Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri

Dengan beringsut-ingsut, Shadow mendekati meja kayu di sudut. Beberapa kali dia melompat untuk bisa menjangkau tepian meja. Menjadikannya tumpuan untuk berdiri, dan mengambil kain itu. Tapi lompatannya kurang tinggi.

Rasa sakit? Dia sudah tak peduli lagi. Beberapa kali telinganya mendengar derak tulangnya yang kaku dipaksa untuk bergerak ekstrim. Namun, meskipun sudah berusaha sekeras itu, dia tetap tak dapat membawa tubuhnya berdiri.

Shadow menangis di kaki meja. Suara tangisan paling pilu dan menyayat hati yang mungkin bisa didengar orang. Rasa putus asa kembali muncul hingga dirinya marah sendiri.

“Sialan Kau!” teriaknya marah entah pada siapa.

Tangannya memukul kaki meja dengan tenaga penuh. Kayu itu patah dan membuat permukaannya miring. Beberapa mangkuk dan cangkir stainless meluncur jatuh. Dengan refleks dia menunduk. Tangan melindungi bagian kepala, takut sesuatu yang berat di atas akan jatuh menimpa. Barang-barang itu berhamburan di lantai dengan suara berkelontangan, berisik sekali.

Setelah menunggu beberapa saat dan tak ada lagi yang jatuh, barulah dia melihat ke sekitar. Matanya mencari-cari serbet di antara semua yang terserak. Dia menemukannya. Serbet tipis yang harusnya bukan untuk mengangkat benda panas. Tapi Shadow tak peduli. Dengan sedikit beringsut, dia berhasil mendapatkannya. Tak Cuma itu, Dia bahkan punya sendok sekarang.

Wajahnya berseri-seri saat menuju perapian. “Akhirnya bisa makan,” gumamnya senang.

Karena tubuhnya belum pulih benar dan akibat memaksakan diri, badannya terus bergetar. Itu adalah sinyal bahwa dirinya telah melewati ambang batas rasa sakit yang bisa ditoleransi. Rasa lapar memberinya tambahan tenaga untuk melewati semua yang sebelumnya tak akan mampu dilakukannya.

Mangkuk panas itu sekarang sudah ada di depannya. Dengan tak sabar dibukanya tutup kecil yang menjaga makanan dari jelaga yang mungkin jatuh dari dinding perapian. Dengan bersemangat disendoknya sesuatu yang ada di dalam mangkuk. Namun, yang terlihat di atas sendok kayu itu, tidak sesuai dengan harapannya.

“Apakah ini makanan manusia?” gumamnya tak percaya. Ditatapnya nanar sesuatu yang lembek dengan bentuk tak karuan, berwarna hampir hitam di atas sendok.

Sekali lagi terdengar suara protes dari perutnya. Kali ini bukan lagi rintihan, tapi jerit kelaparan. Kepalanya menggeleng putus asa. “Apa selama ini kau menyuapiku dengan makanan seperti ini, Falcon?” geramnya.

Dengan melawan rasa mual, ditiup-tiupnya sesuatu yang entah apa di atas sendok itu. Sambil menutup mata, suapan pertama masuk ke mulut. Wajahnya terlihat sangat menderita saat harus mengunyah makanan itu. Tapi dia menelannya juga, demi mendamaikan protes para cacing di perut.

Kali kedua, dia tak perlu memejamkan mata lagi. Disendoknya makanan aneh itu lalu meniup sebentar dan segera masuk mulut. Untuk membuang rasa jijik, maka Shadow akan langsung menelan saja makan panas itu.

Perlahan tapi pasti, isi satu mangkuk itu ludes dan berpindah ke perutnya yang seketika menjadi lebih nyaman. Suara sendawa terdengar kuat, menandakan perutnya sudah kekenyangan.

“Oke, apapun itu. Aku berterima kasih padamu, Falcon. Kau koki yang buruk!” teriaknya sambil tertawa keras.

Gemetar yang tadi dirasakan tubuhnya, berangsur reda. Tanpa peduli, dibaringkannya

tubuh lelah itu di lantai dingin. Di luar, hujan sudah berhenti. Suara binatang malam mulai terdengar. Telinganya mendengarkan dengan penuh perhatian.

“Dimana kah  tempat ini?” pikirnya heran.

Suara-suara aneh di luar, kadang membuatnya takut. Takut, sebab dirinya yang tak berdaya, hanya sendirian saja.

Kemudian dia duduk dan melihat meja yang sudah tak karuan bentuknya. Ditambah lagi api di perapian yang makin mengecil. Kepalanya celingukan ke sana-sini mencari cadangan kayu bakar. Falcon harusnya menyimpan persediaan kayu bakar di dalam rumah agar tidak basah kehujanan. Tapi Shadow tak menemukannya.

Matanya menoleh cepat ke arah meja yang rusak. Kemudian beringsut lagi sambal mendesis.

“Kau sudah rusak. Tunggu Falcon kembali untuk memperbaikimu. Sekarang kau harus rela menjadi penghangat rumah.”

Tangannya menarik semua kaki meja yang masih berdiri. Beberapa barang kembali jatuh.

“Ouch! Hampir saja!” Dilihatnya sebilah pisau besar tajam yang biasa digunakan di

dapur, terjatuh di dekat kakinya.

Kemudian kayu-kayu itu diseret ke perapian dan dilemparkan ke dalamnya. “Terima kasih untuk pengabdianmu!”

Matanya membuka karena mendengar suara-suara aneh di luar rumah. Namun, kali ini tak terlalu mudah lagi baginya untuk bisa bangun dan mendudukkan diri di lantai.

Tubuhnya sakit seperti habis dirajam. Untuk sesaat dia hanya bisa meringis menahan semua rasa itu.

Satu jam berlalu dalam kesunyian. Rasa sakit dan perut kenyang membuat tubuhnya beristirahat begitu saja di lantai. “Apa aku tadi tertidur?” gumamnya.

Dilihatnya sekitar. Jendela yang hanya diberi jeruji kayu, menunjukkan pekatnya malam di luar sana. Segala macam suara makin banyak terdengar. Hingga tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Suara lolong serigala terdengar entah dari mana.

“Apa rumah Falcon berada di tengah hutan?”

Ketakutan terlihat nyata di mata hijaunya. Mata itu terus

mengawasi pintu yang kadang terhempas oleh angin yang masuk dan keluar lagi.

“Mungkinkah serigala atau babi hutan bisa masuk ke sini?”

Tanpa disadari, tubuhnya beringsut ke tepi tempat tidur yang dia tempati sebelumnya.

Kemudian bersusah payah memanjat naik lagi dan mendekam di sana.

Sejak itu matanya tak lagi dapat dipejamkan. Khawatir ada binatang hutan ataupun

binatang melata yang masuk ke dalam rumah dan memangsanya.

*******

Terpopuler

Comments

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

jd Falcon pergi gak nutup pintu?

2024-02-19

1

Kustri

Kustri

lanjut...

2023-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam Kelabu
2 Bab 2. Awal Mula Kisah
3 Bab 3. Shadow
4 Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5 Bab 5. Tekad
6 Bab 6. Latihan Pertama
7 Bab 7. Misi Pertama
8 Bab 8. Terjun
9 Bab 9. Sarang Mafia?
10 Bab 10. Membebaskan Sandera
11 Bab 11. Pulang
12 Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13 Pengumuman
14 Bab 13. Venus
15 Bab 14. Venus Moriarty
16 Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17 Bab 16. Elliot Morgan
18 Bab 17. Perselisihan
19 Bab 18. Gadis Misterius
20 Bab 19. Resort Springhills
21 Bab 20. Mata Penuh Dendam
22 Bab 21. Siapa?
23 Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24 Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25 Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26 Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27 Bab 26. Bertemu Hugo
28 Bab 27. Moreno
29 Bab 28. Percobaan
30 Bab 29. Pengasuh Moreno
31 Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32 Bab 31. Chester Terluka
33 Bab 32. Aku Menyayangimu
34 Bab 33. Lennox von Amstel
35 Bab 34. Trik Frisia
36 Bab 35. Hilangnya Frisia
37 Bab 36. Hukuman Shadow
38 Bab 37. Frisia dan Lennox
39 Bab 38. Perasaan Lennox
40 Bab 39. Lennox von Amstel 2
41 Bab 40. Pengakuan Lennox
42 Bab 41. Rahasia Frisia
43 Bab 42. Lamaran Lennox
44 Bab 43. Hugo Salah Langkah
45 Bab 44. Nasehat Chester
46 Bab 45. Ke Pantai
47 Bab 46. Sikap Hugo
48 Bab 47. Rencana Hugo
49 Bab 48. Pemecatan
50 Bab 49. Undangan Makan Malam
51 Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52 Bab 51. Tekad Lennox
53 Bab 52. Kemarahan Damon
54 Bab 53. Damon dan Chester
55 Bab 54. Lulus
56 Bab 55. Alasan Hugo
57 Bab 56. Membawa Moreno
58 Bab 57. Penangkapan Damon
59 Bab 58. Tamat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Malam Kelabu
2
Bab 2. Awal Mula Kisah
3
Bab 3. Shadow
4
Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5
Bab 5. Tekad
6
Bab 6. Latihan Pertama
7
Bab 7. Misi Pertama
8
Bab 8. Terjun
9
Bab 9. Sarang Mafia?
10
Bab 10. Membebaskan Sandera
11
Bab 11. Pulang
12
Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13
Pengumuman
14
Bab 13. Venus
15
Bab 14. Venus Moriarty
16
Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17
Bab 16. Elliot Morgan
18
Bab 17. Perselisihan
19
Bab 18. Gadis Misterius
20
Bab 19. Resort Springhills
21
Bab 20. Mata Penuh Dendam
22
Bab 21. Siapa?
23
Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24
Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25
Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26
Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27
Bab 26. Bertemu Hugo
28
Bab 27. Moreno
29
Bab 28. Percobaan
30
Bab 29. Pengasuh Moreno
31
Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32
Bab 31. Chester Terluka
33
Bab 32. Aku Menyayangimu
34
Bab 33. Lennox von Amstel
35
Bab 34. Trik Frisia
36
Bab 35. Hilangnya Frisia
37
Bab 36. Hukuman Shadow
38
Bab 37. Frisia dan Lennox
39
Bab 38. Perasaan Lennox
40
Bab 39. Lennox von Amstel 2
41
Bab 40. Pengakuan Lennox
42
Bab 41. Rahasia Frisia
43
Bab 42. Lamaran Lennox
44
Bab 43. Hugo Salah Langkah
45
Bab 44. Nasehat Chester
46
Bab 45. Ke Pantai
47
Bab 46. Sikap Hugo
48
Bab 47. Rencana Hugo
49
Bab 48. Pemecatan
50
Bab 49. Undangan Makan Malam
51
Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52
Bab 51. Tekad Lennox
53
Bab 52. Kemarahan Damon
54
Bab 53. Damon dan Chester
55
Bab 54. Lulus
56
Bab 55. Alasan Hugo
57
Bab 56. Membawa Moreno
58
Bab 57. Penangkapan Damon
59
Bab 58. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!