Racun Dinginnya Pecah Lagi

Sunni sangat gembira hingga dia langsung meninggalkan tempat itu tanpa memedulikan Yang Bai yang melarikan diri.

Adapun Yang Bai, jelas sudah melarikan diri sejauh mungkin lalu kembali ke wujud manusianya yang pucat dan tidak sehat. Ia memuntahkan seteguk darah, bersandar di pohon besar yang ada di sampingnya.

Mata merahnya sedikit memancarkan aura kekejaman.

“Sepertinya aku harus memikirkan cara lain untuk menyerap aura mata air spiritual dari tubuh wanita itu. Tapi siapa pria itu? Kenapa auranya begitu mengerikan?” gumamnya.

Yang Bai membuka sedikit bajunya, melihat dadanya yang memiliki guratan-guratan merah sepertinya akar pohon. Tampak agak mengerikan.

Wajahnya menjadi lebih pucat. "Ini ... tanda kutukan. Kenapa aku memiliki tanda kutukan Klan Naga Bumi?"

Yang Bai masih mengingat Shin Kaichen. Pria itu jelas manusia dengan kekuatan seni bela diri. Tidak ada jejak keturunan Klan Naga Bumi sama sekali. Jadi bagaimana bisa memberikan kutukan ini padanya?

Apa yang harus dilakukannya sekarang? Kutukan sejenis ini sulit dihilangkan. Ia bahkan tak bisa menggunakan kekuatannya.

"Shin Kaichen, aku mengingatmu!" Yang Baik kini juga berniat melawan Shin Kaichen. Dia ingin tahu apa yang tersembunyi di tubuhnya.

Shin Kaichen, siapa kamu sebenarnya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Meng Lusi yang kembali ke rumah dengan kedua anaknya diantar oleh Shin Kaichen. Keduanya tampak canggung satu sama lain setelah kejadian yang cukup aneh hari ini.

Untungnya Meng Lusi tidak berniat untuk bicara banyak dengan Shin Kaichen. Setelah mengantarkan keduanya pulang, Shin Kaichen kembali dan sibuk bekerja lagi.

Dou Heng dan Lin Zhou menjadi bingung. Bukankah Meng Lusi dan Shin Kaichen baik baik saja sebelumnya?

"Ada apa dengannya?" Dou Heng menyikut tubuh Lin Zhou.

"Siapa yang tahu? Jangan menebak!" Lin Zhou juga ingin tahu, tapi tidak berani bertanya di saat kondisi Shin Kaichen seperti itu.

Pada akhirnya, mereka berdua hanya bisa mengamati diam-diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Menunggu sehari, awalnya Dou Heng dan Lin Zhou mengira Shin Kaichen akan menyapa Meng Lusi dan kedua anaknya. Tapi masih sibuk bekerja.

Menunggu dua hari, masih sama.

Setelah tiga hari, tidak ada perubahan.

Dan ... seminggu kemudian, Shin Kaichen menjadi orang yang gila kerja. Mengurus gulungan surat dari barak militer dan Istana Kekaisaran.

Sebagai raja perang, Shin Kaichen juga bertugas untuk mengatur anggaran pasukan, pasokan makanan serta latihan. Dia harus mengirim banyak penjelasan dan perintah melalui surat.

Bahkan Kaisar Shin sendiri sedikit khawatir dengan kondisi Shin Kaichen yang pindah ke pedesaan yang jauh.

Dou Heng dan Lin Zhou merasa penasaran. Bahkan sangat penasaran hingga rasanya tidak mau makan apa-apa.

Belum lagi, Meng Lusi juga tampaknya menjaga jarak dari mereka. Kedua anaknya dilarang untuk bermain jauh. Lin Zhou ingin menggoda si kembar. Sayangnya si kembar mematuhinya perkataan Meng Lusi.

Ada akhirnya, Dou Heng tidak sabar dan langsung menerobos rumah belajar sederhana Shin Kaichen.

"Kaichen! Sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dengan nona Meng? Kenapa kalian seperti pasangan yang berperang dingin?!"

Shin Kaichen tidak menatapnya sama sekali. Ia masih sibuk membaca buku. "Tidak ada masalah apapun."

"Jika tidak ada, kenapa tetangga yang dekat justru seperti musuh yang tidak mau saling menyapa?"

"Tidak perlu membahas ini sekarang." Shin Kaichen mendesah sedikit. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Apa yang dikatakannya ada Meng Lusi malam itu ... mungkin sedikit menyinggung perasaannya. Meng Lusi melahirkan dan merawat kedua anak itu tanpa takut dengan tuduhan orang-orang. Bahkan juga enggan menikah.

Malam itu, Shin Kaichen sedikit impulsif. Menggunakan anak-anak sebagai alasan untuk bertanggung jawab, menjadi ayah mereka dan lain sebagainya. Sebagai seorang ibu, Meng Lusi tentu saja pasti merasa tidak nyaman.

Menggunakan anak-anak sebagai alasan untuk mengajaknya menikah ... agak berlebihan.

Shin Kaichen juga memikirkannya selama beberapa hari terakhir ini. Ia bukannya tidak peduli, tapi tidak tahu harus berbuat apa.

Lin Zhou juga masuk dan mengatakan yang sebenarnya. "Apakah kamu tidak ingin memikirkannya sekarang? Tidakkah kamu tahu bahwa nona Meng sangat populer di desa? Bahkan jika dia seorang wanita dengan anak tanpa suami, kecantikannya sudah didambakan banyak pria."

Gerakan tangan Shin Kaichen terhenti saat membubuhkan tanda tangan. "Apakah ada yang terjadi selama seminggu terakhir?"

"Tidak ada selain beberapa kali kunjungan putra kepala desa."

Shin Kaichen mengerutkan kening. "Kepala desa memiliki banyak putra. Yang mana?"

Namun Lin Zhou mengangkat bahu dengan enteng. "Aku juga tidak tahu siapa. Aku malu untuk mengintip privasi orang."

Shin Kaichen terlihat tidak peduli lagi dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Namun tiba-tiba saja tubuhnya merasa tidak nyaman. Gerakan tangannya agak melemah dan wajahnya juga mulai pucat.

Kondisi ini, Shin Kaichen tahu yang terbaik. Racun dinginnya pecah lagi. Ia hampir lupa racun dinginnya akan pecah setiap satu minggu sekali. Tapi kenapa kali ini ... lebih dari seminggu baru muncul?

Telat beberapa daripada sebelumnya.

"Kaichen, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Lin Zhou saat melihatnya tampak tidak enak badan.

"Aku lelah. Kalian keluarlah dulu," jawab Shin Kaichen tidak mau merepotkan mereka.

"Baiklah kalau begitu."

Lin Zhou dan Dou Heng kembali ke tempatnya masing-masing. Barulah setelah itu, Shin Kaichen yang sudah hampir tak memiliki kekuatan untuk memegang buku, yang bersandar lemah. Wajahnya juga sedikit memerah.

Ketika racun dinginnya pecah, rasanya seperti ada efek obat musim semi. Ia membutuhkan wanita untuk menyembuhkannya. Namun dia lebih suka meminum obat untuk perawatannya.

Wanita yang ia sentuh hanya gadis lima tahun yang lalu. Hanya wanita itu saja.

"Meng Lusi," gumamnya.

Shin Kaichen membuka salah satu laci untuk mengambil obatnya. Tapi ketika laci dibuka, tidak ada apa-apa di dalamnya. Ia tertegun. Dan mencari di laci lain. Tapi tetap tidak ada.

Jelas sekali bahwa obatnya ia letakan di laci. Ia menghabiskan banyak waktunya di ruang belajar sehingga selalu menaruh oabt di laci. Dengan begitu saat gejala racun dinginnya kambuh lagi, ia bisa langsung mengambil obat.

Tapi kali ini ... ia lupa jika obatnya habis setelah meminumnya terakhir kali. Dia belum sempat meminta seorang alkemis untuk mengatur penawarnya.

"Sungguh malam yang sial," gumamnya.

Shin Kaichen sedikit tidak berdaya dengan tubuhnya yang terus diserang oleh racun dingin. Ia memikirkan Meng Lusi lagi. Kali ini ia tahu siapa yang ada di gua malam itu. Dan tidak ragu membayangkannya.

Namun di saat seperti ini, haruskah dia pergi ke sana?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Meng Lusi tidak tahu apa yang terjadi dengan Shin Kaichen malam ini. Ia sedang sibuk di kamar seorang diri, duduk bersila dan memejamkan mata. Selama beberapa hari terakhir, dia sibuk untuk mengolah aura ungu yang telah dikumpulkannya dari Shin Kaichen.

Sunni berkata jika aura ungu yang dikumpulkan sudah cukup untuk meningkatkan ruang mata air spiritual. Sedangkan untuk si kembar, Sunni mengurusnya. Ia berubah menjadi manusia selama beberapa saat, memasak, mencuci pakaian dan

Jadi selama beberapa hari terakhir, Meng Lusi mengunci diri di kamar. Si kembar dilarang untuk mendekat.

Meng Lusi belum menyadari jika malam ini dia kedatangan tamu tak diundang ....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Shin K datang ingin bertemu Meng Lusi karena Penyakitnya

2025-01-24

0

Anonymous

Anonymous

raja

2025-01-24

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemangat

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!