Seorang pria tampan tampak sedang murka, dia marah karena sedang asik menghabiskan malam pertama dengan istrinya, terganggu oleh keberadaan awak BIN.
Mario berhasil kabur dari hotel V. Saat ini dia berada di salah satu bar milik temannya.
Lima orang bawahan Mario berada di sana. Dia menundukkan wajahnya tak berani menatap Mario. Mereka sadar telah bersalah dan tahu betul bagaimana perangai Mario.
"Sial! Kenapa awak BIN bisa tahu kalau aku ada di sana, huh?! Jawab?!" bentak Mario dengan suara yang amat tinggi.
Mario adalah bandar narkoba terbesar di Jakarta. Kekayaan nya berlimpah ruah. Keluarganya tak tahu kalau Mario adalah bandar. Namun, dia yakin kalau orang tuanya pasti tahu tentang bisnisnya. Namun, mereka hanya diam saja.
Kembali lagi pada Mario yang tampak sangat marah pada anak buahnya yah diam saja. Dia langsung menghajar semua anak buahnya. Di mulai dari yang paling dekat dengannya.
Bugh.
Mario menendang perut pria pertama, lalu dia tinju wajah pria kedua. Dan dia tampar wajah pria ketiga, tak hanya itu dia membanting pria keempat dan menampar lagi pria kelima.
Mereka hanya bisa patuh pada perintah Mario dan menerima segala perbuatan pria itu. Sadar betul perjanjian kontrak kerjasama mereka selama menjadi pengedar narkoba.
"Kalau ditanya ya jawab?! Bukan malah diam seperti patung! Apa kalian mau kubuat tidak bisa berbicara, huh?!" bentak Mario dengan suara tinggi membuat mereka berlima gemetar ketakutan.
Semuanya telah bangkit berdiri tegak. Mereka sangat takut pada Mario karena kita itu tidak segan-segan menghabisi mereka atau membuat mereka masuk ke dalam sel penjara.
"Maaf, Bos. Saya tidak tahu kalau mereka mengikuti saya hingga sampai ke Lombok!" ujar Ramli salah satu pengedar narkoba terpercaya Mario.
Sontak mendengar pengakuan pria itu membuat Mario kalang kabut. Dia langsung menghajar Ramli habis-habis. Tidak ada yang menghentikan Mario, karena mereka sendiri takut terkena amukan Mario.
Setelah dirasa puas barulah Mario berhenti. Pria itu menghela nafasnya berat. Dia mengacak-acak rambutnya kasar.
"Untuk saat ini kamu tidak usah bekerja. Pergilah ke perbatasan Thailand dan Kamboja agar mereka tidak bisa menangkapmu. Saat keadaan mulai aman, aku akan menghubungi mu lagi! Anggap saja ini liburan tahunan mu!" dengus Mario dengan nada dingin.
Ramli hanya bisa mengangguk lemah. Mario terpaksa menginap di bar pada malam pengantinnya. Padahal dia sangat ingin kembali menggagahi Kamelia.
"Hais, padahal aku masih ingin main kuda-kudaan," umpat Mario kesal.
*
*
Mentari telah terbit, cahaya keemasan malu-malu memasuki celah jendela kamar hotel yang ditempati oleh Kamelia. Burung berkicau di udara, banyak manusia yang telah beraktivitas dan ada pula yang kembali ke peraduan untuk mengistirahatkan tubuh setelah bekerja saat gelap.
Perlahan pemilik bulu mata lentik itu terbuka. Dia berusaha menyesuaikan pandangannya dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya.
Tubuhnya terasa remuk. Dia segera bangkit duduk. Tak sadar kalau tubuhnya polos tanpa sehelai kain. Penutup mata yang terpasang di matanya semalam lepas saat tidur.
Gadis yang tak lagi perawan itu meregangkan otot-otot tubuhnya. Dia tersentak saat merasakan dingin pada kulitnya.
Segera Kamelia menyibak selimutnya dan ternyata dia tidak memakai apapun. Menghela nafas berat, ketika ingatan semalam muncul dalam benaknya.
Rasa sakit pada bagian intinya masih kentara. Namun, dia tersenyum manis saat mengingat percintaannya dengan Mario yang kedua kalinya. Percintaan yang pertama sangatlah menyakitkan, tetapi, yang kedua terasa nikmat.
Kamelia tak tahu kalau yang kedua itu adalah David — anggota BIN yang memburu suaminya.
"Semoga saja Mas Mario berubah setelah kejadian semalam. Aku harap dia mau menerima ku sebagai istrinya," gumam Kamelia pelan.
Segera dia bangkit dari ranjang melangkah tertatih-tatih masuk ke dalam kamar mandi.
Dia melihat tubuh polosnya di depan cermin. Sangat banyak jejak cinta pada kulit putihnya.
"Ternyata leher Mbak Yanti dulu merah-merah bukan karena di gigit semut. Tapi, di gigit suaminya," ujar Kamelia malu-malu.
Pipinya merona. Bergegas dirinya membasuh dirinya. Membersihkan semua sisa-sisa percintaannya.
*
*
Di sisi lain, Mario telah kembali ke hotel saat merasa keadaan telah aman. Pria itu masuk ke dalam kamarnya untuk mengajak Kamelia pulang. Padahal, rencananya dia ingin menghabiskan bulan madu selama seminggu.
Tetapi, tidak bisa, karena awak BIN berkeliaran di Lombok.
Saat masuk ke dalam kamar dia melihat Kamelia telah rapi dengan busana sopan nya. Sangat anggun di mata Mario, namun pria itu berlagak seperti tak suka, padahal jantungnya berdegup kencang sedari tadi.
"Mas, kamu dari mana saja?" tanya Kamelia lembut disertai senyuman manis terpasang di wajahnya.
"Bukan urusanmu," balas Mario dingin membuat senyuman di wajah Kamelia pudar.
Hati gadis itu terasa sangat sakit. Dia menyangka setelah kejadian semalam sang suami akan berubah lembut.
"Persiapkan dirimu, kita akan kembali ke Jakarta setengah jam lagi!" titah Mario dengan nada dingin.
Kamelia mengerutkan keningnya. Setahu harus itu mereka akan bulan madu seminggu.
"Bukannya seminggu lagi baru kita pulang ya, Mas?"
"Jangan banyak bacot. Kalau aku bilangnya pulang sekarang ya sekarang. Oh atau kau masih betah di sini iya? Belum pernah liburan, karena miskin. Ya sudah, tinggal saja kau di sini biar aku yang membiayai liburanmu. Itung-itung sedekah untuk fakir miskin!" sindir Mario tajam membuat dada Kamelia terasa sesak.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
Lambemuuu kuwii pedesss Banget yaa
2023-04-11
0
Reni
haishhh wong Yo wes mulai ada getar2 lho kok gayae g mau 🤦
2023-04-09
1
Katminten
mulutmu Mario mengandung mercon
2023-04-08
1