“Kalau begitu, kamu kabur saja dari sini! Biar paman yang menghadapi pria bau tanah itu!” titah Andre meminta Sang keponakan untuk pergi dari rumah.
“Enggak, Paman, Elsa akan tetap menghadapi mereka dan melunasi seluruh utang mereka, agar mama dan papa bisa tenang di dalam kubur sebelum menghadapi sidang di Padang Mahsyar! Jika memang sudah terpaksa maka Elsa akan bersedia menerima pernikahan itu,” sahutnya tegas.
Sebagai anak memang sudah menjadi kewajibannya membayar seluruh utang kedua orang tuanya.
“Elsa, dengarkan paman, apapun yang terjadi kamu jangan pernah mengorbankan dirimu hanya untuk utang kakakku. Paman saja ragu apa orang tuamu memang pernah melakukan kesalahan besar atau nggak hingga harus meminjam uang puluhan juta pada rentenir.” Kata-kata Andre terus saja terngiang di telinganya.
Bahkan sudah tengah malam Elsa pun belum juga bisa tidur, matanya seperti tidak mau diajak berkompromi. Elsa mengantuk tapi matanya tidak mau terpejam, serta hatinya terus-terusan memikirkan bagaimana caranya bisa membayar lunas utang kedua orang tuanya yang terhitung sangatlah banyak.
"Ck, apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak memiliki sepeserpun uang sekarang." Elsa mengeluh, dia tidak biasa mengeluh di depan seseorang, karena itulah ketika dirinya sendiri barulah berani untuk bicara sendiri tentang semua yang terjadi.
Namun, sekarang pikirannya pun jadi buntu, apa pekerjaan yang bisa mendapatkan uang dengan cepat? Sisa enam hari lagi, dirinya harus mencari uang 90 juta agar bisa membayar lunas utang kedua orang tuanya yang jumlahnya memanglah tidak sedikit.
"Kenapa belum tidur, Elsa?" tanya Andre yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Elsa sambil melipat kedua tangannya di atas perut.
"Astaga, Paman? Aku hanya memikirkan hal yang sama seperti apa yang aku pikirkan beberapa jam lalu, rasanya aku ingin segera mendapatkan banyak uang untuk membayar lunas utang orang tuaku." Elsa membalikkan tubuh melihat ke arah sang paman.
Sementara Andre langsung terdiam, semakin dipikirkan lelaki itu pun juga merasa pusing. Apa yang harus dilakukan kedepannya membuat Andre juga merasa tidak enak hati karena dirinya hanyalah menumpang di rumah Elsa.
"Sepertinya aku juga harus mencari pekerjaan, Elsa? Tentu saja untuk membantumu membayar semua utang itu, lagipula aku sudah lama merepotkan kedua orang tuamu," ujar Andre melangkah mendekati keponakannya.
Apa yang Andre katakan sontak membuat Elsa langsung terkejut, tentu saja dia tidak mau kalau sampai Andre bekerja hanya untuk melunasi utang kedua orang tuanya karena semua itu bukanlah tanggung jawab pamannya. Apalagi usia Andre sudah tak lagi muda yang tidak memungkinkan untuk dirinya melakukan pekerjaan berat, jadi mana mungkin Elsa tega membiarkan pamannya itu ikut bekerja hanya demi melunasi hutang kedua orang tuanya.
"Tidak, Paman. Aku tidak mengizinkanmu untuk ikut bekerja hanya demi membantuku, apalagi hanya untuk menyelesaikan masalah dengan rentenir ini, biarkan aku saja yang mencari cara agar semuanya bisa teratasi," sahut Elsa berusaha tetap tersenyum.
"Tapi bagaimanapun juga aku harus membantumu, Elsa. Keadaan kita sekarang sudah sangat terdesak. Apa kamu mau rumah ini berpindah tangan pada rentenir tua itu? Lagian aku nggak mau kamu melunasi utang dengan cara menerima aki-aki itu jadi suamimu!" seru Andre menegaskan.
Sebagai seorang paman, Andre benar-benar tidak akan pernah rela kalau sampai sang keponakan yang masih gadis belia itu dinikahi oleh seorang aki-aki, mana mau dijadikan istri ke empat lagi! Tidak sudi!
Malam itu juga setelah pamannya keluar dari kamar, Elsa terus saja mencari-cari lowongan pekerjaan dan berharap jika dia akan menemukan pekerjaan yang cocok untuknya. Namun, sudah lebih setengah jam lamanya, gadis itu masih tidak mendapatkan pekerjaan yang menurutnya cocok dengan hasil yang diharapkan. Lalu kini dia hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah sambil meletakkan kepala di atas meja.
"Aku harus apa sekarang? Demi Tuhan ini sangat melelahkan, andai jika mama dan papa masih ada … maka hidupku tidak akan seperti ini," monolog Elsa bicara miris.
“Astagfirullah, apa sebenarnya yang terjadi padaku, seperti orang yang tak memiliki iman sama sekali!” sesal Elsa mengusap wajahnya.
Terkadang ada penyesalan yang dirasakannya, jika tahu hidupnya akan begini mungkin dia lebih memilih untuk ikut bersama kedua orang tuanya daripada harus hidup menderita seperti sekarang ini. Memang penyesalan selalu di akhir, apalagi keadaan Elsa yang tidak baik-baik saja membuat wanita muda itu selalu saja berpikiran yang tidak-tidak.
Memang pikirannya kadang kala suka kemana-mana, Elsa tahu jika dirinya sudah tidak bisa berpikiran dengan tenang lagi seperti sebelum-sebelumnya, tapi sekarang bukanlah waktunya untuk terus berdiam diri dan menyesali semua yang sudah terjadi. Dirinya harus kuat!
Beberapa saat kemudian, gadis itu tanpa sengaja membuka sebuah browser yang berisi lapangan pekerjaan diperuntukkan untuk seseorang yang benar-benar membutuhkan uang. Tawarannya memang tidak main-main karena uang yang dijanjikan tidak sedikit, tertarik? Tentu saja Elsa begitu tertarik dengan jumlah uang yang akan diberikan ketika semua persyaratan sudah dipenuhi, namun Elsa belum membaca keseluruhan dari semua syarat-syarat yang telah ditentukan.
"Memberikan rahim Anda secara deal tanpa adanya perseteruan setelah semua disetujui …?" Elsa mematung setelah bibirnya membaca iklan sedikit tak masuk akal itu.
Sang gadis merasa tidak mengerti dengan lowongan pekerjaan yang menurutnya tidaklah biasa karena yang diminta adalah memberikan rahim? Tentu saja Elsa dibuat tidak mengerti karena dirinya tidak pernah melakukan hal semacam itu.
Namun, tawaran uang yang begitu besar membuat Elsa cukup tertarik, dia tahu jika browser yang dia buka bukanlah browser biasa tapi meskipun begitu Elsa tidak memperdulikannya, karena yang dia pedulikan sekarang adalah bagaimana caranya bisa mendapatkan banyak uang dengan cepat.
Dengan keteguhan hatinya, Elsa menyalin nomor yang tertera, lalu menghubungi nomor itu dan beberapa saat kemudian suara wanita yang cukup berumur menyahut sapaan Elsa.
[Selamat malam, ini dengan siapa?]
Suara tegas seorang wanita yang telah berumur terdengar menyapanya.
"Saya Elsa, Nyonya. Saya baru saja membaca apa yang anda share lewat internet. Apakah semua itu benar?” tanya Elsa untuk memastikan.
[Ya, benar. Apa kamu tertarik untuk mengisi lowongan luar biasa dari saya? Jika benar, kamu persiapkan segala persyaratan yang telah saya berikan! Ini bukan main-main karena mempertaruhkan nama baik keluarga saya, jadi kamu harus saya seleksi terlebih dahulu]
“Apakah jika semua syarat sudah ada dan disetujui, saya bisa langsung ke rumah yang alamatnya sudah Anda beritahu tadi?" Pertanyaaan Elsa berangsur lebih dalam lagi, karena wanita paruh baya itu juga menjelaskan pada intinya, tentu saja jika Elsa tertarik maka dia harus datang ke alamat yang sudah dia beritahu.
[Ya, kamu harus datang ke sini tanpa membawa apa pun kecuali syarat yang saya butuhkan! Ingat satu hal, kalau kamu sudah bersedia menyewakan rahimmu untuk anak saya maka jangan harap bisa lepas dari keluarga saya dengan mudah! Imbalan besar tentu harus memiliki konsekuensi yang sepadan!]
"Baiklah Nyonya, saya akan memikirkannya semalam ini dan besok saya akan memberikan jawabannya," sahut Elsa masih dalam rasa ragu.
Gadis itu masih belum tau apa hukumnya mengandung benih dari seorang lelaki yang bukan suaminya tapi apakah dia salah karena himpitan ekonomi yang seakan ingin membunuhnya? Elsa juga belum tau bagaimana sistem yang harus dilakukan untuk mengandung anak seorang pria tanpa harus bersentuhan.
[Saya akan menunggumu besok pagi di rumah, karena setelah itu tidak ada lagi kesempatan untukmu sebab saya akan membuka kesempatan buat pelamar yang lain! Jadi segera kamu pikirkan apa tujuanmu melakukan semua ini karena saya yakin kalau kamu melakukan ini semua pasti karena sudah terdesak biaya hidup]
Sialan memang, sang nyonya dengan mudah bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran Elsa. Oh Tuhan … kenapa Engkau tidak mengirimkan hujan uang agar bisa melunasi seluruh hutangnya?
“Baiklah, Nyonya, besok saya akan memberikan jawabannya,” pungkas Elsa sebelum menutup panggilan telepon.
[Kalau kamu datang kesini, bagaimanapun susahnya keuanganmu maka saya akan langsung membantumu!]
Perkataan terakhir dari sang nyonya sungguh sangat menggiurkan tapi kenapa Elsa malah merasa bimbang. Apakah benar apa yang dilakukannya sekarang?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
candra rahma
tp hrs nikah ya elsa walau dgn cara tdk bersentuhan jangan mau klo tdk dgn cara yg di ridoi Allah biar bagaimanapun itu anak darah daging mu sendiri
2023-04-05
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
penasaran caranya bikin debay tanpa sentuhan,pake program bayi tabung kah?
2023-04-05
0