Bab. 2. Berhentilah Dari Pekerjaan.

"Ibu!"

Aksa mengusap wajahnya dengan kasar. Entah harus seperti apa lagi dia bicara dengan sang ibu untuk memahami keadaan saat ini. Perihal anak, tentu saja menjadi urusan Tuhan. Sementara mereka, hanya bisa berusaha saja.

Hyuna yang mendengar suara keributan tentu saja terbangun dari tidurnya. Dia beranjak keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi, dan dia mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh sang mertua.

Aksa yang akan kembali ke dalam kamar terkejut saat melihat keberadaan Hyuna di ujung tangga. "D-Dek? Kau sudah bangun?"

Hyuna tersenyum ke arah Aksa yang berjalan ke arahnya, sementara Mona yang melihatnya langsung memalingkan wajah.

"Kenapa sudah bangun? Tidur saja lagi," ucap Aksa sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.

"Berisik gitu, emang siapa yang bisa tidur, Mas." Hyuna beranjak menuruni anak tangga membuat Aksa kembali mengikutinya.

Hyuna bukannya tidak peduli atau pun tidak sakit hati dengan apa yang mertuanya katakan. Hanya saja dia sudah kebal dengan ucapan seperti itu, karena setiap datang mertunya selalu membahas tentang anak dan anak tidak ada habisnya. Memangnya siapa sih, wanita yang tidak ingin punya anak?

Mona melirik Hyuna dengan sinis. "Bangun juga, kau?"

Hyuna tersenyum manis lalu duduk di hadapan sang mertua. "Ya, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?" Dia menyilangkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain seperti seorang bos.

"Istri macam apa kamu, yang jam segini baru bangun?" ucap Mona dengan ketus dan juga pedas.

"Bu!" Aksa kembali menegur ibunya agar tidak mencari keributan. Ingin sekali dia mengusir wanita paruh baya itu saat ini juga, tetapi nanti dianggap durhaka dan dikutuk menjadi batu.

"Istri yang lelah karena sudah seharian bekerja, Ibu."

"Halah. Selalu itu saja yang kau jadikan alasan untuk kemalasanmu, dasar tidak tau diri!"

Hyuna mengepalkan tangannya dengan erat. Dia bukan wanita lemah yang selalu bisa ditindas, tetapi jika lawannya sang mertua. Dia juga tidak bisa melawannya dengan keras.

"Pokoknya ibu tidak mau tau, Hyuna. Berhenti dari pekerjaanmu atau cerai dari Aksa."

"Apa?"

Baik Aksa maupun Hyuna sama-sama terkejut dengan apa yang Mona katakan. "Ibu bicara apa, sih?" Aksa menatap ibunya dengan tajam.

"Ibu bicara apa kau bilang? Ibu bicara demi kebaikanmu, Aksa. Mau jadi apa kalian jika tidak punya keturunan, hah?"

"Ini masih 4 tahun, Bu. Bukannya 10 tahun atau 20 tahun. Kami masih punya banyak waktu untuk-"

"Diam kamu!" Mona menunjuk ke arah Hyuna membuat ucapannya terpaksa berhenti. "Pokoknya berhenti dari pekerjaanmu dan diam di rumah, fokus saja pada program kehamilan. Apa kau paham?"

Hyuna menghela napas kasar dengan penuh kesal. Sudah bertahun-tahun dia menjadi seorang koki, masa harus berhenti begitu saja?

"Menurut Mas apa yang ibu katakan itu benar, Dek."

Hyuna langsung menatap Aksa dengan tajam. "Maksudmu apa, Mas? Kau menyuruhku untuk berhenti kerja juga, hah?" Dia benar-benar tidak percaya.

"Bukan begitu, Sayang. Aku cuma kasihan melihatmu terlalu lelah, tubuhmu kan juga butuh istirahat. Jadi, lebih baik kau di rumah saja."

"Tapi aku tidak apa-apa, Mas. Aku bisa-"

"Lihat, wanita keras kepala ini memang tidak mau mendengar siapapun. Jangankan mendengarkan ibu, mendengarkan kau aja dia tidak mau, Aksa. Untuk apa lagi wanita seperti dia kau pertahankan."

Hyuna beranjak pergi dari tempat itu sebelum kesabarannya benar-benar habis. Bukankah mereka sudah sangat keterlaluan sekali padanya?

"Hyuna, tunggu-"

"Mau ke mana kau, Aksa. Ibu belum selesai bicara."

Aksa yang sudah berbalik dan hendak mengikuti Hyuna terpaksa menahan langkahnya, dia lalu kembali menoleh ke arah samg ibu. "Cukup, Bu. Ibu sudah keterlaluan. Lebih baik Ibu pulang sekarang juga, sebelum keributan semakin besar."

"Kau mengusir ibu?" Mona menatap putranya dengan sayu. Dia tidak menyangka jika putranya sendiri tega mengusirnya.

"Bukan seperti itu, Bu."

Aksa menjambak rambutnya dengan frustasi. Dia jadi merasa serba salah. Dia tahu jika tidak seharusnya ibunya berkata seperti itu pada Hyuna, tetapi wanita itu juga terlalu keras kepala.

"Ibu tidak menyangka kalau putra ibu satu-satunya tega mengusir ibunya sendiri." Mona memulai drama dan terisak pilu.

Aksa mendekati sang ibu lalu memeluknya. "Maafkan aku, Bu. Tadi aku tidak bermaksud untuk mengusir Ibu, aku hanya terbawa emosi."

Mona menganggukkan kepalanya. "Ibu tau jika anak ibu tidak seperti itu. Tapi, kau bisakan menuruti apa kata Ibu?" Dia menatap Aksa dengan mata berkaca-kaca.

Aksa kembali terdiam dengan helaan napas kesal. "Baiklah. Nanti aku akan membicarakannya dengan Hyuna."

Mona mengangguk senang dengan bibir melengkung bak bulan sabit. Kemudian dia beranjak kembali ke rumahnya setelah melakukan apa yang dia inginkan.

Setelah melihat ibunya pergi, Aksa beranjak untuk kembali menemui Hyuna yang berada di dalam kamar.

"Dek!" panggil Aksa sambil melangkah masuk ke dalam kamar.

Hyuna yang berada di atas ranjang bergeming dan tidak menghiraukan kedatangan sang suami.

"Dek, mengertilah dengan kekhawatiran kami. Ibu juga sangat mengkhawatirkanmu, makanya dia jadi seperti itu. Tidak ada salahnya 'kan, jika kau berhenti kerja?"

Hyuna tetap diam sambil menenggelamkan kepalanya di bantal, tentu saja hatinya sakit dengan apa yang mereka katakan.

"Dek, bicaralah." Aksa menggoyangkan tubuh Hyuna sampai akhirnya wanita itu beranjak duduk.

"Aku juga ingin punya anak, Mas. Memangnya ini salahku, jika sampai sekarang aku tidak punya anak? Kenapa ibu selalu mengatakan kalau aku mandul?" Air mata Hyuna keluar juga, padahal sejak tadi dia mencoba untuk bertahan.

Aksa memeluk tubuh Hyuna dengan erat. "Itu sebabnya ikuti saja apa yang ibu katakan, Dek. Mungkin dengan istirahat akan baik untuk kesehatanmu, sehingga peluang untuk punya anak semakin besar. Bukannya Dokter menyuruhmu untuk banyak istirahat?"

Hyuna terdiam. Apa yang Aksa katakan itu benar, tapi tidak rela rasanya jika harus keluar dari pekerjaan yang sudah bertahun-tahun di jalani.

"Aku mohon, hem?"

Hyuna menghela napas kasar. "Baiklah, Mas. Aku akan mengundurkan diri."

Tbc.

Terpopuler

Comments

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

tetap sabar ya kalau ngak kerja makin mudah ibu mertua memarahi.

2024-04-26

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

ya,,, kalau gak kerja makin ditindas lah

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Paksaan Untuk Mempunyai Anak.
2 Bab. 2. Berhentilah Dari Pekerjaan.
3 Bab. 3. Annyversary.
4 Bab. 4. Permintaan Menginap.
5 Bab. 5. Perjuangan Anak Perantauan.
6 Bab. 6. Keributan di Pagi Hari.
7 Bab. 7. Aku Tidak Pernah Menyakiti.
8 Bab. 8. Kebohongan Pertama.
9 Bab. 9. Pembelaan Ruby.
10 Bab. 10. Restoran Jepang.
11 Bab. 11. Kejutan Tak Terduga.
12 Bab. 12. Tidak Ada Lagi Alasan.
13 Bab. 13. Berselimut Luka.
14 Bab. 14. Bukan Mengkhianati, Hanya Nikah Siri.
15 Bab. 15. Aku Serahkan Semuanya Padamu.
16 Bab. 16. Biarkan Aku yang Mengalah.
17 Bab. 17. Inilah Jawabannya.
18 Bab. 18. Pulang Kampung.
19 Bab. 19. Mencari ke Semua Tempat.
20 Bab. 20. Kehebatan Sebuah Do'a.
21 Bab. 21. Kehidupan di Desa.
22 Bab. 22. Kemarahan Seorang Ibu.
23 Bab. 23. Baiklah, Kita Akan Bercerai.
24 Bab. 24. Mengambil Barang-barang.
25 Bab. 25. Cemburu Tidak Menentu.
26 Bab. 26. Tangisan Anak Kecil.
27 Bab. 27. Penjemputan Wildan.
28 Bab. 28. Pesanan Makan Siang.
29 Bab. 29. Bertanya-tanya.
30 Bab. 30. Membalas Bantuan.
31 Bab. 31. Awasi Dia!
32 Bab. 32. Berita Tidak Terduga.
33 Bab. 33. Salah Paham yang Membangongkan.
34 Bab. 34. Daftar Ulang.
35 Bab. 35. Baru VS Lama.
36 Bab. 36. Undangan Pesta.
37 Bab. 37. Keluarga Vicky.
38 Bab. 38. Sidang Putusan Akhir.
39 Bab. 39. Pemimpin Rapat.
40 Bab. 40. Gangguan Oma Vanes.
41 Bab. 41. Bercanda yang Sangat Amazing.
42 Bab. 42. Rasa Sakit di Masa Lalu.
43 Bab. 43. Harga Diri Seorang Wanita.
44 Bab. 44. Keributan di Restoran.
45 Bab. 45. Berlebihan Itu Tidak Baik.
46 Bab. 46. Cinta dan Bod*h Beda Tipis.
47 Bab. 47. Pemandangan Luar Biasa.
48 Bab. 48. Menjenguk Tuan Besar.
49 Bab. 49. Tidak Bisa Dibiarkan.
50 Bab. 50. Kekhawatiran Seorang Adik.
51 Bab. 51. Kemarahan Mona.
52 Bab. 52. Hilang Kendali.
53 Bab. 53. Tidak Sadarkan Diri.
54 Bab. 54. Terlalu Lelah.
55 Bab. 55. Keadaan Kritis.
56 Bab. 56. Jangan Panggil Aku Tuan!
57 Bab. 57. Apa yang Ditanam, Itu yang Akan Dituai.
58 Bab. 58. Kembali ke Rumah.
59 Bab. 59. Sudah Putus Hubungan.
60 Bab. 60. Aku Tidak Akan Membiarkannya.
61 Bab. 61. Merasa Sangat Terpukul.
62 Bab. 62. Salah Paham.
63 Bab. 63. Jangan Rendahkan Harga Diri Karena Cinta.
64 Bab. 64. Kebingungan Yudha.
65 Bab. 65. Cinta yang Tak Terbalas.
66 Bab. 66. Kemarahan yang Tidak Tertahankan.
67 Bab. 67. Kekecewaan Vicky.
68 Bab. 68. Pengakuan Setelah Penantian Panjang.
69 Bab. 69. Malam yang Merepotkan.
70 Bab. 70. Susahnya Mencari Uang.
71 Bab. 71. Kegelisahan Vicky.
72 Bab. 72. Permintaan Aksa.
73 Bab. 73. Pikirkan Saja Kehidupanmu Sendiri.
74 Bab. 74. Kunjungan ke Perusahaan.
75 Bab. 75. Merasa Selalu dipaksa.
76 Bab. 76. Nyonya Kevlar Riandra.
77 Bab. 77. Bakat Terpendam Tukang Gosip.
78 Bab. 78. Kelicikan Harus dibalas.
79 Bab. 79. Menyebut Satu Nama.
80 Bab. 80. Perang Antara Kakak dan Adik.
81 Bab. 81. Persiapan Pulang Kampung.
82 Bab. 82. Bukti Kebaikan Hati Vicky.
83 Bab. 83. Cara Untuk Menyadarkannya.
84 Bab. 84. Aku Juga Merasakan Hal yang Sama.
85 Bab. 85. Bertemu Dengan Semua Keluarga.
86 Bab. 86. Hangat dan Menenangkan.
87 Bab. 87. Kejadian Memalukan di Masa Lalu.
88 Bab. 88. Ungkapan Perasaan yang Terdalam.
89 Bab. 89. Satu Langkah Kepastian.
90 Bab. 90. Tugas di Malam Hari.
91 Bab 91. Ucapan Selamat Malam.
92 Bab. 92. Cinta Itu Tidak Salah.
93 Bab. 93. Pertunjukan yang Luar Biasa.
94 Bab. 94. Akhir yang Sangat Menyakitkan.
95 Bab. 95. Kedudukan Semua Manusia Sama.
96 Bab 96. Memberi Pelajaran.
97 Bab. 97. Rencana Buruk.
98 Bab. 98. Kesibukan Calon Pengantin.
99 Bab. 99. Keanehan yang Terjadi.
100 Bab. 100. Hari yang ditunggu-tunggu.
101 Bab 101. Mohon Ditahan Ya.
102 Bab. 102. Entah Apa yang Terjadi.
103 Bab.103. Resepsi Pernikahan Termegah.
104 Bab. 104. Perkara Malam Pertama.
105 Bab 105. Malam Penuh Cinta.
106 Bab. 106. Bulan Penuh Madu.
107 Bab. 107. Bukan Bulan Madu.
108 Bab. 108. Netizen Julid.
109 Bab 109. Berbuat Onar.
110 Bab. 110. Kantor Polisi.
111 Bab. 111. Serangan Panik.
112 Bab.112. Liburan Ala Wildan
113 Bab.113. Dunia Terasa Milik Berdua.
114 Bab. 114. Hadiah Pernikahan.
115 Bab. 115. The Real Love.
116 Bab. 116. Kebahagiaan Semua Orang.
117 Bab. 117. Akhir Dari Kebaikan (Tamat).
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab. 1. Paksaan Untuk Mempunyai Anak.
2
Bab. 2. Berhentilah Dari Pekerjaan.
3
Bab. 3. Annyversary.
4
Bab. 4. Permintaan Menginap.
5
Bab. 5. Perjuangan Anak Perantauan.
6
Bab. 6. Keributan di Pagi Hari.
7
Bab. 7. Aku Tidak Pernah Menyakiti.
8
Bab. 8. Kebohongan Pertama.
9
Bab. 9. Pembelaan Ruby.
10
Bab. 10. Restoran Jepang.
11
Bab. 11. Kejutan Tak Terduga.
12
Bab. 12. Tidak Ada Lagi Alasan.
13
Bab. 13. Berselimut Luka.
14
Bab. 14. Bukan Mengkhianati, Hanya Nikah Siri.
15
Bab. 15. Aku Serahkan Semuanya Padamu.
16
Bab. 16. Biarkan Aku yang Mengalah.
17
Bab. 17. Inilah Jawabannya.
18
Bab. 18. Pulang Kampung.
19
Bab. 19. Mencari ke Semua Tempat.
20
Bab. 20. Kehebatan Sebuah Do'a.
21
Bab. 21. Kehidupan di Desa.
22
Bab. 22. Kemarahan Seorang Ibu.
23
Bab. 23. Baiklah, Kita Akan Bercerai.
24
Bab. 24. Mengambil Barang-barang.
25
Bab. 25. Cemburu Tidak Menentu.
26
Bab. 26. Tangisan Anak Kecil.
27
Bab. 27. Penjemputan Wildan.
28
Bab. 28. Pesanan Makan Siang.
29
Bab. 29. Bertanya-tanya.
30
Bab. 30. Membalas Bantuan.
31
Bab. 31. Awasi Dia!
32
Bab. 32. Berita Tidak Terduga.
33
Bab. 33. Salah Paham yang Membangongkan.
34
Bab. 34. Daftar Ulang.
35
Bab. 35. Baru VS Lama.
36
Bab. 36. Undangan Pesta.
37
Bab. 37. Keluarga Vicky.
38
Bab. 38. Sidang Putusan Akhir.
39
Bab. 39. Pemimpin Rapat.
40
Bab. 40. Gangguan Oma Vanes.
41
Bab. 41. Bercanda yang Sangat Amazing.
42
Bab. 42. Rasa Sakit di Masa Lalu.
43
Bab. 43. Harga Diri Seorang Wanita.
44
Bab. 44. Keributan di Restoran.
45
Bab. 45. Berlebihan Itu Tidak Baik.
46
Bab. 46. Cinta dan Bod*h Beda Tipis.
47
Bab. 47. Pemandangan Luar Biasa.
48
Bab. 48. Menjenguk Tuan Besar.
49
Bab. 49. Tidak Bisa Dibiarkan.
50
Bab. 50. Kekhawatiran Seorang Adik.
51
Bab. 51. Kemarahan Mona.
52
Bab. 52. Hilang Kendali.
53
Bab. 53. Tidak Sadarkan Diri.
54
Bab. 54. Terlalu Lelah.
55
Bab. 55. Keadaan Kritis.
56
Bab. 56. Jangan Panggil Aku Tuan!
57
Bab. 57. Apa yang Ditanam, Itu yang Akan Dituai.
58
Bab. 58. Kembali ke Rumah.
59
Bab. 59. Sudah Putus Hubungan.
60
Bab. 60. Aku Tidak Akan Membiarkannya.
61
Bab. 61. Merasa Sangat Terpukul.
62
Bab. 62. Salah Paham.
63
Bab. 63. Jangan Rendahkan Harga Diri Karena Cinta.
64
Bab. 64. Kebingungan Yudha.
65
Bab. 65. Cinta yang Tak Terbalas.
66
Bab. 66. Kemarahan yang Tidak Tertahankan.
67
Bab. 67. Kekecewaan Vicky.
68
Bab. 68. Pengakuan Setelah Penantian Panjang.
69
Bab. 69. Malam yang Merepotkan.
70
Bab. 70. Susahnya Mencari Uang.
71
Bab. 71. Kegelisahan Vicky.
72
Bab. 72. Permintaan Aksa.
73
Bab. 73. Pikirkan Saja Kehidupanmu Sendiri.
74
Bab. 74. Kunjungan ke Perusahaan.
75
Bab. 75. Merasa Selalu dipaksa.
76
Bab. 76. Nyonya Kevlar Riandra.
77
Bab. 77. Bakat Terpendam Tukang Gosip.
78
Bab. 78. Kelicikan Harus dibalas.
79
Bab. 79. Menyebut Satu Nama.
80
Bab. 80. Perang Antara Kakak dan Adik.
81
Bab. 81. Persiapan Pulang Kampung.
82
Bab. 82. Bukti Kebaikan Hati Vicky.
83
Bab. 83. Cara Untuk Menyadarkannya.
84
Bab. 84. Aku Juga Merasakan Hal yang Sama.
85
Bab. 85. Bertemu Dengan Semua Keluarga.
86
Bab. 86. Hangat dan Menenangkan.
87
Bab. 87. Kejadian Memalukan di Masa Lalu.
88
Bab. 88. Ungkapan Perasaan yang Terdalam.
89
Bab. 89. Satu Langkah Kepastian.
90
Bab. 90. Tugas di Malam Hari.
91
Bab 91. Ucapan Selamat Malam.
92
Bab. 92. Cinta Itu Tidak Salah.
93
Bab. 93. Pertunjukan yang Luar Biasa.
94
Bab. 94. Akhir yang Sangat Menyakitkan.
95
Bab. 95. Kedudukan Semua Manusia Sama.
96
Bab 96. Memberi Pelajaran.
97
Bab. 97. Rencana Buruk.
98
Bab. 98. Kesibukan Calon Pengantin.
99
Bab. 99. Keanehan yang Terjadi.
100
Bab. 100. Hari yang ditunggu-tunggu.
101
Bab 101. Mohon Ditahan Ya.
102
Bab. 102. Entah Apa yang Terjadi.
103
Bab.103. Resepsi Pernikahan Termegah.
104
Bab. 104. Perkara Malam Pertama.
105
Bab 105. Malam Penuh Cinta.
106
Bab. 106. Bulan Penuh Madu.
107
Bab. 107. Bukan Bulan Madu.
108
Bab. 108. Netizen Julid.
109
Bab 109. Berbuat Onar.
110
Bab. 110. Kantor Polisi.
111
Bab. 111. Serangan Panik.
112
Bab.112. Liburan Ala Wildan
113
Bab.113. Dunia Terasa Milik Berdua.
114
Bab. 114. Hadiah Pernikahan.
115
Bab. 115. The Real Love.
116
Bab. 116. Kebahagiaan Semua Orang.
117
Bab. 117. Akhir Dari Kebaikan (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!