Harta Nasional yang Hilang

Shin Kaichen memandang ular putih kecil yang ada di samping Meng Lusi. Ular itu menatapnya. “Bisakah dia bicara?” tanyanya pada Meng Lusi.

Adapun wanita itu, menatap Sunni. Haruskah memberitahu Shin Kaichen tentang keberadaan binatang spiritual?

Tapi tanpa diduga, Sunni sendiri yang memberitahu. “Tentu saja. Aku adalah ular putih spiritual. Jangan menganggap ku siluman di masa depan. Aku tidak serendah itu,” jawabnya.

“Apakah kamu juga yang membantu menakuti para pembunuh bayaran malam itu?”

Sunni berkata dengan bangga. “Tentu saja ini aku. Aku juga diminta oleh tuanku. Jika tidak, aku hanya suka menonton pertunjukan di samping.”

Ular itu sangat jujur. Membuat sudut mulut Meng Lusi dan Shin Kaichen berkedut ringan. Namun Shin Kaichen berterima kasih atas bantuannya malam itu. Ia segera membawa Meng Lusi keluar dari lubang dan membantunya membenarkan posisi kakinya yang terkilir.

Setelah itu, hewan buruan Meng Lusi diikat di tubuh kuda.

“Untuk lubang ini, aku akan meminta orang-orangku mengambilnya besok. Aku khawatir ini adalah harta nasional yang sudah lama hilang dan dicari.”

"Harta nasional yang sudah lama hilang?" Meng Lusi terkejut.

"Ya,  sudah lama sekali di generasi kakekku."

Karena kaki Meng Lusi terluka, Shin Kaichen membantunya untuk duduk di atas kuda. Lalu dia berada di belakangnya. Saat ini, posisi Meng Lusi seperti bersandar di dada bidang Shin Kaichen.

"Pegangan. Aku akan mempercepat perjalanan kembali."

Sebelum Meng Lusi bersiap, Shin Kaichen langsung menarik tali kuda untuk berlari meninggalkan hutan. Kuda itu meringkik dan berlari kencang ke arah sebelumnya.

"Ahh!" Meng Lusi terkejut dan langsung memeluk bahu Shin Kaichen. "Apakah kamu sengaja melakukannya?" tanyanya kesal.

Tentu saja Shin Kaichen sengaja melakukannya untuk membuat Meng Lusi berinisiatif menyentuh tubuhnya. Namun pria itu hanya tersenyum tanpa mau menjawabnya.

Embusan angin dingin menerpa tubuh keduanya. Salju ada di mana-mana dan kali ini hawanya lebih dingin karena langit sudah gelap.

Keduanya tidak banyak bicara sepanjang jalan. Ketika kembali ke rumah, Meng Shilan dan Meng Shuya sudah menunggu di ambang pintu.

"Ibu pulang! Ibu pulang!" Meng Shilan senang saat melihat Shin Kaichen kembali bersama Meng Lusi.

Dou Heng dan Lin Zhou yang khawatir sejak awal akhirnya menghela napas lega. Namun tampaknya ada yang salah dengan kondisi tubuh Meng Lusi.

"Ibu kalian mungkin terluka," kata Dou Heng pada si kembar.

Meng Lusi dibopong masuk ke rumah Shin Kaichen, menempatkan wanita itu di kursi panjang. Kakinya yang terkilir belum diobati. Bahkan kini sudah bengkak.

"Bu, apakah kamu baik-baik saja?" Meng Shuya menghampirinya dengan ekspresi cemas.

Meng Lusi tersenyum lembut dan sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit apapun. "Ibu baik-baik saja. Apakah kalian sudah makan malam?" tanyanya.

Mereka menggelengkan kepala. Dou Heng dan Lin Zhou sedikit bersalah. Seharusnya mereka meminta koki untuk membuatkan sesuatu. Sekarang Meng Lusi terluka. Pasti tidak bisa memasak untuk kedua anak itu.

Untungnya Shin Kaichen menyelamatkan keadaan. "Makan malam akan segera siap. Jangan khawatir. Biarkan aku melihat kakimu yang terkilir."

Sebelum Meng Lusi menolak, Shin Kaichen sudah duduk di dekat kakinya. Ia melepaskan sepatu wanita itu dan memeriksa kondisi bengkak pergelangan kakinya yang terkilir.

"Ini akan sakit saat aku membenarkannya kembali. Tahanlah."

Shin Kaichen mencoba untuk membenarkan posisi pergelangan kaki Meng Lusi yang terkilir.

Tentu saja Meng Lusi berteriak kesakitan. Wajahnya sedikit pucat hingga berkeringat dingin. Ia menggertakkan gigi, mencoba untuk tidak menakuti kedua anaknya.

"Sakit ... Pelan sedikit," gumamnya tidak berdaya.

Di telinga Shin Kaichen, suara Meng Lusi seperti rengekan malam pertama pengantin. Telinganya sedikit memerah, memikirkan kembali adegan lima tahun lalu.

Setelah kakinya baik-baik saja, Shin Kaichen mencoba mengalihkan pikirannya pada hal lain.

"Tinggal diobati saja. Tidak masalah."

"Terima kasih. Maaf merepotkanmu lagi," katanya.

"Bukan masalah besar."

Meng Lusi merasa kakinya tidak terlalu sakit seperti sebelumnya. Sekarang ia bisa berjalan walaupun agak pincang karena pembengkakan.

Dou Heng terkejut melihat bengkak di kakinya. "Ini sudah berapa lama? Kenapa bengkak? Bukankah hanya terkilir?”

“Sejak sore.”

“Tidak heran. Aku akan memanggil tabib terdekat yang ada di desa ini. Bagaimana pun juga harus diobati.”

Dou Heng segera pergi untuk memanggil tabib untuknya, sementara yang lain hanya bisa menunggu. Meng Shilan dan Meng Shuya melihat kaki ibu mereka yang membiru, mau tidak mau ingin menyentuhnya sedikit.

Namun Shin Kaichen menahannya. “Jangan, nanti tambah sakit.”

Tangan Meng Shilan yang terulur kembali ditarik. Ia hampir saja membuat ibunya kesakitan. Meng Lusi yang melihat ekspresi anak itu mau tidak mau menggelengkan kepala.

Tak lama, Dou Heng kembali dengan seorang tabib yang sebenarnya sudah Meng Lusi kenal. Tabib hanya meresepkan obat  untuk mengolesi bagian yang memarnya. Lalu pergi setelah Shin Kaichen membayar biayanya.

Makan malam sudah terlambat namun si kembar makan lebih dulu bersama Dou Heng dan Lin Zhou. Sedangkan Meng Lusi merasa tidak nyaman di seluruh tubuhnya. Ia ingin mandi. Pelayan di rumah Shin Kaichen sudah menyediakan air hangat untuk mandi. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Meng Lusi sedikit malu.

“Kamu bisa mandi dengan tenang. Jika ada apa-apa, panggil saja,” kata Shin Kaichen seraya menyerahkan pakaian Meng Lusi yang dikeluarkan Sunni sebelumnya.

“Ya.” Meng Lusi sedikit memerah dan akhirnya dibawa masuk ke kamar mandi dengan bantuan pelayan.

Sementara Shin Kaichen kembali ke ruang makan dan membahas tentang penemuan kemungkinan harta nasional yang telah lama hilang.

“Besok kalian akan ikut denganku dan memeriksa tempat itu.” Shin Kaichen menganggap masalah ini serius.

“Apakah emas dan perak yang pernah disembunyikan klan penyihir itu berhasil ditemukan? Apakah kamu tidak salah?” Lin Zhou terkejut dan dia membantu mengupas udang kukus untuk si kembar.

Dou Heng juga mengerutkan kening. “Kudengar sudah lebih dari lima puluh tahun sejak kejadian harta nasional yang hilang. Mungkinkah itu hanya harta pribadi yang tak sengaja disembunyikan oleh orang-orang dulu?”

“Tidak. Aku yakin itu adalah tempatnya. Tempat itu juga dilindungi oleh array kuno. Ini array kuno yang dibuat klan penyihir.”

“Paman, mungkinkah ibu jatuh ke lubang harta karun?” tebak Meng Shuya. “Apakah ada banyak di dalamnya?”

Shin Kaichen tersenyum padanya. “Kamu sangat pintar.” Anak ini memang suka uang, pikirnya.

“Lalu bagaimana sekarang? Kamu meninggalkannya begitu saja? Bukankah akan bahaya jika diketahui oleh pihak lain?” Dou Heng kini khawatir.

“Jangan khawatir, aku sudah menutupi tempat itu dengan array lagi secara diam-diam.” Shin Kaichen makan sup tahu putih.

Tiba-tiba saja terdengar teriakan nyaring dari arah kamar mandi yang dimasuki Meng Lusi sebelumnya. Mereka terkejut. Shin Kaichen segera bangkit dan pergi dengan langkah lebar untuk memeriksa. Dou Heng dan Lin Zhou saling melirik.

“Itu suara ibu. Aku ingin melihat ibu,” kata Meng Shuya.

Dou Heng memikirkan sesuatu dan menahan anak itu. “Tidak, tunggu di sini. Paman Shin akan memeriksanya. Jangan khawatir. Ini rumah paman, tidak akan ada masalah apapun,” jelasnya.

Terpopuler

Comments

Erika Fata

Erika Fata

dou n lin tau aja pikiran mereka/Facepalm/

2025-02-18

0

Anonymous

Anonymous

inget nih ye wik.. wik.. wiknya

2025-01-24

0

Anonymous

Anonymous

ada apa ya? dan nanti terlihatlah tanda di dadanya Meng Lusi

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Melintasi Zaman Kuno
2 Tak Ada Dalam Sejarah
3 Menjadi Ibu Muda
4 Wanita Malam Itu
5 Dipastikan Itu Dia!
6 Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7 Tetangga Baru dari Ibu Kota
8 Keduanya adalah Anakku
9 Legenda Ular Putih
10 Bergaul Dengan Tetangga
11 Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12 Kekuatan Supernatural
13 Shin Kaichen Menyusul
14 Harta Nasional yang Hilang
15 Aroma Mata Air Spiritual
16 Aku Akan Bertanggung Jawab
17 Racun Dinginnya Pecah Lagi
18 Pria Malam Itu
19 Sulit Mendapatkan Hatiku
20 Serahkan Sendiri
21 Pemburu Siluman
22 Kembali Bertemu
23 Berburu Siluman
24 Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25 Penculikan
26 Si Kembar Milik Raja Perang
27 Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28 Kesepakatan
29 Menjadi Lebih Terbuka
30 Tidak Serumit Itu
31 Bakat Langka
32 Musuh Sesama Siluman
33 Keberanian Seorang Anak
34 Ketakutan Pada Seorang Anak
35 Rumor
36 Kembali Ke Rumah
37 Tidak Perlu Mencari
38 Kebahagiaan Kaisar
39 Ramalan Bintang Kembar
40 Bintang Kembar di Langit
41 Harapan Dan Ancaman
42 Tamu yang Tak Terduga
43 Panggil Aku, Kakek!
44 Shin Kaichen yang Kesal
45 Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46 Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47 Datang Ke Desa Awan
48 Bertemu Bintang Kembar
49 Siapa yang Paling Tangguh
50 Tugas Pemburu Penyihir
51 Menguji Aura Bintang Kembar
52 Tidak Perlu Khawatir
53 Bergabung
54 Mencurigai Keluarga Yan (1)
55 Mencurigai Keluarga Yan (2)
56 Keanehan Muncul
57 Meningkatkan Kekuatan Ruang
58 Bergabung Dengan Penyihir
59 Mulai Melatih Bintang Kembar
60 Tiba-tiba Pingsan
61 Kedatangan Pria Tua Aneh
62 Menjadi Guru Si Kembar (1)
63 Menjadi Guru Si Kembar (2)
64 Pindah Ke Ibu Kota
65 Perjalanan Ke Ibu Kota
66 Mengejutkan Banyak Orang
67 Bintang Kembar?
68 Bos Pembunuh Bayaran
69 Lagi-lagi Ular Putih Itu
70 Sunni Membuat Kekacauan
71 Turun Tangan Sendiri
72 Mengunjungi Menara Api
73 Bukan Wanita Biasa
74 Kelompok Penyihir Bergerak
75 Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76 Meng Shuya yang Peka
77 Mirip Dengan Nenek
78 Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79 Kegagalan
80 Sihir Boneka
81 Feng Du
82 Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83 Ratu Yan Berhati-hati
84 Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85 Anak-anak yang Hilang
86 Menjual Jiwa
87 Jatuh Sakit dan Hilang
88 Perpisahan Sementara
89 Dikejar Pembunuh Bayaran
90 Penculikan
91 Menjadi Sandera
92 Pangeran Dari Timur
93 Terkena Racun Penyihir
94 Gigitan Tidak Sengaja
95 Mengetahui Fakta Dari Sunni
96 Sunni Membantu An Ding
97 Ratu Yan Bergerak
98 Kembali Ke Ibu Kota
99 Guru Mencari Muridnya
100 Menjadi Kambing Hitam
101 Mengancam Shin Kaichen
102 Diselamatkan
103 Waktunya Tidak Banyak Lagi
104 Pengorbanan An Ding
105 Pengecut!
106 Berkumpul Kembali
107 Mengorbankan Keluarga Yan
108 Keluarga Yan Hancur
109 Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110 Hancur nya Segel Kutukan (1)
111 Hancur nya Segel Kutukan (2)
112 Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113 Kembali ke Zaman Modern
114 Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Melintasi Zaman Kuno
2
Tak Ada Dalam Sejarah
3
Menjadi Ibu Muda
4
Wanita Malam Itu
5
Dipastikan Itu Dia!
6
Tetangga Baru dari Ibu Kota (1)
7
Tetangga Baru dari Ibu Kota
8
Keduanya adalah Anakku
9
Legenda Ular Putih
10
Bergaul Dengan Tetangga
11
Bergaul Dengan Kedua Putrinya
12
Kekuatan Supernatural
13
Shin Kaichen Menyusul
14
Harta Nasional yang Hilang
15
Aroma Mata Air Spiritual
16
Aku Akan Bertanggung Jawab
17
Racun Dinginnya Pecah Lagi
18
Pria Malam Itu
19
Sulit Mendapatkan Hatiku
20
Serahkan Sendiri
21
Pemburu Siluman
22
Kembali Bertemu
23
Berburu Siluman
24
Sisi Shin Kaichen yang Luar Biasa
25
Penculikan
26
Si Kembar Milik Raja Perang
27
Menyiksa Tapi Tidak Ada Bukti
28
Kesepakatan
29
Menjadi Lebih Terbuka
30
Tidak Serumit Itu
31
Bakat Langka
32
Musuh Sesama Siluman
33
Keberanian Seorang Anak
34
Ketakutan Pada Seorang Anak
35
Rumor
36
Kembali Ke Rumah
37
Tidak Perlu Mencari
38
Kebahagiaan Kaisar
39
Ramalan Bintang Kembar
40
Bintang Kembar di Langit
41
Harapan Dan Ancaman
42
Tamu yang Tak Terduga
43
Panggil Aku, Kakek!
44
Shin Kaichen yang Kesal
45
Kelompok Pemburu Penyihir (1)
46
Kelompok Pemburu Penyihir (2)
47
Datang Ke Desa Awan
48
Bertemu Bintang Kembar
49
Siapa yang Paling Tangguh
50
Tugas Pemburu Penyihir
51
Menguji Aura Bintang Kembar
52
Tidak Perlu Khawatir
53
Bergabung
54
Mencurigai Keluarga Yan (1)
55
Mencurigai Keluarga Yan (2)
56
Keanehan Muncul
57
Meningkatkan Kekuatan Ruang
58
Bergabung Dengan Penyihir
59
Mulai Melatih Bintang Kembar
60
Tiba-tiba Pingsan
61
Kedatangan Pria Tua Aneh
62
Menjadi Guru Si Kembar (1)
63
Menjadi Guru Si Kembar (2)
64
Pindah Ke Ibu Kota
65
Perjalanan Ke Ibu Kota
66
Mengejutkan Banyak Orang
67
Bintang Kembar?
68
Bos Pembunuh Bayaran
69
Lagi-lagi Ular Putih Itu
70
Sunni Membuat Kekacauan
71
Turun Tangan Sendiri
72
Mengunjungi Menara Api
73
Bukan Wanita Biasa
74
Kelompok Penyihir Bergerak
75
Takdirnya Tidak Ada di Dunia Ini
76
Meng Shuya yang Peka
77
Mirip Dengan Nenek
78
Kemungkinan Akan Lahir Kembali
79
Kegagalan
80
Sihir Boneka
81
Feng Du
82
Jamuan Ulang Tahun Kaisar
83
Ratu Yan Berhati-hati
84
Rahasia Kelahiran Shin Muyue
85
Anak-anak yang Hilang
86
Menjual Jiwa
87
Jatuh Sakit dan Hilang
88
Perpisahan Sementara
89
Dikejar Pembunuh Bayaran
90
Penculikan
91
Menjadi Sandera
92
Pangeran Dari Timur
93
Terkena Racun Penyihir
94
Gigitan Tidak Sengaja
95
Mengetahui Fakta Dari Sunni
96
Sunni Membantu An Ding
97
Ratu Yan Bergerak
98
Kembali Ke Ibu Kota
99
Guru Mencari Muridnya
100
Menjadi Kambing Hitam
101
Mengancam Shin Kaichen
102
Diselamatkan
103
Waktunya Tidak Banyak Lagi
104
Pengorbanan An Ding
105
Pengecut!
106
Berkumpul Kembali
107
Mengorbankan Keluarga Yan
108
Keluarga Yan Hancur
109
Serangan Jiwa Leluhur Penyihir
110
Hancur nya Segel Kutukan (1)
111
Hancur nya Segel Kutukan (2)
112
Tidak Bisa Melawan Hukum Langit
113
Kembali ke Zaman Modern
114
Dipertemukan Oleh Takdir (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!