PILIHAN SULIT

Wiguna tidak tinggal diam, matanya melotot dan wajahnya memerah. Ia tidak menyukai tindakan Natan yang seperti itu.

“Jika Papa melihatmu melakukan tindakan seperti itu lagi kepada Raya, kamu tidak akan Papa anggap sebagai putra Papa lagi! Keputusan Papa menikahkan kamu dengan Raya tidak bisa diganggu gugat, besok kalian akan menikah di gedung secara tertutup!” teriak Wiguna yang tidak memberikan putranya kesempatan untuk berbicara.

Wiguna mendekati Raya yang masih memegangi kepalanya. Pukulan Natan tidak terlalu keras, tapi hati Raya begitu sakit mendapati perilaku pria yang akan menjadi suaminya itu.

“Nak Raya, kamu tidak apa-apa ‘kan?” tanya pria setengah baya yang rambutnya sudah sebagian memutih.

Raya menggelengkan kepalanya, ia harus berpura-pura tidak apa-apa dan tersenyum palsu kepada presdir Moise Crop itu. “Saya tidak apa-apa Tuan Wiguna.”

“Maafkan perilaku Natan ya, Nak. Mulai sekarang dan sampai seterusnya, Raya panggil saya dengan sebutan Papa ya agar sama dengan Natan.” Begitu lembut suara pria yang memiliki kuasa sejagat kota ini. Sangat berbeda jauh dari putranya yang selalu meninggikan nada dan bersikap semena-mena itu.

Natan menyipitkan kedua bola matanya. Ia tidak mengerti mengapa ayahnya bersikap seolah Raya lebih penting dibanding putranya sendiri.

Wiguna kembali menoleh ke arah Natan. “Mau tidak mau, kamu harus menuruti apa yang Papa perintahkan. Ingat semua ini untuk kebaikanmu, meskipun kamu menganggapnya tidak adil tapi lihatlah nanti, jika pilihan Papa itu benar agar kamu bisa hidup bahagia!”

Hmm!

Natan memejamkan matanya, tak menyahut sama sekali apa yang diperintahkan sang ayah. Wiguna adalah pria yang tidak pernah menghalangi kebahagiaan anaknya. Ini adalah kali pertama ia meminta kepada Natan untuk melakukan perintahnya, kendatipun ia tahu bahwa sang putra akan menyangkal.

“Siap-siap karena besok kita akan berangkat ke gedung Santa Athena. Di sana kamu dan Raya akan mengucap janji suci.”

Ucapan itu terakhir kali Wiguna sampaikan kepada Natan, setelahnya ia meninggalkan Raya dan putranya dalam satu ruangan.

Dengan tatapan yang tidak suka, Natan memastikan ayahnya keluar dari ruang kerjanya terlebih dahulu.

Hmm!

Ia menghembuskan napas dengan kasar, sembari meletakkan kedua tangannya di pinggang. 

Kini ia menatap tajam seraya menyempitkan kedua manik matanya mengarah Raya.

Wanita yang masih duduk di sofa empuk ruang kerja Natan pun menolah dan pandangan mereka saling beradu. Tapi Raya segera menundukkan kepala, karena sangat takut dengan tatapan Natan yang lebih tajam dari seekor elang!

 “Kamu! Apakah kamu yang menghasut Papa untuk melakukan hal ini, hah?” teriak Natan.

Hum!

Glek!

Raya menelan salivanya, lalu dia memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan kembali menjelaskan apa yang sudah dilontarkan tadi kepada Natan. “Saya hanya melakukan hal yang disuruh oleh Tuan Wiguna. Saya juga tidak tahu, kenapa saya berada di sini.”

“Alah!” elak Natan tak percaya.

“Saya tahu gerak-gerik wanita sepertimu! Jangan pikir setelah menikah denganku, kamu akan hidup bahagia!”

Setelah itu Natan segera pergi meninggalkan Raya sendirian di ruangan itu. Dengan wajah kesal dan begitu emosi, Natan menuju ke taman belakang. Ia tidak peduli lagi nantinya apakah wanita yang tak dikenalnya itu akan mengambil hal berharga dari ruang kerjanya?

Ia masih belum mengerti dengan jalan pikir sang ayah. Ia memijat dahi pelan seraya memikirkan perkataan apa yang harus ia ucapkan dengan sang kekasih, yaitu Aurora Batari mengenai situasi sulit ini. 

“Aku tahu pasti Aurora akan membenciku dan tidak bisa menerima hal ini, tapi aku tidak ingin pisah dengannya. Gara-gara wanita kampungan itu, kehidupanku hancur berantakan!” gumam pria yang berusia tiga puluh dua tahun itu.

Tidak ada yang bisa diajak berdiskusi mengenai ini, biasanya satu-satunya orang yang selalu mendengar keluh kesah Natan adalah wanita cantik yang memiliki hati lembut, yaitu ibunya. Tapi lima tahun yang lalu sang ibu terjangkit kanker payudara dan wanita terkasihnya tersebut meninggalkan duka lara di hati pria dewasa ini.

“Mungkin aku akan merahasiakan hal ini dulu, aku tidak ingin mengecewakan dan menyakiti hati Aurora,” tegasnya menatap langit yang dihiasi banyak bintang.

Hatinya kacau tidak seperti langit malam yang tampak begitu indah saat ini. Seandainya ia bisa menentang apa kemauan sang ayah, sudah pasti ia akan mengusir Raya sekarang juga.

Di satu sisi ia tidak ingin waris yang ia miliki jatuh kepada orang tidak tepat. Ia bukan serta merta ingin menjadi penguasa setelah sang ayah tiada. Tapi ada banyak musuh dalam selimut yang akan menjatuhkan perusahaannya, jika ia tidak mengambil alih posisi sang ayah.

Hah!

Natan harus berlapang dada menerima kenyataan yang diputuskan Wiguna. Menurutnya saat ini, tidak masalah jika wanita kampungan itu menjadi istrinya. Tapi asalkan Aurora tidak tahu, dan ia pun berniat setelah menikah akan tinggal sendiri di salah satu rumah milik keluarga Moise yang ada di daerah dekat kantor pusat.

Beberapa jam pria itu sengaja menenangkan pikiran. Dan telpon yang sejak tadi berdering ia biarkan. “Hm, kenapa Aurora menelpon di saat yang tidak tepat? Pasti dia akan marah jika aku tak mengangkatnya.”

Natan meletakkan benda pipih itu di samping telinganya. “Iya Bee ada apa?” tanya Natan dengan memanggil nama kesayangan kekasihnya.

“Kamu kemana saja sih, Sayang? Kenapa kamu tidak menjawab teleponku? Apa kamu sudah bosan denganku?” suara manja seperti anak kecil terdengar menggelegar di dalam benda canggih tersebut.

Pria yang sudah tahu pasti sikap kekanak-kanakan kekasihnya hanya bisa tersenyum. “Maafkan aku Bee. Aku sedang sibuk mengerjakan proposal malam ini.” Kalimat itu terpaksa Natan lontarkan karena mana mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi.

“Tapi tidak seperti sebelum-sebelumnya, kamu pasti akan mengangkat telpon dengan cepat. Sayang, aku ingin mengatakan hal serius kepadamu.”

“Iya katakan saja apa yang ingin kamu katakan, Bee.” Suara Natan begitu lembut kepada Aurora, sang kekasih. Pria itu sembari mengambil jus orange yang ada di samping tempat duduknya,

“Sayang, aku ingin kamu menikahi ku segera. Aku sudah ingin memiliki seorang bayi darimu!” ucap Aurora yang membuat Natan terkejut.

Uhuk! Uhuk!

Minuman yang sudah masuk ke dalam mulutnya pun tersumbar keluar. Ia benar-benar terkejut sekaligus tidak tahu harus menjawab apa kali ini.

“Bee, tunggu dulu. Aku akan berusaha untuk meyakinkan papa agar kita bisa segera menikah,” tangkas Natan yang berusaha keras agar Aurora paham dengan kondisi calon suaminya itu.

Terlebih kini Natan harus dihadapkan dengan Raya!

“Bee, aku akan menghubungimu kembali.” Tidak seperti biasa, Natan langsung menutup telpon tanpa melontarkan kata penuh cinta.

Kepalanya benar-benar berat, seperti ingin meledak!

Hah!

Ia berdiri meninggalkan taman, dan melangkahkan kaki ke ruang kerja. “Apa wanita kampung itu masih di ruanganku?”

Sreeg!

Netra mata Natan menari seperti mencari keberadaan Raya. Jam dinding menunjuk pukul satu dini hari.

“Mana wanita kampung itu?” gerutu Natan seraya manik matanya terus mengawasi sudut ruangan.

“Ayah, tolong jangan lakukan ini kepadaku. Aku akan bekerja dengan baik dan memberikan ayah uang yang banyak ....” Raya tertidur di sofa, mengigau mengenai sang ayah yang selalu membuatnya sengsara.

‘Sudah kuduga, wanita ini pasti memiliki rencana untuk merogoh uang dari keluargaku!’ lirih Natan dalam hati sambil menatap sinis Raya.

Tidak segan-segan ia mengambil gelas yang berisikan air putih untuk menyiram wajah Raya.

“Ah, ada apa ini?” Raya dengan sigap terbangun dan matanya masih merah, celingukan begitu bingung mendapati wajahnya sudah basah.

Raya mendapati Natan yang menatapnya begitu tajam seakan pria itu akan melakukan suatu hal yang mengerikan kepadanya.

***

Bersambung.

Terpopuler

Comments

yelmi

yelmi

maen guyur j nih di Nathan

2023-10-13

0

Suky Anjalina

Suky Anjalina

jangan kejam dong

2023-07-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!