Serahkan Sendiri

Meng Lusi keluar rumah dan berlari mengitari halaman beberapa kali. Cuacanya masih dingin tapi ia akan berkeringat setelah berlari beberapa putaran. Sunni menjaga si kembar di ruangan lain yang masih tertidur saat ini.

Mengingat apa yang terjadi semalam, ia masih tidak bisa melupakannya. Bahkan sulit untuk acuh tak acuh. Hidup sebagai tentara wanita yang berlatih tanpa perbedaan pria atau wanita di ketentaraan, membuatnya kurang memahami tentang cinta.

Ketika dia diperkosa tahun itu, ia tak terlalu berpikir lebih. Bahkan jika ada anak sekalipun, ia tak berniat untuk membuang mereka. Sekarang pria yang memperkosanya tahun itu mengaku sendiri. Ia masih tidak bisa menduganya.

“Bisa-bisanya menjadi dia,” gumamnya.

Meng Lusi duduk di bawah pohon persik yang gundul, bersandar sejenak untuk melepas penat meski tanah bersalju sangat dingin. Matahari mulai terbit saat ini. Siapa yang tahu, sosok Shin Kaichen melompati pagar dan masuk ke halamannya.

“Lulu,” sapanya.

Meng Lusi melihatnya berjalan mendekat, mengerutkan kening. Seberapa bagusnya Shin Kaichen, tampaknya terlihat seperti penjahat yang suka merampok wanita.

“Kenapa kamu di sini?”

“Kita baru berpisah belum lama tapi kamu sudah melupakannya? Jahat sekali.” Shin Kaichen menunjukkan ekspresi sedikit terluka.

Jika Meng Lusi meminum air saat ini, ia pasti sudah lama menyemburkannya. “Bicaralah yang benar. Apa yang kamu lakukan di sini?”

Shin Kaichen tidak duduk, ia hanya berdiri tak jauh di depan Meng Lusi. Memakai jubah kerah bulu yang hangat dan sarung tangan, penampilannya terlihat elegan layaknya tuan muda.

“Aku hanya ingin melihatmu serta memastikan yang semalam.”

“Memastikan apa?”

“Memastikan jika semuanya bukan mimpi.”

Rona merah segera muncul di kedua pipi Meng Lusi. Entah karena kedinginan atau bukan, ia sedikit canggung saat memikirkannya. Haruskah memastikannya? Bukankah itu terjadi secara alami? Lebih tepatnya dia hampir diperkosa lagi,

Untungnya Shin Kaichen tidak mau membahas tentang apa yang terjadi semalam. Ia duduk di samping Meng Lusi. Mencoba untuk lebih akrab dengannya. Lalu mengeluarkan sebuah kotak kayu cendana yang tidak terlalu kecil dari saku lengan hanfunya.

“Ini yang sempat aku janjikan padamu. Kamu masih ingat tentang penemuan harta nasional yang hilang itu bukan? Orang-orangku sudah memeriksa dan mengumpulkannya. Aku mengambil beberapa perhiasan yang cocok untuk kedua anak itu.”

Meng Lusi melihat benda itu diberikan padanya, mau tidak mau terkejut, Sejujurnya ia sudah lupa tentang hal tersebut. Namun melihat dua pasang anting yang indah, ia membayangkan Meng Shilan dan Meng Shuya memakainya.

Tapi dengan cepat, Chen Sisi menutup kotak itu dan memberikannya kembali pada Shin Kaichen. Pria itu kebingungan dengan barang yang dikembalikan. Mengira jika Meng Lusi tidak mau menerimanya. Namun melihat rona merah di wajahnya yang tidak hilang, ia tak mengatakan apa-apa.

Tanpa melihat pria itu, Meng Lusi berkata. “Berikan benda itu sendiri pada mereka. Kenapa harus aku yang memberikannya? Ini bukan milikku,” ucapnya sedikit kaku.

“A-apa?” Shin Kaichen hampir tak mempercayai pendengarannya sehingga bertanya lagi.

Meng Lusi tidak mau menatapnya. Ia terlalu malu untuk melihat ekspresi pria itu dan segera bangkit untuk segera pergi.

“Aku berkata, berikan itu pada Xiaolan dan Xiaoya. Jika mereka benar-benar anakmu ….”

Ketika Meng Lusi berjalan menuju rumah, Shin Kaichen masih tertegun di tempat. Ia memegang kotak cendana merah, agak linglung kemudian menyadari apa artinya. Meng Lusi mengizinkannya untuk mengenali kedua anaknya? Meski tidak bisa langsung mengakui dirinya sebagai ayah pada kedua anak itu, ia masih bisa dekat dengannya.

“Ah … ternyata seperti itu,” gumamnya langsung terkekeh.

Kalau begitu, ia tak bisa begitu saja memberikan perhiasan pada si kembar. Harus dengan cara yang benar.

Meng Lusi tidak tahu apa yang dipikirkannya saat ini. Ia sudah pergi berendam air hangat di kamar mandi. Ia memikirkan apa yang baru saja dikatakannya pada Shin Kaichen. Kenapa ia mengatakan semua itu?

Memikirkan kedua putrinya yang akan tumbuh dewasa di masa depan, keberadaan ayah kandungnya akan lebih berarti. Belum lagi, ia tidak mau keduanya akan ditanyai siapa ayah kandung mereka saat waktunya tiba.

Identitas Shin Kaichen sangat bagus. Bukan karena Meng Lusi memanfaatkan identitas pria itu tapi … ia merasa Shin Kaichen bisa bertanggung jawab.

Setelah selesai membersihkan diri, Meng Lusi pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Terdengar tawa kedua anaknya dan juga … suara Shin Kaichen. Sunni sudah menunggu Meng Lusi di dapur dalam wujud manusianya.

“Dia ada di sini?” tanya Meng Lusi.

Sunni memegang pisau dan memotong daging ayam dengan rapi. “Benar. Tampaknya memberi kedua anak itu hadiah.” Ia teringat dengan kejadian semalam. “Sungguh, jika tahu bahwa tidur dengannya lebih bermanfaat, aku tidak akan menyarankanmu untuk mengolah aura ungu dari tubuhnya.”

Tanpa diduga, Meng Lusi menatapnya dengan ekspresi datar lalu tersenyum diam-diam. Sunni merasa firasat buruk akan datang. Perkataannya tidak salah. Ia sangat terkejut saat tahu Meng Lusi dan Shin Kaichen tidur bersama semalam. Bahkan aura ungu terkumpul banyak.

“Sunni, sudah lama aku tidak makan sup ular. Kudengar sup ular sangat bergizi untuk menyembuhkan penyakit,” ucap Meng Lusi memikirkan menu sarapan pagi ini.

Sunni sedikit merinding dan enggan untuk memotong daging ayam lagi. Kenapa wanita itu selalu suka mengancamnya dengan memakan daging ular?

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

wk wk wk, apakah Sunni cembokur?

2025-01-24

0

Oi Min

Oi Min

Meng Lusi cemburu ma Suni

2025-02-02

0

Anonymous

Anonymous

lanjutkan SOP ular

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!