"Loh tumben Ayah jam segini ada dirumah, biasanya masih di restoran?" Tanya Key yang baru saja sampai diantarkan oleh Nada, dari kejauhan ia sudah melihat ayahnya tampak mondar-mandir di pelataran rumah.
"Em, Key masuk masuk ganti pakaiannya dulu ya, Ayah mau ngomong sebentar sama Tante Nada." Jawab Farhan sambil mengusap pucuk kepala putrinya.
Key menatap Nada dan ayahnya bergantian kemudian mengangguk," Iya Yah," ucapnya lalu berlari pelan masuk ke dalam rumah namun sesekali ia menoleh ke belakang, ia menjadi penasaran apa yang ingin dibicarakan ayahnya dengan tante Nada.
Setelah memastikan jika putrinya telah masuk ke rumah, Alfan mengajak Nada untuk duduk di kursi yang tersedia di teras rumah. Nada pun mengangguk kemudian mengikuti Alfan.
"Apa yang Mas Alfan ingin bicarakan denganku?" Tanya Nada setelah duduk di kursi yang bersebelahan dengan Alfan.
"Ini tentang Farhan." Jawab Alfan, dan Nada langsung menundukkan kepalanya, ia tahun bukan hanya mama Sarah yang menentang pernikahan kedua suaminya tetapi keluarganya yang lain termasuk juga Alfan.
"Kenapa kamu membiarkan Farhan menikah lagi, Nada, kenapa kamu tidak mencegah dia?"
"Aku tidak akan bisa mencegah Mas Farhan menikah lagi, Mas, karena sebenarnya akulah orang ketiga diantara Mas Farhan dan Kania. Mereka sudah menjalin hubungan sejak lama." Ujar Nada dengan lirih.
"Apapun alasan Farhan, tetap saja itu tidak bisa diterima, Nada. Sebaiknya kamu meminta cerai darinya, untuk apa kamu mempertahankan rumah tangga yang tidak sehat." Ujar Alfan, nafasnya nampak naik turun, ia benar-benar tidak bisa terima dengan perlakuan Farhan terhadap Nada.
"Maaf, Mas, aku juga tidak bisa menceraikan Mas Farhan."
"Kenapa, Nada?" Tanya Alfan, ia menatap Nada tak percaya. Sudah jelas pernikahan yang dijalaninya tidak sehat tetapi kenapa tidak ingin berpisah.
Nada menghela nafasnya dengan panjang sembari menunduk, "Aku tahu apa yang dilakukan Mas Farhan itu salah, tapi semuanya sudah terlanjur, dan bagaimanapun juga sekarang Mas Farhan adalah Suamiku. Aku sebagai istri hanya ingin berbakti kepada Suamiku." Ujarnya.
"Dengan mengizinkan Farhan menikah lagi?"
Nada hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Dan Alfan langsung menyandarkan tubuhnya sembari menghela nafas berat. Sungguh apa yang diputuskan Nada membuat dirinya juga merasa sakit. Jika saja Nada mau meninggalkan Farhan, ia akan dengan senang hati mengulurkan tangannya untuk menyambut Nada. Namun, kenyataannya Nada sama sekali tidak ingin meninggalkan suaminya itu.
.
.
.
Nada yang sedang berada di dapur memasak untuk makan malam, dikagetkan dengan suara teriakkan Farhan yang menggema memanggil namanya.
Buru-buru ia mematikan komputer lalu menghampiri suaminya yang kini berada di ruang tengah, berdiri dengan kedua tangan bertengger di pinggang serta menatapnya dengan tajam.
"Mas Farhan sudah pulang?" Dengan senyumnya Nada menghampiri sang suami, namun seketika senyumnya surut ketika hendak mencium tangan Farhan, suaminya itu malah menepis tangannya dengan kasar.
"Mas, ada apa?"
"Sudah Nada, aku tidak mau berbasa-basi lagi. Kamu tahu sendiri pernikahan ku dan Kania hanya tinggal beberapa hari lagi, dan aku mau hari ini juga kamu meninggalkan rumah ini." Ujar Farhan langsung pada intinya.
"Tapi, Mas, kenapa harus hari ini? Biarkan aku disini sampai hari pernikahan Mas Farhan dan Kania. Kalau aku pergi hari ini bagaimana dengan Mas Farhan, tidak ada yang akan memasak untuk...
"Udah stop," ujar Farhan memotong ucapan Nada. "Kamu tidak perlu memikirkan apapun tentang ku, setelah aku menikah dengan Kania dia pasti akan mengurus ku dengan baik. Jadi lebih baik sekarang kamu bersiap-siap pergi dari sini, dan jangan sampai ada satupun barang mu yang tertinggal disini dan membuat Kania akan menjadi curiga." Lanjutnya memperingati.
Dan Nada pun hanya bisa mengangguk kemudian pergi ke kamar untuk membereskan semua barang-barangnya.
Tak lama kemudian, Farhan menyusul ke kamar untuk memastikan jika tidak ada satupun barang Nada yang tertinggal.
Setelah merapikan semua barang-barangnya, Nada menghampiri Farhan yang duduk dengan santainya di sofa dan menatapnya dengan datar. Ia meminta izin untuk menyelesaikan masakannya sebelum pergi karena mungkin ini adalah masakan terakhirnya untuk Farhan.
Di sela-sela memasak tanpa sadar air matanya terjatuh, namun dengan cepat ia mengusapnya. Tak seharusnya ia menangis karena ini semua sudah menjadi keputusannya, bertahan di sisi pria yang dicintainya itu dengan segala rasa yang akan ia tanggung sendiri. Terlebih kini ia akan tinggal terpisah dengan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Jetva
ASTAGAAAAA.....MANUSIA APA PATUNG SIH...?? KAMU ITU GUOOOOOB*******KK TINGKAT DEWA NADAAAA😈😈😈ANDAI KAU TETANGGAKU SUDAH KUPANGGIL USTADZA UTK RUWAT KAMU..PEMAHAMAN KAMU TENTANG BAKTI KEPADA SUAMI ITU SANGAT DANGKAL N SALAH ARAH ...
2024-07-13
1
Fitrian Delli
bodoh byk lelaki lain dasar
2024-06-24
1
Neti Herawati
cinta sih cinta tapi jgn oon gitu donk nadia, belajarlah untuk ikhlas melepas farhan, kelak kamu akan bahagia walaupun tidak dengan farhan
2024-05-30
0