Anak Siapa Ini?

Sembilan bulan kemudian.

Seorang pria tampan melangkah gontai memasuki rumah megahnya. Dia melihat ke segala penjuru rumahnya yang tidak berubah sama sekali. Ada rasa kesal dan marah dalam hati sebab sang istri yang ditelpon tidak menerima panggilannya. Padahal sudah berkali-kali Mario menghubungi istrinya.

Benar, pria itu adalah Mario. Dia kembali ke Jakarta setelah keadaan mulai aman.

"Den Mario," sapa seseorang membuat Mario menghentikan langkahnya. Dia melengos ke kanan dan terkejut melihat wanita paruh baya yang bekerja di rumah orang tuanya.

"Bibi, sedang apa di sini?" tanya Mario heran.

"Bibi sudah kerja di sini hampir setahun, Den. Sejak Non Amel hamil dan sekarang Non Amel sedang melahirkan di rumah sakit. Aden, nggak ke sana?" tanya sang Bibi membuat pegangan Mario pada koper melemah.

Pria itu terkejut mendengar fakta tentang itu. Dia tidak pernah tahu kalau Kamelia hamil, selama berada di Bandung Mario hanya beberapa kali menghubungi Kamelia, itu pun untuk bertanya : apakah ada orang asing bertamu? Atau apakah ada Kang Bakso lewat?

Bahkan, pria itu lupa entah pernah bertanya kabar Kamelia atau tidak.

"Dia hamil dan sekarang sedang melahirkan? Kenapa tidak memberitahuku? Papa dan mama juga tahu kalau dia hamil?" tanya Mario serius tak habis pikir mengapa tidak ada yang memberitahunya tentang kehamilan Kamelia.

"Benar, Den. Pak Walikota ingin memberitahukan pada, Aden. Tapi, Non Amel tidak mengizinkan nya, karena ingin memberi kejutan untuk Aden!" jelas sang bibi lagi tanpa sadar membuat Mario tersenyum.

"Dia ada di rumah sakit mana, Bi?" tanya Mario tak sabar bertemu dengan Kamelia dan anaknya.

Ada rasa bahagia yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Dirinya telah punya anak, akan ada anak kecil yang memanggilnya ayah.

Ah … membayangkannya saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Pria itu tersenyum cerah penuh semangat, tak sabar untuk bertemu dengan istri dan anaknya.

"Rumah sakit Kasih Ibu."

*

*

Tak butuh waktu lama, Mario serta bergegas pergi menuju rumah sakit tempat istrinya melahirkan. Sepanjang perjalanan senyuman manis tersemat di wajahnya.

Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rasa lelahnya langsung menguap, padahal saat terbang ke Jakarta pesawatnya sempat turbulensi.

"Ha ha … aku punya anak dari istriku. Padahal aku cumaain sekali … memang kalau bibit premium akan mudah dapetin keturunan. Apalagi Amel masih perawan saat aku sentuh dulu," ujar Mario senang.

Rasa bangga pada dirinya hadir begitu saja. Mario memang sering bermain dengan wanita, namun dia tidak sembarang menyembur benihnya. Hanya pada Kamelia dirinya membagi benih, sebab Kamelia adalah istri sahnya.

*

*

Mario tiba di rumah sakit, dia segera mencari keberadaan istrinya. Mario bertanya pada pihak administrasi.

"Pasien Kamelia Putri menantu walikota Danuarta di mana ruangannya?" tanya Mario cepat pada pihak administrasi.

Wanita berseragam putih itu mencari nama pasien pada data pasien masuk.

"Di ruang VVIP Kepula nomor 01, Pak."

Setelah mendengar letak keberadaan Kamelia. Mario segera pergi dari sana, dia berjalan dengan langkah lebar, matanya celingukan mencari kamar istrinya.

Mata Mario menyipit karena tersenyum manis, dia berhasil menemukan ruangan istrinya.

"Ini dia."

*

*

Suasana mendadak dingin saat orang tua Mario melihat wajah bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan oleh Kamelia. Tak ada kemiripan dengan Mario sedikitpun. Semuanya berbeda.

"Siapa ayah anak ini?" tanya Danuarta dingin pada Kamelia yang sedang menimang putranya.

*

*

Maaf ya guys, telat update 💋💋🌹🥰😘❤️ mohon dukungannya guys.

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰😘

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***