Pasca Operasi

"Selamat pagi, Presdir"

"Pagi!" sahut Abidzar.

Sapaan bertubi-tubi menyambut kedatangan Abidzar. Meskipun lelah setelah menemani Dzakiyya di rumah sakit kemarin tapi Abidzar tetap pergi bekerja hari ini. Maklum, ada dua istri yang harus dia nafkahi. Juga satu ibu, dua mertua serta satu adik perempuan yang selalu mendapatkan insentif darinya.

Begitu duduk di kursi kebesarannya, pandangan Abidzar langsung tertuju pada foto di sudut meja. Foto lama antara dirinya, istri juga adiknya yang sekarang sedang berada di luar negeri. Abidzar mengambil foto itu. Melihat wajah Dzakiyya yang sudah sangat dia rindukan padahal baru setengah jam mereka berpisah.

"Sayang, aku sangat mencintaimu!" kata Abidzar.

Abidzar menyentuh foto Dzakiyya dengan hati berbunga-bunga. Tapi senyum mengembang itu langsung sirna setelah Abidzar melirik wajah adik yang nakalnya tak terkira. Adik perempuan itu sebut saja namanya Thalita. Adik kecil yang tidak pernah menurut dan selalu membuatnya naik darah. "Kapan kamu pulang. Bukankah sudah waktunya untuk menikah?"

Abidzar mengembalikan foto itu ke meja. Mengingat kembali kenakalan Thalita yang tak tertolong. Beruntung Abidzar memiliki Dzakiyya di sisinya. Yang hanya dengan sekali lihat bisa membuat Thalita patuh layaknya anak anjing.

"Sudahlah, biar kakak iparnya saja yang memintanya pulang. Dia kan tidak pernah menurut padaku," gumam Abidzar.

Abidzar menyudahi intermesonya. Mulai menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang kemarin dia tinggalkan. Baru juga membuka map pertama, seseorang sudah mengetuk pintu.

"Presdir, semua data yang Presdir inginkan ada disini. Silahkan di periksa!" kata orang yang tak lain adalah Joshua.

"Oh, terimakasih!"

Abidzar melihat sekilas berkas yang dibawa Joshua. Lalu meletakkannya di samping karena ada hal penting yang ingin Abidzar sampaikan.

"Ada apa, Presdir?" tanya Joshua.

"Jo, terimakasih sudah membantuku selama ini. Aku sangat puas dengan cara kerjamu," puji Abidzar sembari mempersilahkan Joshua duduk.

"Presdir tidak perlu berterimakasih. Itu sudah menjadi kewajiban saya," kata Joshua.

Joshua merendah. Karena merendah di hadapan Abidzar adalah salah satu trik yang Diana ajarkan untuk mendapatkan simpati Abidzar. Dan jika Joshua sudah mendapatkan simpati itu, akan lebih mudah baginya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dan keuntungan itu akan Joshua dapatkan sekarang juga. Tidak perlu menunggu besok bahkan lusa karena saat ini juga Abidzar sudah menyodorkan sebuah kunci mobil beserta sebuah amplop besar kepada Joshua.

"Ini untukmu!" kata Abidzar.

Joshua jelas senang dengan pemberian Abidzar. Mobil mewah sudah dalam genggamannya. Lalu kira-kira apa yang ada di dalam amplop itu?

"Presdir, apa maksudnya ini?" tanya Joshua pura-pura tak mengerti.

"Kamu di promosikan untuk mengisi posisi yang lebih tinggi. Surat keputusannya ada di dalam. Lalu mobil ini adalah fasilitas perusahaan. Gunakan ini baik-baik," jawab Abidzar.

"Presdir ini terlalu berharga!"

Joshua mendorong kunci mobil itu kepada Abidzar. Tapi dengan tegas Abidzar mengembalikannya lagi pada Joshua. "Jo, jangan menolaknya. Ini kebijakan perusahaan. Untuk seseorang yang sangat berdedikasi sepertimu ini sangat pantas kau dapatkan. Oh iya, sebuah apartemen juga sudah disiapkan. Seseorang akan mengurusnya untukmu," lanjut Abidzar.

"Tapi, Presdir!"

"Sudahlah, pergilah! Aku harus menyelesaikan pekerjaanku secepatnya!" usir Abidzar.

"Baiklah. Terimakasih, Presdir!"

Joshua akhirnya undur diri dengan membawa hadiah yang Abidzar berikan. Sementara Abidzar langsung berpacu dengan waktu. Semakin cepat menyelesaikan pekerjaannya semakin baik. Agar dia bisa segera kembali ke rumah sakit menemui cintanya lagi.

.

.

.

"Sayang, mama kenyang!"

Santi menolak suapan bubur dari Dzakiyya. Dzakiyya melirik bubur yang dia pegang. Lalu menunjukkan sisa bubur yang masih banyak pada ibunya. "Tapi mama baru makan beberapa sendok. Makan satu suap lagi ya, Ma?" bujuk Dzakiyya.

Santi menghela nafas panjang. Bukannya tidak ingin makan, hanya saja dia tidak memiliki selera makan. Tapi Dzakiyya tidak menyerah begitu saja. Ibunya harus makan agar mendapat asupan gizi dan cepat pulih. Dzakiyya berpikir sejenak, sebelum mengambil ponselnya dan menekan satu nomor yang dia beri nama 'Habibi'.

"Halo, Sayang! Kenapa, sudah merindukan suamimu?" tanya Abidzar dari seberang sana.

Dahi Dzakiyya mengkerut mendengar kepedean suaminya. Lalu menjawab sekenanya agar pria itu tidak protes. "Iya, Dza rindu. Tapi ada yang lebih rindu," jawab Dzakiyya sembari melirik mamanya. Sementara yang dilirik hanya geleng-geleng kepala.

"Pasti itu mama," tebak Abidzar.

"Mas, mama nggak mau disuapin Dza. Maunya disuapin Mas Abid. Gimana dong?" adu Dzakiyya.

"Kalau begitu tunggu sebentar. Mas sudah di parkiran. Lima menit lagi sampai," kata Abidzar diiringi tawa kecil.

Dzakiyya menutup panggilannya. Lalu melihat mamanya yang langsung menjewer telinganya. Dzakiyya hanya tertawa, karena Santi tidak sungguh-sungguh melakukan itu.

"Sayang, kamu semakin nakal ya?" tegur Santi seraya mencubit pipi Dzakiyya.

Sangat gemas dengan akal Dzakiyya yang melakukan berbagai upaya agar dia mau makan. Baiklah, ini bukan rahasia lagi. Karena jika Abidzar sudah turun tangan maka Santi pasti sungkan untuk menolaknya. Jadi mau tidak mau atau bahkan suka tidak suka sekalipun Santi pasti akan makan.

"Ma, ini kan demi kebaikan mama," kilah Dzakiyya.

Dzakiyya bangkit dari duduknya. Menyiapkan tempat untuk Abidzar yang mungkin segera datang. Dan tidak lama kemudian, Abidzar muncul. Berdiri di depan pintu lengkap dengan dua ikat bunga di tangan. Satu untuk istrinya, satu lagi untuk mertuanya.

Abidzar memberikan bunga itu kepada Santi lebih dulu. Lalu mencium tangan dan memeluknya. Setelah itu memberikan bunga lainnya untuk Dzakiyya dan mencium pucuk rambutnya.

"Jadi mana buburnya?" tanya Abidzar.

Dzakiyya memberikan bubur yang masih hangat. Tapi belum sampai diterima Abidzar, Santi sudah lebih dulu meraihnya. "Mama bisa makan sendiri," kata Santi.

"Eh, bukannya mama ingin disuapi sama Abid?" tanya Abidzar.

"Enggak kok," jawab Santi.

Santi memakan buburnya sendiri. Pahit memang, tidak ingin makan memang. Tapi Santi tetap berusaha memakannya untuk menyenangkan hati anak dan menantunya. Toh juga demi kebaikannya sendiri. Tangannya masih lemah. Makan sendiri juga sedikit susah. Untungnya Abidzar begitu pengertian. "Ma, biar Abid yang suapi mama."

Abidzar mengambil kembali bubur Santi. Lalu dengan telaten mulai menyuapi ibu mertuanya. Beberapa menit kemudian bubur itu habis setengahnya dan Santi tidak sanggup makan lagi.

"Baiklah, segini sudah cukup. Jangan dipaksa lagi," kata Abidzar.

Dzakiyya yang sedari tadi menjadi penonton setia menyerahkan segelas minuman. Lalu meringkas sisa makanannya. Dan tepat setelah Santi selesai makan, seorang dokter masuk untuk memeriksa kondisinya. "Selamat malam," kata Dokter ramah.

"Selamat, malam!" jawab Dzakiyya.

"Silakan, Dok!" kata Abidzar.

"Bagaimana kabarnya, Ibu Santi. Merasa baikan?" tanya Dokter yang dijawab dengan anggukan.

"Saya periksa dulu, ya?" ijin Dokter.

Dokter itu begitu teliti. Sangat profesional juga ramah. Memeriksa apa yang harus dia periksa dan mengingatkan apa yang harus Santi makan dan lakukan agar pulih secepatnya. Setelah selesai dengan semua penjelasannya, Dokter itu pun pamit.

"Baiklah, kondisi Ibu Santi sangat baik. Ibu hanya perlu beristirahat untuk memulihkan kondisi ibu," kata Dokter.

"Terimakasih, Dokter!" kata Santi.

"Pak Abidzar, ini resep obat untuk Ibu Santi. Silahkan tebus di apotik!" kata Dokter seraya menyerahkan sebuah resep.

"Baik, Dokter!" kata Abidzar seraya menerima resep itu.

...***...

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

ktanya perusahaan lgi rugi triliunan perusahaan cbg kebakaran, lah kok mlh ngasih hadiah sm josua, wleh wleh wleh wleh wleh

2023-12-10

0

Eliani Elly

Eliani Elly

next

2023-06-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!