Ketulusan Cinta
Seorang wanita cantik berusia 25 tahun, saat ini sedang berada di ruangan dokter menunggu hasil pemeriksaan kesehatannya. Ia tampak cemas karena takut hasilnya itu tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Natasya Quella Smith, sudah lama mengeluh sering merasakan sakit pada kepalanya dan ia hanya menganggap jika itu adalah penyakit biasa. Tetapi kali ini ia memberanikan diri untuk memeriksanya di salah satu rumah sakit terbesar di kota tempat tinggalnya itu, karena ia merasakan sakit kepalanya semakin hari semakin menjadi. Dan tentu saja ini semua juga karena saran dari keluarga dan juga sahabatnya untuk segera memeriksa kondisinya itu di rumah sakit.
Akan tetapi wanita yang akrab dipanggil Tasya itu memilih untuk pergi sendiri, karena ia tidak mau jika kemungkinan buruk terjadi pada dirinya, keluarga maupun sahabatnya itu akan mengetahui dan ikut merasa sedih.
Di saat itu ponsel Tasya berdering, ada panggilan masuk dari Aksa Damian Winata, suami Tasya yang saat ini sedang bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri.
"Halo Sayang," ucap Tasya menjawab telepon tersebut.
"Halo Sayang, bagaimana, apa kamu masih berada di rumah sakit?" Tanya Aksa dari seberang telepon.
"Iya aku masih ada di rumah sakit Mas. Aku sedang menunggu hasil pemeriksaan dari dokter," jawab Tasya.
"Tapi Dokter tidak mengatakan ada hal yang serius tentang penyakit kamu 'kan?" Tanya Aksa yang begitu khawatir.
"Dokter belum mengatakan apapun, tapi kamu tenang aja ya Sayang, aku pasti baik-baik aja kok. Nanti aku pasti akan memberitahu kamu bagaimana hasilnya," ucap Tasya.
"Mudah-mudahan memang sepeti itu. Oh iya Sayang, aku benar-benar minta maaf ya nggak bisa mengantar kamu ke rumah sakit Karena aku benar-benar sedang banyak pekerjaan di kantor, tapi kamu diantar supir 'kan?" Tanya Aksa.
"Iya, nggak apa-apa Mas. Aku mengerti kok dan aku diantar Mang Tejo. Kalau kamu memang masih banyak pekerjaan, lebih baik kamu lanjutkan aja pekerjaannya Mas. Jangan lupa makan siang ya," ucap Tasya memperhatikan suaminya itu.
"Iya Sayang kamu hati-hati ya nanti pulangnya. Kamu mampir ke rumah Mama 'kan, jangan lupa makan juga ya di sana," kata Aksa.
"Iya Mas, kan Ciara aku titipkan di sana. Jadi nanti aku akan menjemput Ciara dulu baru pulang. Kalau soal makan kamu tenang aja, mana mungkin sih aku menyia-nyiakan masakan Mama, makanan favorit aku," kata Tasya.
"Ya deh aku tahu, jangan iri-iriin aku gitu dong. Salam untuk Mama ya Sayang dan kamu hati-hati nanti," ucap Aksa.
"Apaan sih Mas, aku nggak bermaksud membuat kamu iri kok. Iya Mas nanti aku sampaikan ya salamnya," kata Tasya.
"Aku bercanda aja kok Sayang. Ya sudah aku mau melanjutkan pekerjaan aku dulu ya, i love you. Bye … ," ucap Aksa.
"Iya Mas, i love you too. Bye … ," balas Tasya mengakhiri telepon tersebut.
Di saat itu pula, dokter pun telah kembali duduk di hadapan Tasya dengan membawa hasil pemeriksaannya.
"Maaf Nyonya Tasya jika saya terlalu lama membuat Anda menunggu. Jadi ini adalah laporan hasil pemeriksaan Nyonya dan sangat terpaksa saya harus menyampaikan hal ini, meskipun sangat disesali. Dan saya berharap Nyonya bisa menerimanya," ucap dokter sembari menyerahkan selembar kertas kepada Tasya.
"Memang ada apa Dokter? Saya sakit apa?" Tanya Tasya yang merasa takut. Ia juga enggan untuk membuka hasil pemeriksaan tersebut, ingin mendengarnya langsung dari dokter.
"Jadi dari hasil pemeriksaan, Nyonya Tasya terkena penyakit kanker otak stadium lanjut." Dokter menjelaskan tentang kondisi pasien saat ini
Duar …
Bagai disambar petir di siang bolong, Tasya merasakan tubuhnya tiba-tiba saja bergetar hebat. Air matanya pun mengalir begitu saja menahan rasa sakit di dada setelah mengetahui sebuah fakta yang begitu mengerikan. Tasya tak menyangka jika apa yang ditakutkannya benar-benar terjadi. Rasanya ia tidak sanggup menerima kenyataan sangat menyakitkan di dalam dirinya.
"Jadi ini penyakit yang saya derita selama ini Dok?" Tanya Tasya untuk memastikan lagi.
"Iya Nyonya. Saya tahu pasti ini sangat berat untuk Nyonya menerimanya, tetapi inilah kenyataannya. Karena selama ini Nyonya selalu mengeluh sakit kepala tetapi tidak pernah mau memeriksa ke dokter, Nyonya hanya menganggap itu adalah sakit kepala biasa. Sehingga saat ini Nyonya terlambat mengetahui semuanya, kemungkinan penyakit ini juga sudah sangat sulit untuk diobati," kata dokter mengatakan hal buruknya, ia tidak mau memberi harapan palsu kepada pasien tetapi dengan tetap berusaha untuk mengobatinya.
"Jadi saya benar-benar tidak ada harapan untuk sembuh Dokter?" Tanya Tasya.
"Kita hanya berharap keajaiban dari Tuhan Nyonya, yang terpenting kita harus berusaha dulu. Anda harus segera memberitahu keluarga agar bisa segera melakukan kemoterapi," ucap Dokter.
"Tidak Dokter, saya minta tolong tolong jangan beritahu masalah penyakit saya ini ke keluarga saya. Saya tidak mau mereka khawatir, pinta Tasya. Ia tidak mau jika keluarganya nanti akan merasa sedih dan kepikiran dengan penyakit yang diderita olehnya.
"Tetapi Nyonya, jika Anda menyimpan masalah ini sendirian, Anda akan merasa semakin terpuruk, sementara Anda harus segera melakukan pengobatan. Setidaknya suami Anda harus tahu. Mungkin saja dengan dukungan dari suami, Nyonya Tasya akan lebih bersemangat lagi untuk sembuh," kata dokter memperingatkan.
"Untuk saat ini saya benar-benar belum siap Dokter. Nanti akan ada saatnya saya memberitahu keluarga saya, tapi untuk sekarang saya mohon tolong rahasiakan ini dulu. Dan boleh 'kan jika saya hanya meminta obat-obatan saja untuk mengurangi rasa nyeri jika tiba-tiba sakit kepala saya ini kambuh," pinta Tasya.
Dokter tampak menghembuskan nafas secara kasar, ia benar-benar tak habis pikir dengan permintaan Tasya meskipun ini bukanlah pertama kalinya ada pasien yang meminta akan hal ini kepadanya. Hingga pada akhirnya dokter pun menyetujui dan memberikannya resep obat untuk mengurangi rasa sakit yang diderita oleh Tasya.
Setelah urusannya hari ini di rumah sakit selesai, Tasya pun memutuskan langsung pulang ke rumah ibunya untuk menjemput sang anak.
****
Aksa melangkahkan kakinya menghampiri sang istri yang di saat itu sedang duduk termenung sendiri bersandar di atas tempat tidur. Ia yang baru saja selesai mandi dan memakai pakaiannya itu merasa heran, karena tidak seperti biasa istrinya itu tampak murung.
"Sayang, kamu baik-baik aja 'kan?" Tanya Aksa yang kini pun telah duduk di samping Tasya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu Mas?" Tanya Tasya pula.
"Ya karena nggak seperti biasanya kamu diam, biasanya kamu selalu terlihat ceria. Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?" ujar Aksa yang membuat Tasya pun kebingungan harus menjawab apa.
Karena sesungguhnya Tasya sangat tidak bisa untuk menyimpan rahasia dari suaminya itu. Ia yang selalu bersikap jujur, membuatnya pun menjadi kesulitan. Tetapi bagaimanapun juga, Tasya harus tetap menyembunyikan masalah ini dari suami maupun keluarganya, sesuai dengan niatnya dari awal.
Bersambung …
Natasya Quella Smith.
Aksa Damian Winata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
KaiMe AMV
namnya bagus..natasya
2023-04-24
1
Azla
Aku hadir yah kakak 😍
2023-04-24
2
Mommy QieS
aku like n subscribe kak 😊😘
2023-04-14
2