Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)

Beberapa hari kemudian, Meng Lusi mendapat kabar baru dari orang desa yang bergosip. Sebuah rumah akan dibangun di sebuah lahan kosong yang sebenarnya tak jauh dari keberadaan rumah Meng Lusi. Lahan kosong itu sebelumnya milik kepala desa.

Menurut mereka, orang yang membangun rumah itu berasal dari ibu kota. Belum lagi, identitasnya juga tidak biasa. Jadi bagaimana mungkin penduduk desa tidak gempar saat itu terjadi?

“Siapa yang kira-kiranya pindah ke tempat kecil seperti ini?” gumamnya.

Tak lama, Cheng Ao datang untuk memberi tahu kabar ini.

“Lulu, apakah kamu sudah mendengar angin?” tanyanya.

“Ayah Angkat.” Meng Lusi mengangguk. “Siapa yang membangun rumah di sebelah?”

Cheng Ao menghela napas. “Ini raja perang negara kita yang paling mulia, Pangeran Shin Kaichen.”

“Kaichen?” Meng Lusi terkejut. Nama ini tampak tidak asing, pikirnya.

Ular putih spiritual yang ada di bahunya memberi tahu. “Tuan, ini pria yang membeli semua ikan kukusmu beberapa hari lalu,” katanya.

Ternyata dia? Meng Lusi lebih terkejut lagi. Pria bangsawan itu ternyata Shin Kaichen yang paling ditakuti oleh musuh dan rakyat. Bahkan reputasinya terkenal sebagai raja yang dingin dan terasing.

Kenapa datang ke tempat kecil seperti ini?

Sunni si ular putih spiritual berkata lagi jika pria itu memiliki racun dingin di tubuhnya. Sekarang Meng Lusi menebak jika Shin Kaichen mungkin ingin memulihkan racun dinginnya di Desa Awan.

Siapa sih yang tidak tahu tentang Shin Kaichen? Pria itu bahkan tak bisa menyembunyikan identitasnya saat datang ke desa ini. Sungguh berani.

“Pembangunan rumah sudah dimulai. Dalam waktu dekat, rumah itu akan jadi. Ketika pangeran datang, situasi desa mungkin akan berubah.” Cheng Ao memikirkan reputasi desa yang cukup baik. Bisakah menjadi lebih baik?

“Tapi membangun rumah pada musim dingin seperti ini, bukankah kurang baik?” Meng Lusi menebak.

Cuaca sangat dingin di luar, bisakah pembangunan rumah berjalan lancar.

Cheng Ao menghela napas lagi. “Orang kaya punya banyak uang. Apa yang tidak mungkin?” gumamnya.

Kali ini Meng Lusi terdiam. Benar juga. Seorang pangeran pasti punya banyak uang, apa lagi raja perang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ketika rumah baru jadi, itu satu bulan kemudian. Pengerjaannya memang agak lambat karena terhambat oleh cuaca. Rumah itu tidak terlalu besar atau megah namun masih yang terbaik di desa. Meng Shilan dan Meng Shuya penasaran dengan pemilik rumah itu hingga memperhatikannya dari halaman.

“Kalian berdua jangan sampai kedinginan.” Meng Lusi berdiri di ambang pintu dan menatap keduanya.

“Bu, kakek bilang tetangga baru akan datang hari ini.” Meng Shuya memberi tahu.

“Hari ini?” Meng Lusi juga penasaran.

Memang tak lama setelah itu, beberapa kereta kuda datang dengan banyak barang. Kereta yang lebih mewah dan berbeda pasti milik raja perang Shin Kaichen, pangeran keenam saat ini.

Meng Lusi hanya ingin memastikan apakah itu benar-benar pria yang membeli semua ikan kukus miliknya atau bukan.

Ketika seorang pria keluar kereta, tebakan Meng Lusi memang benar. Ini pria yang membeli semua ikan kukus hari itu. Ternyata dia. Karena Shin Kaichen memakai topeng, tak ada yang tahu identitasnya saat itu.

Sekarang Shin Kaichen muncul tanpa topeng, Meng Lusi juga sedikit aneh. Rasanya dia pernah melihat pria itu terutama wajahnya. Tapi ….

“Bu, apakah itu paman yang membeli ikan kukus kita sebelumnya?” tanya Meng Shilan.

“Ya.” Meng Lusi terkejut karena anaknya juga mengenali pria itu tanpa topeng.

Sejak saat itu, mereka tak pernah melihatnya lagi. Belum lagi Meng Lusi juga jarang menjual sesuatu. Semua barang yang dia masak atau buat akan dijual oleh orang lain. Ia hanya perlu menerima hasilnya.

Sekarang Shin Kaichen datang ke Desa Awan untuk memulihkan diri. Siapa tahu dia ternyata memiliki racun dingin. Bukankah agak disayangkan? Seorang raja perang yang dihormati banyak orang layaknya kaisar, memiliki racun seperti itu.

Perairan istana sangat dalam. Harimau serta serigala bercampur menjadi satu bersama ular dan tikus. Siapa yang menjadi pemenang belum tentu ada.

Shin Kaichen menoleh dan melihat Meng Lusi berdiri di ambang pintu, lalu melemparkan senyum. Mereka akan menjadi tetangga mulai sekarang dan bisa dekat dengan kedua anak itu ….

Semua barang dibereskan ke dalam rumah. Banyak warga desa yang penasaran dengan raja perang tapi tak berani mendekat. Mereka bahkan iri karena rumah baru itu begitu dekat dengan kediaman Meng Lusi.

Pada malam harinya, Meng Lusi membuat makan malam untuk kedua anaknya. Menu malam ini adalah pangsit rebus dengan kuah benih yang gurih dan segar, ditambah sayur hijau serta potongan daging sapi. Ada juga buah-buahan serta acar mentimun.

Di saat mereka makan malam, seseorang mengetuk pintu rumah.

“Bu, aku akan membukakan pintu,” kata Meng Shuya.

“Ya, hati-hati, jangan lari-lari.” Meng Lusi yang menikmati makanan di ruang makan pun tampak santai.

Meng Shuya mengangguk, pergi ke ruang depan dan membuka pintu. Melihat Shin Kaichen dengan jubah musim dinginnya, gadis kecil itu terkejut. Shin Kaichen melihat salah satu dari si kembar, ini harusnya Meng Shuya karena tidak ada gantungan giok identitas miliknya di pinggang.

“Paman! Apakah Paman mencari ibuku?” Meng Shuya melihat barang yang dibawa Shin Kaichen, tidak tahu apa itu.

“Ya, apakah ibumu ada?”

Meng Shuya tidak menjawab tapi langsung berteriak memanggil Meng Lusi. “Bu, paman tetangga datang ke pintu.”

Meng Lusi yang tengah makan terkejut dan buru-buru pergi. Ia lupa jika Shin Kaichen adalah seorang pangeran. Ketika dia menghampiri Meng Shuya, Shin Kaichen berdiri di ambang pintu. Tidak sopan untuk membiarkannya masuk karena khawatir ada gosip.

“Meng Lusi telah melihat Pangeran Chen.” Meng Lusi merendahkan tubuhnya. Seberapa enggannya dia untuk membungkuk, negara ini bukan zaman modern. Dia bukan lagi seorang kapten tim ketentaraan.

Shin Kaichen tidak memedulikan kesopanan nya. “Tidak perlu sopan di masa depan. Kita akan menjadi tetangga di masa depan. Aku mengantarkan makanan sebagai bentuk sapaan.”

Dia memberikan keranjang berisi beberapa makanan manis. Meng Lusi terkejut. Makanan ini harusnya dibuat oleh koki istana bukan?

“Kalau begitu tolong tunggu sebentar.”

Meng Lusi tak bisa menerimanya begitu saja. Dia pergi ke dapur dan mengemas sesuatu seraya mengembalikan keranjang. Memanfaatkan ibunya pergi, Meng Shuya menatap Shin Kaichen.

“Paman … apakah Paman sakit?” tanyanya ragu.

Shin Kaichen berjongkok agar tinggi badannya sejajar. Dia menyentuh kepalanya. “Ya, Paman memulihkan diri di desa ini. Jika ada waktu, datanglah ke rumah Paman untuk bermain.”

Tanpa diduga, Meng Shuya tertegun dan wajahnya memerah. Sentuhan di kepalanya sangat lembut dan besar.

Tak lama, Meng Lusi kembali dan menyerahkan keranjang itu padanya. “Tak ada makanan lain yang aku masak malam ini. Kebetulan aku membuat banyak sup pangsit. Semoga Pangeran menyukainya.”

“Tidak apa-apa. Masakanmu pasti enak. Aku masih ingat dengan ikan kukus hari itu.”

Keduanya tidak banyak bicara. Shin Kaichen segera pergi agar tidak digosipkan di hari pertama. Meng Lusi adalah ibu dua anak. Reputasinya akan buruk jika menyebar dan dituduh jikalau wanita itu merayu dirinya.

Bersabar saja dan dekati perlahan. Lagi pula, ini kesalahan pertamanya merusak wanita itu lima tahun lalu.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

mencari belahan jiwa yang hilang

2025-01-23

0

Bzaa

Bzaa

alon2 asal kelakon😘😁

2025-01-29

0

lily

lily

Pepet teruuussss

2024-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!