Bab 5. Tekad

“Aku akan mengembalikan semua penderitaan ini padamu, Hugo!” desisnya penuh

kebencian.

Ingatannya kembali ke masa lalu. Saat dia terbangun di tempat asing itu pertama kali.

“Di mana ini? Apakah kalian yang menolongku? Terima kasih. Bisakah aku pulang sekarang?”

Jean bangkit dan turun dari tempat tidur, hendak pergi dari sana.

“Tunggu, Nona! Anda harus mandi lebih dulu, baru bertemu dengan pemilik rumah ini!” seorang wanita berpakaian maids memberi saran.

“Oh?” Jean melihat pada pakaian usangnya yang dekil berdebu. Dia terlihat malu. Bahkan pakaian para maids itu jauh lebih bersih dan bagus ketimbang yang dikenakannya.

“Apakah begitu aturan di rumah ini?” tanyanya agak takut.

“Ya!” Seorang maid mengangguk.

“Setelah mandi Anda bisa mengatakan semua yang ingin anda katakan, pada Tuan,” jelas maid yang lain.

Jean mengangguk ragu. “Baiklah ….”

Lalu dia didandani dan diantar ke tempat pria itu. Dibawah ancaman, Jean terpaksa menyetujui perjanjian pernikahan dengan Hugo. Atau Nyonya Mildred dan panti asuhan tempat adik-adiknya tinggal, akan dihancurkan. Dia membenci Hugo di dalam hatinya atas hal itu.

Jean tak pernah berharap banyak dengan menjadi istri kontrak Hugo. Kewajibannya hanya melahirkan putra untuk menjadi penerus pria itu.

Keberuntungan berpihak padanya. Setelah satu bulan pernikahan, dia hamil. Jean mengira dirinya tak akan terpengaruh sama sekali, dan masih percaya bahwa dia akan bisa kembali pada keluarganya di panti asuhan setelah perjanjian kontrak berakhir.

Hugo tidak mendatanginya sama sekali setelah itu.

Kecuali saat dia pulang dari rumah kakek dalam keadaan terlalu mabuk. Dia akan memaksa Jean untuk melayani.

Saat kehamilannya berlanjut, Jean mulai ragu dengan perasaannya. Bukan karena dia mulai mencintai Hugo. Namun, naluri keibuannya

yang bangkit seiring perkembangan janin di perutnya.

Kelahiran Moreno jadi isyarat bagi Jean bahwa pernikahan kontrak itu akan segera berakhir. Dia sudah cemas sejak awal, karena naluri keibuannya membuat hatinya tak hendak berjauhan dari bayi tampan dan menggemaskan itu.

Hugo masih mengijinkan Jean menyusui putranya. Hingga makan malam terakhir di kediaman kakek. Pria itu tak dapat lagi dibujuk untuk

membiarkannya mengasuh putranya sendiri.

Hanya saja, Jean tak menyangka kalau Hugo akan sangat tega membuangnya di tengah lautan! Hal itu membangkitkan kebencian yang selama ini terpendam begitu dalam. Terlebih lagi, setelah mengetahui bagaimana parah keadaannya kini.

“Dunia ini terlalu sempit untuk kita berdua. Aku akan

datang mengambil putraku dan membunuhmu!” sumpahnya dengan mata berapi-api.

***

Pagi hari adalah perjuangan lain bagi Jean alias Shadow.

Dia bangun dengan tubuh yang terasa remuk. Kakinya mengalami nyeri hebat.

Namun, dia tak tahu harus bagaimana mengatasinya. Erangannya menyayat hati.

Bahkan meskipun lelah menangis, rasa sakitnya tak juga reda.

“Aku harus turun dan mencari obat dan makanan. Atau,

aku akan mati saat Falcon kembali!” kata hatinya.

Dengan menyeret anggota tubuh yang hampir tak

dirasakannya, Shadow bergerak perlahan.

Brukk!

Tubuhnya kembali berdebum di lantai kayu. “Adduuhh …,”

keluhnya.

Rasa sakit yang tak terkira itu membuat tubuhnya gemetar. Dengan menggertakkan gigi, Shadow terus menyeret tubuhnya menuju meja yang patah malam sebelumnya.

SInar matahari yang menerobos masuk lewat jendela tanpa penutup itu, membuat dia bisa melihat benda apa saja yang tajuh dari meja tadi malam. Shadow menemukan tiga butir kentang dan satu ubi. Lalu beberapa macam dedaunan yang dia tidak pernah tahu, jika itu bisa dimakan.

“Apakah dia meramu obat dari daun-daun ini?” batinnya.

“Bagaimana kalau ini ternyata beracun?” Dengan curiga Shadow mencium aroma tiap jenis daun yang dia temukan.

“Baunya mirip dengan obat pahit tadi malam,”gumamnya

ragu.

“Ah … apa bedanya mati sekarang ataupun besok! Yang penting aku sudah usahakan membuat obatku sendiri!”

Dia memarahi dirinya

sendiri yang begitu takut mati. Padahal dia baru saja lolos dari maut!

Shadow kembali merangkak menuju perapian yang tinggal

bara. Dibawanya kayu meja yang kemudian dilemparkan ke perapian untuk jadi kayu

bakar. Ubi dan kentang disusun dipinggir perapian agar matang tanpa harus

gosong.

Jane mengumpulkan dedaunan yang ditemukan dan dimasukkan dalam cangkir kaleng yang tergeletak berantakan di lantai. Matanya mencari-cari tempat air dan dia menemukannya di dekat pintu. Sebuah cawan besar air dengan penutup.

“Semoga itu adalah air bersih,” harapnya sambil menyeret kakinya ke sana. Akan tetapi, dirinya segera membeku setelah menyadari

cawan air itu lumayan tinggi untuk dijangkau. Jika dia memaksa bertumpu ke benda itu, maka bisa saja isi di dalamnya tumpah tak tersisa.

Shadow melihat ke dekatnya. Sebuah balok kayu yang

mengikat dinding terletak sedikit di atas kepalanya. Tangannya menggapai dan

memegang kuat permukaannya. Bertumpu pada balok kayu tersebut, dia menarik tubuhnya naik.

Giginya gemeletuk menahan nyeri kaki yang dipaksa menahan beban tubuh. Tangannya segera membuka penutup cawan dan sangat bahagia saat melihat air memenuhi tempat itu.

“Terima kasih, Falcon!” lirihnya. Diciduknya air dengan cangkir kaleng dan langsung meneguknya untuk menyegarkan tenggorokan yang kering.

Shadow duduk dekat perapian, menunggu obat dan ubinya matang. Dia sudah membereskan kekacauan akibat mematahkan meja tadi malam. Pondok kecil itu sudah cukup rapi sekarang. Daun-daun yang berserakan sudah dikumpulkan di satu wadah.

Dua jam berlalu, rasa nyerinya memang perlahan mereda

setelah minum teh dedaunan yang ditemukannya.

“Sepertinya dia memberiku obat ini selama sakit. Apa ini hanya meredakan nyeri saja, atau memang ada manfaat

lain?” Diisinya lagi cangkir dengan air dan kembali meletakkan di perapian.

“Aku harus keluar mencari sesuatu untuk dimakan.”

Shadow melihat satu ubi bakar yang sengaja disisakannya untuk jatah makan siang nanti.

*****

Episodes
1 Bab 1. Malam Kelabu
2 Bab 2. Awal Mula Kisah
3 Bab 3. Shadow
4 Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5 Bab 5. Tekad
6 Bab 6. Latihan Pertama
7 Bab 7. Misi Pertama
8 Bab 8. Terjun
9 Bab 9. Sarang Mafia?
10 Bab 10. Membebaskan Sandera
11 Bab 11. Pulang
12 Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13 Pengumuman
14 Bab 13. Venus
15 Bab 14. Venus Moriarty
16 Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17 Bab 16. Elliot Morgan
18 Bab 17. Perselisihan
19 Bab 18. Gadis Misterius
20 Bab 19. Resort Springhills
21 Bab 20. Mata Penuh Dendam
22 Bab 21. Siapa?
23 Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24 Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25 Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26 Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27 Bab 26. Bertemu Hugo
28 Bab 27. Moreno
29 Bab 28. Percobaan
30 Bab 29. Pengasuh Moreno
31 Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32 Bab 31. Chester Terluka
33 Bab 32. Aku Menyayangimu
34 Bab 33. Lennox von Amstel
35 Bab 34. Trik Frisia
36 Bab 35. Hilangnya Frisia
37 Bab 36. Hukuman Shadow
38 Bab 37. Frisia dan Lennox
39 Bab 38. Perasaan Lennox
40 Bab 39. Lennox von Amstel 2
41 Bab 40. Pengakuan Lennox
42 Bab 41. Rahasia Frisia
43 Bab 42. Lamaran Lennox
44 Bab 43. Hugo Salah Langkah
45 Bab 44. Nasehat Chester
46 Bab 45. Ke Pantai
47 Bab 46. Sikap Hugo
48 Bab 47. Rencana Hugo
49 Bab 48. Pemecatan
50 Bab 49. Undangan Makan Malam
51 Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52 Bab 51. Tekad Lennox
53 Bab 52. Kemarahan Damon
54 Bab 53. Damon dan Chester
55 Bab 54. Lulus
56 Bab 55. Alasan Hugo
57 Bab 56. Membawa Moreno
58 Bab 57. Penangkapan Damon
59 Bab 58. Tamat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Malam Kelabu
2
Bab 2. Awal Mula Kisah
3
Bab 3. Shadow
4
Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5
Bab 5. Tekad
6
Bab 6. Latihan Pertama
7
Bab 7. Misi Pertama
8
Bab 8. Terjun
9
Bab 9. Sarang Mafia?
10
Bab 10. Membebaskan Sandera
11
Bab 11. Pulang
12
Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13
Pengumuman
14
Bab 13. Venus
15
Bab 14. Venus Moriarty
16
Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17
Bab 16. Elliot Morgan
18
Bab 17. Perselisihan
19
Bab 18. Gadis Misterius
20
Bab 19. Resort Springhills
21
Bab 20. Mata Penuh Dendam
22
Bab 21. Siapa?
23
Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24
Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25
Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26
Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27
Bab 26. Bertemu Hugo
28
Bab 27. Moreno
29
Bab 28. Percobaan
30
Bab 29. Pengasuh Moreno
31
Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32
Bab 31. Chester Terluka
33
Bab 32. Aku Menyayangimu
34
Bab 33. Lennox von Amstel
35
Bab 34. Trik Frisia
36
Bab 35. Hilangnya Frisia
37
Bab 36. Hukuman Shadow
38
Bab 37. Frisia dan Lennox
39
Bab 38. Perasaan Lennox
40
Bab 39. Lennox von Amstel 2
41
Bab 40. Pengakuan Lennox
42
Bab 41. Rahasia Frisia
43
Bab 42. Lamaran Lennox
44
Bab 43. Hugo Salah Langkah
45
Bab 44. Nasehat Chester
46
Bab 45. Ke Pantai
47
Bab 46. Sikap Hugo
48
Bab 47. Rencana Hugo
49
Bab 48. Pemecatan
50
Bab 49. Undangan Makan Malam
51
Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52
Bab 51. Tekad Lennox
53
Bab 52. Kemarahan Damon
54
Bab 53. Damon dan Chester
55
Bab 54. Lulus
56
Bab 55. Alasan Hugo
57
Bab 56. Membawa Moreno
58
Bab 57. Penangkapan Damon
59
Bab 58. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!