Ki Jagabaya

Ketika kemudian pemuda-pemuda padukuhan ini telah menggiring ketiganya ke sebuah rumah joglo yang berukuran kecil yang berada di samping rumah utama dari rumah besar di mana di depannya telah digunakan untuk acara pertunjukan gamelan.

Salah seorang pemuda yang mengawal ketiga anak muda asing ini telah menyampaikan kepada Ki Demang tentang keberadaan ketiga pemuda asing ini di Kademangan Pucak Wangi ini.

Akan tetapi nampaknya Ki Demang sedang sibuk melayani beberapa orang tamu, jadi untuk sementara mereka diharapkan melaporkan kejadian penangkapan ketiga pemuda asing yang mencurigakan ini kepada Ki Jagabaya Kademangan ini.

Dan seorang pemuda kemudian telah pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari Ki Setrodimedjo yang merupakan Jagabaya kademangan pucak wangi.

Ki Jagabaya yang sedang ikut mengatur dan menjaga keamanan dari acara yang diadakan oleh sang Demang ini pun segera mendatangi ketiga orang pemuda yang telah dikirim oleh pemuda-pemuda Kademangan.

Ketika kemudian Ki Jagabaya telah melihat ketiga anak-anak muda ini maka Ki Jagabaya nampak mengerikan keningnya.

Dia belum pernah melihat anak-anak muda ini.

"Ketiga anak anak muda ini seperti anak-anak bangsawan," batin Ki Jagabaya .

"Mereka nampak bersih dengan kulit yang nampak cerah berbeda dengan pemuda pemuda padukuhan ini dan mereka nampaknya bukanlah anak-anak muda pada umumnya yang mempunyai kulit hitam karena terbakar oleh sinar matahari dan tangan-tangan mereka terlihat halus," batin Ki Jagabaya melihat ketiga orang anak muda ini dengan seksama.

"Selain itu pakaian mereka sangatlah tidak umum di daerah ini apakah mereka para telik sandi yang dikirim oleh pihak Mataram!?" batin sang Jagabaya Kademangan pucakwangi ini.

Namun hal ini dibantah sendiri oleh Jagabaya .

"Jika mereka para telik sandi yang dikirim Mataram tidak mungkin mereka mengenakan pakaian yang akan menarik perhatian orang-orang dari tlatah ini dan merekapun nampaknya tidak menyembunyikan diri mereka.

Ki Jagabaya Setrodimedjo kemudian telah menghadapi ketiga anak muda kini dan mulai menanyakan asal usul dari ketiganya.

"Siapakah kalian anak-anak muda?" Tanya Ki Jagabaya sambil menatap tajam ke arah ketiga anak-anak muda ini.

Pandangannya tajam dan dalam menunjukkan bahwa di dalam diri ki Jagabaya mempunyai sebuah batin yang kuat serta menyimpan sebuah kekuatan di dalam dirinya.

Seorang Jagabaya adalah seorang gegedug yang mempunyai ilmu kanuragan dan dianggap seseorang yang linuwih yang ada di sebuah padukuhan maupun Kademangan yang mampu memberikan rasa aman bagi warganya.

Tugas dari seorang Jagabaya adalah menjaga keamanan wilayah tersebut.

"Dari penampilan dan wajah kalian nampaknya kalian bukan berasal dari tlatah ini," lanjut Ki Jagabaya mulai menyelidiki keadaan ketiga orang anak muda ini.

"Maaf Ki Jagabaya kami hanyalah anak-anak muda yang sedang berkelana mencari pengalaman saja," kali ini Lowo Ijo yang menjawab pertanyaan dari Ki Jagabaya .

"Kami dari jauh dan sedang dalam perjalanan menuju ke Kadipaten Pati untuk mencari pengalaman.

Kawanku itu yang paling besar dan gendut itu bernama Lowo Gemblung , dan yang di sebelahnya adalah lowo cilik sedangkan aku sendiri adalah lowo Idjo Ki," kata Lowo Ijo memperkenalkan dirinya dan juga kedua kawannya ini.

"Kami berasal dari sebuah padepokan di lereng gunung Ungaran tepatnya di dukuh plalangan, di lereng Utara dari gunung Ungaran," terang Lowo Ijo.

Mendengar jawaban dan keterangan dari ketiga pemuda ini nampaknya Ki Jagabaya pun menjadi bingung dia belum pernah mendengar padepokan yang disebutkan anak muda ini.

Pemuda yang bernama Lowo Ijo memang sengaja memberikan nama-nama tersebut yang memang cukup membingungkan bagi Ki Jagabaya Kademangan Pucak Wangi ini.

Mungkin kalau pemuda ini menyebut nama Gunung Pati mungkin saja Ki Jagabaya akan mengenal daerah ini.

"Terus terang anak muda, wilayah Pati Pesantenan ini sedang dalam keadaan yang tidak baik dan sedang gawat."

"Kami di sini walaupun sedang mengadakan gawe, akan tetapi kami tetap berwaspada terhadap para telik sandi dan orang-orang yang diselundupkan dari Mataram!"

"Dan ini adalah perintah langsung dari Adipati Pragola untuk kami semua yang berada di kadipaten ini. kami diwajibkan untuk bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan."

Peperangan bisa tiap-tiap saat meletus dan terjadi serta melanda tempat ini dan bahkan mungkin sampai ke kota kadipaten Pati Pesantenan."

"Maka dari itulah kami harus berhati-hati dan waspada, apalagi hari ini kami sedang mengadakan gawe pernikahan putri dari Ki Demang dengan seorang anak Demang Sukolilo."

"Akan tetapi di satu sisi pun kami harus menyembunyikan akan kesiap-siagaan kami dalam mempersiapkan diri jika tiap-tiap saat perang membakar tempat kami ini."

"Kami telah diberi tahukan bahwa persiapan dan kesiap sediaan dari ke pesanan jangan sampai menimbulkan kecurigaan dari Mataram dan seakan-akan kita memang sengaja mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka," lanjut Ki Jagabaya Setrodimedjo.

Ki Joko Boyo nampaknya sangat percaya ketiga anak muda ini walaupun tadinya dia juga gak curiga kan tapi setelah melihat ketiganya adalah anak-anak muda yang baik dan jujur maka sebagian besar kecurigaan ini telah hilang dan berganti dengan sebuah kepercayaan, dan akhirnya Ki Jagabaya pun telah bercerita banyak hal tentang keadaan wilayah kadipaten Pati ini kepada ketiga anak muda ini.

"kami hanyalah para pemuda yang ingin ke kadipaten Pati untuk mencari pengalaman saja Ki Jagabaya .

kami bukan berasal dari Mataram dan kami juga bukanlah telik sandi yang dikirim oleh pihak Mataram," lanjut Lowo Ijo yang ternyata adalah Tirta jaya Kusuma dan kedua sahabatnya Bayu serta Adnan.

"Untuk sementara kalian akan berada dalam pengawasan para pengawal padukuhan pucakwangi ini anak mas!"

"Mungkin kalian berkata sejujurnya atau mungkin kalian hanya berbohong belaka aku tidak tahu akan tetapi demi kebaikan kita maka kalian berada dalam pengawasan para pengawal padukuhan pucak wangi ini," lanjut Ki Jagabaya.

"Baiklah Ki Jagabaya, kalau memang itu kehendak dari Ki Jagabaya kami pun bisa menerima keadaan ini dan malam ini mohon perkenaannya Ki Jagabaya untuk kami bisa menginap di tempat ini untuk melewati malam ini Ki," kata Tirta Jaya Kusuma lagi.

Mendengar permintaan dari ketiga anak muda ini, Ki Jagabaya pun nampak menggangguk dan mempersilahkan ketiganya untuk menginap di rumah joglo kecil yang berada di samping rumah Ki Demang Pucakwangi.

Sebelum Ki Jagabaya meninggalkan ketiganya dia telah menanyakan tentang nama asli dari ketiganya.

"Nama kalian pastilah nama julukan yang diberikan mungkin oleh guru-guru kalian.

Siapakah nama kalian sebenarnya?" Tanya Ki Jagabaya .

Tirta Jaya Kusuma kemudian telah menyebutkan namanya sebagai Tirta tanpa menggunakan jaya kusuma karena nama itu akan dapat membuat kecurigaan dari Ki Jagabaya karena nama itu sama dengan nama belakang dari eyangnya, Jayakusuma yang sangat terkenal di Pati Pesantenan.

Dan Tirta pun juga memperkenalkan Bayu serta Adnan.

"Baiklah Anak Mas Tirta, Anak Mas Bayu dan Anak Mas Adnan silahkan kalian menginap di tempat kami akan tetapi dengan pengawasan dari para pengawal Kademangan Pucakwangi ini," kata Ki Jagabaya .

Demikianlah ketika malam semakin larut suasana di depan rumah Ki Demang Pucakwangi ini semakin ramai saja.

Banyak sekali warga yang berduyun-duyun datang untuk melihat keramaian ini, demikian pula dengan warga dari padukuhan-padukuan lain yang ada di sekitar padukuhan induk Kademangan Pucakwangi ini.

Hal ini membuat penasaran dari Tirta, Adnan dan juga Bayu yang memang pada saat itu pun tidak bisa beristirahat karena tempat yang semakin ramai.

Dan mereka bertiga pun telah dikawal oleh tiga orang anak muda yang nampaknya adalah pengawal-pengawal yang cukup kuat dan pemuda-pemuda pilihan dari Kademangan Pucakwangi.

Terpopuler

Comments

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

betul Ki Jagabaya, klo Telik sandi itu pandai menyamar 👍👍

2023-09-11

3

boemi jawa

boemi jawa

lanjutkan!!!!

2023-07-24

9

Kebo Gudel

Kebo Gudel

lanjut tor, tambah seru

2023-07-20

7

lihat semua
Episodes
1 Kemunculan tiga pemuda asing
2 Bab 2. Prajurit Kadipaten
3 Bab. Kademangan Pucakwangi
4 Ki Jagabaya
5 Pertunjukan Tayub
6 Si Brewok dari Hutan Kunduran
7 Jagal Alas Kunduran
8 Pertarungan di halaman rumah Ki Demang
9 Sang Penolong
10 Menjadi Prajurit Kadipaten
11 Olah Keprajuritan
12 Gerak gerik Ki Dipo yang mencurigakan
13 Uji tanding di Oro-oro Ombo
14 Pengawasan oleh orang-orang tak dikenal
15 Menyusup ke dalam Gua Lowo
16 Orang-orang di dalam Gua
17 Lokajaya
18 Pasukan pengawal Kademangan
19 Pemuda Sombong
20 pertunjukan kekuatan
21 Tohsidono dan Tohpati
22 Mulai bergerak
23 persiapan
24 Perang melawan para begal
25 Kekuatan Lowo Ijo
26 Rasa dengki Lokajaya
27 Penyesalan pasti terlambat datangnya
28 Sang penolong
29 Pertempuran hari kedua
30 Pertunjukan Kekuatan Si Gemblung
31 Orang Tua Sakti yang Licik
32 Pasukan Berkuda
33 Bebanten Bumi Pucakwangi
34 Penderitaan Akibat Perang
35 Memburu Para Begal
36 Kekalahan Para Begal
37 Kembali Berlatih Menyongsong Api Peperangan
38 Utusan Mataram
39 Utusan yang Sombong
40 Pelajaran Untuk Utusan Yang Sombong
41 Mengawal para Utusan ke Kadipaten
42 Senopati Wanita
43 Sang Adipati
44 Pisowanan
45 Sedikit Rahasia Sang Pemuda
46 Putra Tumenggung Sawunggaling
47 Alunan Gending Jawa Yang Luar Biasa
48 Sang Senopati Muda
49 Dalang yang menggerakkan wayang
50 Ungkapan Kecurigaan
51 Menyambagi Kediaman Tumenggung Jayaraga
52 Pengalaman Baru
53 Kehati-hatian Ki Dipo
54 Pancingan Ki Dipo
55 Usaha melenyapkan Lowo Ijo
56 Pertarungan dahsyat di atas gumuk kecil
57 Akhir Pertarungan di Gumuk Kecil
58 Bab 58.
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kemunculan tiga pemuda asing
2
Bab 2. Prajurit Kadipaten
3
Bab. Kademangan Pucakwangi
4
Ki Jagabaya
5
Pertunjukan Tayub
6
Si Brewok dari Hutan Kunduran
7
Jagal Alas Kunduran
8
Pertarungan di halaman rumah Ki Demang
9
Sang Penolong
10
Menjadi Prajurit Kadipaten
11
Olah Keprajuritan
12
Gerak gerik Ki Dipo yang mencurigakan
13
Uji tanding di Oro-oro Ombo
14
Pengawasan oleh orang-orang tak dikenal
15
Menyusup ke dalam Gua Lowo
16
Orang-orang di dalam Gua
17
Lokajaya
18
Pasukan pengawal Kademangan
19
Pemuda Sombong
20
pertunjukan kekuatan
21
Tohsidono dan Tohpati
22
Mulai bergerak
23
persiapan
24
Perang melawan para begal
25
Kekuatan Lowo Ijo
26
Rasa dengki Lokajaya
27
Penyesalan pasti terlambat datangnya
28
Sang penolong
29
Pertempuran hari kedua
30
Pertunjukan Kekuatan Si Gemblung
31
Orang Tua Sakti yang Licik
32
Pasukan Berkuda
33
Bebanten Bumi Pucakwangi
34
Penderitaan Akibat Perang
35
Memburu Para Begal
36
Kekalahan Para Begal
37
Kembali Berlatih Menyongsong Api Peperangan
38
Utusan Mataram
39
Utusan yang Sombong
40
Pelajaran Untuk Utusan Yang Sombong
41
Mengawal para Utusan ke Kadipaten
42
Senopati Wanita
43
Sang Adipati
44
Pisowanan
45
Sedikit Rahasia Sang Pemuda
46
Putra Tumenggung Sawunggaling
47
Alunan Gending Jawa Yang Luar Biasa
48
Sang Senopati Muda
49
Dalang yang menggerakkan wayang
50
Ungkapan Kecurigaan
51
Menyambagi Kediaman Tumenggung Jayaraga
52
Pengalaman Baru
53
Kehati-hatian Ki Dipo
54
Pancingan Ki Dipo
55
Usaha melenyapkan Lowo Ijo
56
Pertarungan dahsyat di atas gumuk kecil
57
Akhir Pertarungan di Gumuk Kecil
58
Bab 58.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!