Aku Akan Bertanggung Jawab

Baik Meng Lusi dan Shin Kaichen buru-buru bangkit. Namun Meng Lusi kembali berwajah pucat dan terhuyung. Ia lupa jika kakinya masih sakit. Saat lari dalam keadaan panik tadi, ia mengabaikan rasa sakit di pergelangan kakinya yang bengkak.

Shin Kaichen segera menopang tubuhnya. “Aku akan membantu melihat keadaan kakimu.”

Seberapa enggannya Meng Lusi, ia memang tak bisa berjalan sendiri. Belum lagi rasa sakit di kakinya kini lebih parah daripada sebelumnya.

Awalnya Meng Lusi mengira jika Shin Kaichen akan membantunya berjalan perlahan. Tapi siapa tahu pria itu langsung membopongnya. Ia kaget dan hampir berteriak.

Ketika Dou Heng dan Lin Zhou mencoba untuk memeriksa setelah sekian lama tak ada gerakan apapun, terkejut melihat Shin Kaichen membopong Meng Lusi

“Ah … Kalian …” Dou Heng terkejut.

Shin Kaichen tidak memiliki waktu untuk memperhatikan mereka. Ia membawa Meng Lusi ke ruang tamu dan membiarkannya duduk di kursi panjang. Ia tidak bicara apapun dan langsung memeriksa kondisi pergelangan kakinya yang bengkak.

Ia kemudian menatap pelayan. “Ambilkan air es dan sapu tangan bersih,” katanya.

Pelayan itu sedikit membungkuk dan pergi menjalankan perintah. Tak lama kembali dengan barang yang diinginkannya.

Shin Kaichen membantunya mengompres bagian yang memar dan bengkak. “Kompres dengan air es akan meredakan pembengkakan.”

Tentu saja Meng Lusi juga tahu. Ia berniat untuk melakukannya ketika kembali ke rumah nanti. Si kembar telah selesai makan dan bertanya padanya, kenapa berteriak sebelumnya. Meng Lusi hanya bisa membuat alasan jika dia takut dengan tikus.

Untungnya Meng Shilan dan Meng Shuya tidak bertanya banyak. Dou Heng dan Lin Zhou membawa si kembar untuk membaca buku cerita bergambar. Tentu untuk membuat Shin Kaichen memiliki waktu mengobrol dengan gadis itu.

Seraya mengompres pergelangan kaki Meng Lusi, pria itu memberanikan diri untuk membahas masalah di kamar mandi tadi.

“Aku akan bertanggung jawab,” ucapnya.

Meng Lusi tertegun. Bingung. “Bertanggung jawab apa?” tanyanya.

“Tentang … di kamar mandi tadi. Itu … aku tak sengaja memelukmu. Biarkan aku bertanggung jawab.”

“Tidak perlu. Ini hanya tidak sengaja, kenapa begitu tertekan seperti baru saja tertangkap basah membunuh orang?”

Meng Lusi tidak tahu kenapa zaman kuno ini begitu ketat dengan aturan serta jarak antara pria dan wanita. Tak sengaja berpelukan, harus bertanggung jawab. Tak sengaja berpakaian sedikit seksi, dikatakan wanita tak tahu malu.

Sungguh mengerikan.

Shin Kaichen mengerutkan kening. “Raja ini tidak pernah menyentuh wanita mana pun. Kamu adalah yang pertama,” katanya seraya melihat wanita itu. “Tidakkah kamu ingin bertanggung jawab karena menyentuh raja ini?”

Ekspresi Meng Lusi menjadi sangat tidak menyenangkan. “Apa katamu? Siapa yang mengatakan bahwa aku adalah wanitamu sebelumnya? Kupikir tempatmu ini aman. Aku tidak tahu bahwa siluman bahkan bisa menyelinap masuk,” jelasnya.

Jangan mengira dia takut pada pria itu. Sebenarnya Meng Lusi hanya malas untuk berhadapan dengannya. Sudah cukup baginya membesarkan kedua anak. Kenapa harus repot mengurus cinta yang begitu rumit?

Lagi pula, Shin Kaichen adalah seorang pangeran. Tidak ada wanita saat ini. Bukan berarti tidak ada di masa depan. Satu selir, dua selir dan banyak selir akan masuk ke istananya. Meski pria itu sekarang mengalami infertilitas, wanita mana pun pasti masih mau bersamanya.

Shin Kaichen melihat Meng Lusi melipat kedua tangan di dada dengan tatapan tidak senang, mau tidak mau menekan sapu tangan dingin di memarnya. Meng Lusi berteriak kesakitan. Pria itu pasti sengaja melakukannya.

“Raja ini bahkan pertama kalinya melakukan hal kecil seperti ini untuk seorang wanita sepertimu. Pikirkanlah kembali. Tidak rugi bagimu untuk menjadi putri raja ini. Kedua anak itu juga akan memiliki status yang layak di masa depan,” jelasnya.

“Kamu! Sepertinya sifat aslimu mulai terlihat. Jadi kenapa harus berpura-pura ramah?”

Sepertinya Meng Lusi harus menjaga jarak dengan pria ini di masa depan. Pikirannya terlalu tidak jujur bahkan berani melibatkan topik anak-anaknya.

Shin Kaichen ingin tersedak sesuatu. Dia hampir hilang kendali lagi. Emosinya memang sedikit buruk dan dia selalu mengatakan segala sesuatu yang harusnya menjadi miliknya. Ia hampir melupakan niat awalnya untuk dekat dengan mereka.

“Maaf, aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya sedikit … tidak senang.”

Meng Lusi sungguh bisa mengerti emosi pria ini. Kadang ramah, bingung bahkan marah. Sekilas ia melihat rasa khawatir di matanya lalu tampak tidak berdaya. Kenapa ia merasa bahwa Shin Kaichen ini lebih mirip wanita. Terlalu banyak emosi bukan?

*

Sementara itu, Sunni yang sebelumnya membawa Yang Bai pergi, berhenti di dalam hutan. Melemparkan pria itu seperti membuang sampah, Sunni langsung mengikatnya dengan benang spiritual yang keluar dari ujung-ujung jarinya.

“Siluman jelek, katakan, bagaimana kamu tahu tentang mata air spiritual?” tanyanya penuh ancaman.

Yang Bai yang diikat kuat tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya mencoba menstabilkan kekuatannya yang sempat kacau. Menatap wanita cantik di depannya, ia sedikit tersipu. Tapi Yang Bai sama sekali tidak tertarik untuk menjalankan hubungan dengan binatang spiritual.

Pria itu tersenyum misterius. “Kenapa aku harus memberitahu mu? Bukankah normal jika aku tahu? Lagi pula, mata air spiritual adalah makanan bagi siluman seperti kami.”

“Makanan katamu? Siapa yang mengatakan jika mata air spiritual adalah  makanan? Apakah kalian bodoh?”

Sunni sangat terkejut dengan perkataan Yang Bai. Ia tahu mata air spiritual memang memiliki efek yang bagus ketika diminum. Bukan hanya itu, tapi juga bisa membuat tubuh menjadi sehat dan lebih cantik. Tapi tidak memiliki efek untuk membuat siluman menjadi lebih kuat setelah menyerapnya. Kecuali ….

Di saat Sunni sedang berpikir benang spiritual yang mengikat Yang Bai menjadi lebih longgar. Saat Sunni sadar kembali, pria itu sudah tidak ada. Ia melihat seekor ular putih kecil menyelinap pergi dengan cepat.

“Kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa!” Yang Bai melarikan diri.

Sunni menggertakkan gigi. “Ternyata siluman juga bekerja sama dengan klan penyihir! Hanya penyihir yang mampu mengubah fungsi mata air spiritual yang asli menjadi energi kultivasi.”

Jangan berharap klan penyihir atau siluman manapun bisa menyerap mata air spiritual di tubuh Meng Lusi. Selama dirinya, Sunni, masih hidup, tak ada yang bisa menyentuh tuannya!

“Tuan, kamu harus menjadi lebih kuat. Dengan begitu … mereka bukanlah apa-apa,” gumamnya.

Sunni rindu masa-masa dirinya kuat di masa lalu. Ruang mata air spiritual bukan sembarang artefak zaman kultivator, tapi juga senjata yang bisa menelan sebuah pulau. Sayangnya Meng Lusi terlalu lemah saat ini. Hanya dengan menyerap aura ungu di tubuh Shin Kaichen, ruang angkat ditingkatkan.

Tiba-tiba saja Sunni merasakan lonjakan energi yang besar di tubuhnya. Ia terkejut dan segera memeriksa sumber energi tersebut.

“Ini …” Sunni menebak jika energi yang sangat kuat itu berasal dari aura ungu di tubuh Shin Kaichen.

Mungkinkah Meng Lusi berhasil melakukan sentuhan kulit ke kulit lebih lama dengan pria itu?”

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semoga memg lusi bs bersatu dgn shin

2025-01-29

0

Anonymous

Anonymous

pasti sudah bersentuhan badam

2025-01-24

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!