akan membuka suaranya terdengar beberapa orang yang memanggil namanya. Gadis itu segera bersembunyi di belakang Rey dengan memeluk nya dari belakang.
"Ku mohon selamat kan aku." Bisik Nara yang meremat jas yang di pakai Rey.
"Lepaskan tangan mu!" Ucap Rey dengan suara menekan.
Nara menggelengkan kepalanya dan malah semakin mempererat pelukannya. "Aku akan melakukan apa pun untuk mu tapi tolong aku bawa pergi dari sini." Ucap Nara yang terdengar semakin memohon pada Rey.
"Siapa orang-orang itu?" Tanya Rey yang masih membiarkan Nara memeluk punggung nya.
"Ceritanya panjang, akan ku ceritakan setelah kau membawa ku dari sini, ku mohon cepatlah jangan sampai mereka menangkap ku kembali." Suara Nara kini mulai terdengar sedikit bergetar, mungkin efek karena ia ketakutan atau hampir menangis.
Tanpa berpikir lagi, Rey melepas pelukan Nara dan membuka jas nya ia menyelimuti tubuh Nara dengan jas itu dan merangkulnya untuk masuk kedalam mobil. Rey segera menginjak pedal gas nya dan pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa gadis asing di sampingnya.
Sampai di tengah perjalanan Rey menepikan mobilnya dan menyuruh Nara untuk segera turun, namun gadis itu enggan beranjak sedikitpun dari posisinya saat ini. Sebelum habis kesabarannya Rey kembali mengulang ucapannya menyuruh Nara turun tapi lagi-lagi gadis itu menggelengkan kepalanya dan masih mempertahankan posisinya.
"Harus dengan bahasa apa aku bicara dengan mu? Apa kau sama sekali tidak mengerti bahasa manusia?" Ucap Rey yang mulai frustasi dengan sikap Nara.
Dengan tekad nya Nara masih diam di tempat hingga akhirnya pria itu turun dan mencoba menarik Nara untuk keluar dari mobilnya. Namun bukan nya berhasil tapi tingkah nya itu malah menjadi pusat perhatian orang-orang yang masih berlalu lalang. Bahkan tak sedikit yang mengatakan jika saat ini Rey merupakan pria yang sangat kejam yang tega menurunkan istrinya sendiri di tengah jalan.
Tidak enak menjadi bahan pembicaraan orang, pria itu kembali masuk kedalam mobil nya. Ia menatap Nara dengan tatapan yang sudah jelas sangat kesal tentunya. Bukan hanya kesal mungkin amarah Rey kini telah memuncak ia menyesal karena telah menolong Nara gadis yang tidak tahu diri.
"Bolehkah aku tinggal di rumah mu?" Celetuk Nara yang tiba-tiba bicara tanpa rasa malu dan tak tahu diri.
Rey tercengang mendengar penuturan gadis itu kini keempat bola mata saling menatap satu sama lain. Di satu sisi terlihat sorot mata yang memelas tapi disisi lain terlihat sorot mata yang mungkin bisa di ibaratkan berapi-api karena amarahnya.
Rey mengusap kasar wajah nya dan menatap jalanan sesaat sebelum ia kembali melihat Nara yang masih dengan ekspresi yang sama. "Kamu pikir kamu siapa bisa bicara seperti itu hm?" Rey menunjuk wajah Nara dengan begitu dekat. Namun tidak membuat Nara goyah dengan permintaan nya.
"Aku tau kita belum kenal satu sama lain, maka dari itu kenalkan nama ku Inara Diona kamu bisa memanggil ku Nara dan siapa namamu?" Celetuk Nara yang sama sekali tidak takut akan amarah Rey yang telah di pendam nya sedari tadi.
"Kau!! Haishh..." Rey kembali menunjuk wajah Nara dan menepiskan tangannya seraya menghela nafas yang teramat kesal.
Gadis itu akhirnya menceritakan semua yang terjadi padanya dari awal sampai bagaimana ia bisa bersembunyi dalam bagasi mobil Rey. Dengan sabar nya pria itu mencerna setiap perkataan Nara sampai akhirnya ia mengerti dengan apa yang terjadi pada gadis itu sebenarnya. Percaya tidak percaya tapi tidak terlihat kebohongan sedikitpun dari raut wajah Nara.
"Lalu kemana sekarang kau akan pergi?" Tanya Rey.
"Sudah ku bilang aku gak punya tempat tinggal, makanya aku meminta mu untuk mengajak ku ke rumah mu."
"Gak bisa!"
"Lalu? Apa kau tidak kasihan dengan gadis malang ini?" Lagi-lagi Nara memasang ekspresi menyedihkan dalam raut wajahnya.
"Baiklah, untuk malam ini aku akan menolong mu tapi ingat besok pagi kau sudah harus menemukan tempat tinggal sendiri, aku gak mau tau kamu mau tinggal dimana yang jelas jangan sampai kau membututi ku, mengerti?" Ucap Rey dengan penuh penekanan dan ketegasan.
Gadis itu hanya mengangguk pelan yang di akhiri dengan senyuman indah hingga membuat Rey hampir lupa dengan semuanya.
Bukan rumah ataupun apartemen milik Rey, tapi pria itu membawa Nara ke sebuah hotel dan memesan satu kamar untuk gadis yang baru di kenalnya itu. Setelah Rey memberikan kunci bukannya langsung pergi tapi Nara malah menarik kecil kemeja Rey layaknya anak kecil yang meminta jajan pada orang tuanya.
"Apa lagi?" Tanya Rey dengan nada penuh penekanan namun tetap tersenyum untuk menjaga dari kesalahpahaman orang-orang sekitar.
Nara menarik dasi Rey dan membisikkan kalau ia butuh pakaian dalam dan baju ganti untuk malam ini juga besok karena tidak mungkin Nara keluyuran dengan baju yang di pakai nya saat ini.
"Menyusahkan!" Rey menarik tangan Nara dan menyeretnya masuk kedalam kamar yang telah di pesan nya.
"Aw, jangan kasar-kasar dong nanti kalau aku lecet gimana?" Protes Nara dengan suara manja.
Rey mendorong Nara dan membungkusnya dengan selimut seperti kepompong, tak lupa ia mengambil tali dan mengikat tubuh Nara agar tetap diam. "Yak! Apa yang kau lakukan?!" Teriak Nara sambil terus bergerak tak mau diam seperti ulat.
Tanpa bicara lagi Rey melangkah keluar dengan sedikit membanting pintu hingga membuat Nara kaget. "Astaga! Untung jantung ku masih diam di tempat, galak juga ternyata cowok ganteng satu ini." Gumam Nara.
"Aishh... Kenapa dia tidak melepaskan ikatannya sebelum keluar? Tapi gak papa sih tidur dengan cara seperti ini lebih hangat anggap aja lagi di peluk dia hehe..." Ucap Nara yang bicara sendiri.
Tak lama setelah Rey pergi gadis itu pun terlelap dalam tidurnya. Lain hal nya dengan Rey yang larut malam baru sampai rumah gara-gara mengurusi gadis tak berguna seperti Nara. Pria itu langsung mendapati pertanyaan yang membuatnya bingung dari sang istri.
"Dimana kau melepas jas mu? dan..." Gaby mengendus wangi parfum yang menempel di baju suaminya.
"Bau parfum siapa ini?" Sambung Gaby dengan tatapan penuh curiga.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Abimanyu Rara Mpuzz
eh kok si doi dah punya istri
2023-10-11
0
*✿❀ Khanza ❀✿*
si Nara nyebelin ngegemesin ☺️
2023-04-04
1