Tes DNA??

Seorang pria tampan berpakaian serba hitam duduk termenung dalam mobilnya. Dia teringat dengan sosok anak kecil yang ia lihat tempo hari saat penggerebekan yang ia dan timnya lakukan.

Bagaimana bisa ada anak kecil yang sangat mirip dengannya? Persis seperti replika dirinya waktu kecil.

Tatapannya juga sama. Benar-benar seperti pinang dibelah dua.

Menjadi tanda tanya besar dalam benaknya, apakah wanita itu – Kamelia, adalah wanita yang pernah ia tiduri.

Sepertinya tidak, karena David hanya tidur dengan sagu wanita saja. Namun, itu sudah lama sekali.

Terakhir kali dia tidur dengan wanita lima tahun lalu di Lombok. Saat dirinya dan tim hampir menggerebek Mario.

Namun, setelah itu Mario tak pernah lagi tidur dengan wanita manapun, karena teman ranjangnya sudah meninggal karena overdosis alkohol selang dua hari setelah dirinya pulang dari Lombok.

Anehnya adik kecil David tidak bereaksi pada wanita manapun.

Dirinya tidak tahu kalau wanita yang ia tiduri malam itu adalah Kamelia.

"Haiss … daripada sakit kepala karena pusing mikirin itu anak aku atau bukan, lebih baik aku ambil sehelai rambut anak itu untuk tes DNA dengan ku," ketus David setelah lelah berpikir panjang.

Pria itu menginjak pedal gas lalu segera beranjak dari tempatnya menuju rumah Kamelia.

Meski malam sudah larut tak membuat rencana David urung. Dia sudah terlanjur penasaran, mau tak mau malam ini dirinya harus mendapatkan sampel rambut anak kecil yang mirip dengannya.

*

*

Saat tiba di rumah Kamelia. David segera turun dan menekan bel berulang kali. Tak berselang lama seorang wanita keluar untuk membuka pintu.

"Eh." Pengasuh Noah terkejut melihat David – pria yang telah menangkap Mario tempo hari.

"Saya ingin bertemu dengan istri Mario." David langsung ke inti pembicaraan tanpa basa-basi.

"Ma … maaf, Pak. Ibu Amel sudah keluar lima belas menit yang lalu," balas wanita itu gugup.

David mengernyitkan keningnya.

"Ke mana?" tanya David penasaran.

"Ke rumah sakit XX, Pak. Den Noah sakit," balas sang pengasuh jujur.

Entah mengapa David merasa khawatir. Seperti ada rasa asing merasuki hatinya. Seumur hidup dia tidak pernah merasa khawatir seperti ini pada orang asing.

Tanpa ba-bi-bu David segera beranjak dari sana.

"Semoga anak itu baik-baik saja," gumam David pelan.

"Noah … namanya Noah," imbuhnya teringat nama anak Kamelia.

*

*

David pergi ke rumah sakit yang disebutkan oleh wanita tadi. Bergegas turun dari mobil yang telah terparkir rapi di halaman rumah sakit.

Dia segera masuk ke dalam rumah sakit. Saat tiba di sana, David melihat adegan yang sangat mengiris hati.

Di mana seorang ibu muda sedang bermohon pada pihak administrasi agar anaknya mendapatkan perawatan medis.

"Tolong, Sus. Saya janji akan membayar nanti."

"Maaf, Mbak. Tidak bisa."

David melihat bagaimana hancurnya ibu muda itu. Dia duduk di bangku antrian seraya memeluk erat putarnya yang sedang kesakitan.

David mengepalkan tangannya erat. Ingin sekali dirinya membakar rumah sakit itu karena telah mengabaikan pasien darurat.

Bisa-bisanya orang yang sedang mudharat dipersulit oleh pihak rumah sakit.

"Kurang ajar," desis David marah.

Dia segera menghampiri Kamelia yang menangis sesenggukan. Pria itu berdiri di hadapan Kamelia.

Dapat dia lihat wajah Noah merah karena demam dan bibirnya pucat kering.

"Dia sakit apa?" tanya David membuat Kamelia terkejut melihat pria yang telah menangkap suaminya berdiri di hadapannya.

"Saya akan membayar biaya perawatan nya," lanjut David tenang mampu membuat keterkejutan Kamelia berganti dengan rasa syukur.

"Anda tidak sedang bercanda, 'kan?" tanya Kamelia dengan suara serak untuk memastikan.

David mengangguk kepalanya pelan.

"Tidak. Saya serius. Sini saya gendong dia biar saya bawa ke ruangan dokter anak, kebetulan dokter anak di rumah sakit ini teman saya," jawab David jujur membuat Kamelia percaya.

Dia tersenyum cerah. Secercah harapan dia dapatkan. Bantuan dari Tuhan telah datang.

"Hati-hati," gumam Kamelia senang seraya memberikan Noah pada David.

Pria tampan bertubuh kekar itu segera menggendong David sebagaimana seorang ayah menggendong anak balitanya.

David mengelus kepala Noah dengan lembut. Senyuman samar terpasang di wajahnya saat berhasil mendapatkan beberapa helai rambut Noah yang memang mudah rontok karena sakit demam tinggi.

"Aku tahu mungkin ini konyol, karena secara logika tidak mungkin aku punya anak dari wanita yang merupakan istri musuhku. Terlebih lagi kami tidak kenal. Tapi, hatiku menyuruh untuk mencari tahu kebenarannya," gumam David dalam hati.

*

*

Guys, komentar nya dong 🥺🥺

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Terpopuler

Comments

Teh Yen

Teh Yen

ah ternyata David sudah curiga yah ,, tp bagaimana meyakinkan Kamelia kalau Noah itu anknya David bukan ank Mario

2023-05-07

0

fhikea

fhikea

bakal ketahuan jg,,,,klo di suruh milih bingung soal nya mario udh brubah, tp klo di pikir kshan klo tau itu anak david psti mario gak tinggal diem. kshan kamelia nya😭😭😭

2023-05-03

1

Mama AldyNovi

Mama AldyNovi

Trus kalo loe udh tau itu anak loe, bakal loe nikahin dong emaknya ya.. 😀😀

2023-05-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!